Wongsolo, Wong Keraton, Wong Timasan Wayangan Setiap Rabu Legi
Karangan bunga ucapan dukacita dari Puspo Wardoyo owners Kali Pepe Land ada diantara ratusan yang mewarnai jalan kampung Timasan. Foto : Yani
GUGAT news.com SUKOHARJO
Kepada GUGAT news.com, melalui ponsel hp nya, beliau Kangjeng Gusti Pangeran Haryo KGPH Puger, salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang juga merupakan adik kandung Sinuhun PB XIII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang bertahta saat ini, menceritakan seputar pertemuan semasa hidupnya bersama dalang kondang Ki Ageng H KRT Anom Suroto Lebdo Nagoro bersama dirinya dan Puspo Wardoyo. Wongsolo Grup, wong Keraton dan wong Timasan. Gayeng sudah suasana.
"Beberapa tahun lalu, setiap selapanan atau 35 hari yang jatuh pada Rabu Legi, sahabat sekolah saya saat di SMA negeri 4 Solo, Puspo Wardoyo owners Ayam Bakar Wongsolo Grup, Saya sebagai orang Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Mas Dalang Kondang Ki Ageng H KRT Anom Suroto Lebdo Nagoro, selalu bertemu di Ndalem nya Mas Anom Ndalem Timasan untuk menyaksikan langsung pakeliran yang digelar oleh Mas Bayu, anaknya Ki Ageng H KRT Anom Suroto Lebdo Nagoro. Kami bertiga bercerita sambil melihat dan mendengar keliran wayang Mas Bayu hingga larut malam," tutur KGPH Puger tertawa.
Dimaksudkan sebagai Wong atau orang Solo, Puspo Wardoyo, sedangkan Gusti Puger panggilan akrab KGPH Puger dikenal dari orang Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, sedangkan wong Timasan pemilik rumah budaya pada Kampung Timasan, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, ya Ki Ageng H KRT Anom Suroto Lebdo Nagoro. Bertiga ini tampak kompak selalu manakala setiap Rabu Legi nan bertemu di Pakeliran Ki Bayu Aji. Menariknya, ketiganya saat bertemu selalu tidak terlupakan bicara masalah seputar wanita dan poligami. Menarik bukan?
Sehingga tidaklah mengherankan lagi, jika Puspo Wardoyo yang dikenal sebagai Pioneer Kulineran, tentu bisa dipastikan lagi setiap pertemuan Rabu Legi nan di Ndalem Timasan milik Ki Ageng H KRT Anom Suroto itu selalu membawa ratusan nasi kotak serta produk Makanku makanan sehat siap saji masa kini yang biasa untuk melayani katering jamaah haji dan umrah. Saat itu pula, disela sela gelaran wayang kulit Ki Bayu Aji memasuki waktu goro Goro atau limbukan, guyon maton diselingi iklan pariwara Makanku. Puspo Wardoyo pun tampil di panggung untuk bicara tentang Makanku dengan segala keistimewaan makanan sehat siap saji masa kini nya.
Belakangan begitu ada kabar Ki Ageng H KRT Anom Suroto Lebdo Nagoro jatuh sakit, sekaligus kesibukannya masing masing, sehingga pertemuan Rabu Legi nan setiap 35 hari mulai jarang. Bahkan sampai wafatnya Dalang Kondang Ki Ageng H KRT Anom Suroto Lebdo Nagoro pada Kamis pagi sekitar pukul 07.00 WIB (23/10) ketiganya sudah jarang bertemu, Wongsolo, Wong Keraton dan Wong Ndalem Timasan. Puspo Wardoyo, KGPH Puger dan Ki Ageng H KRT Anom Suroto Lebdo Nagoro.
"Saya jarang sekali ketemu Mas Anom dast ada kabar jatuh sakit, saya sendiri juga sibuk dengan budaya, tapi kalau Wongsolo, Puspo Wardoyo masih terkadang bertemu. Mungkin karena satu sekolah di SMA negeri 4 Solo,"ujar KGPH mengakhiri obrolan nya lewat hp dengan GUGAT news. #Yani.




