JPKL Akan Terus Mengedukasi Masyarakat Tentang Bahayanya BPA

Februari 11, 2021
Kamis, 11 Februari 2021


GUGAT news.com. JAKARTA. Perkumpulan Jurnalis Peduli Kesehatan dan Lingkungan (JPKL) akan terus memberi peringatan dan mengedukasi masyarakat betapa bahayanya BPA (Bisphenol-A). 

BPA (Bisphenol-A), adalah senyawa yang berfungsi menghasilkan plastik polikarbonat. Bertujuan membuat jenis plastik kuat, ringan, dan terlihat bening. Namun berdasarkan penelitian ditengarai berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

“Tidak ada toleransi terhadap kemasan mengandung BPA yang dapat mencelakakan kesehatan bagi bayi, balita dan janin pada ibu hamil,” ujar Ketua Umum Jurnalis Peduli Kesehatan dan Lingkungan (JPKL), *Roso Daras,* kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (10/02/2021).

Sebelumnya pihak JPKL telah menyampaikan usulan dan melakukan pertemuan dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), di Gedung F lantai 2 Kantor BPOM, Jakarta, Kamis (04/02/2021) lalu.

Dalam pertemuan tersebut JPKL menyampaikan tentang perlunya pencantuman peringatan bahaya BPA pada kemasan plastik dalam hal ini galon pakai ulang yang mengandung BPA.


Roso Daras. Ketua Umum Jurnalis Peduli Kesehatan Dan Lingkungan. Foto : Edk.


Pihaknya, kata Roso lagi, juga telah melakukan pendekatan ke Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI. “Sebab kedua lembaga ini memiliki otoritas yang mensyaratkan adanya pelabelan pada kemasan tersebut,” ungkapnya.
 
Sejumlah Negara maju yang sudah melarang penggunaan plastik BPA untuk kemasan makanan dan minuman.  Media mainstream nasional maupun internasional dan jurnal ilmiah yang beredar, telag mengulas bahwa BPA sangat berbahaya. Terutama bagi bayi, balita dan janin pada ibu hamil.

“Itu sebabnya perjuangan JPKL akan terus berlanjut sampai pihak yang berwenang benar-benar mencantumkan label bagi galon guna ulang yang mengandung BPA,” tegas Roso. 

Dengan adanya pemberian label tersebut, kata Roso, air dalam kemasan isi ulang yang wadahnya mengandung BPA tidak dikonsumsi oleh bayi, balita, dan janin pada ibu hamil.

Botol susu bayi sudah diwajibkan terbebas dari BPA karena bersentuhan langsung. Air yang digunakan mencampur susu bubuk juga harus terbebas dari bahan yang mengandung BPA. 

“Kalau botolnya sudah free BPA tapi airnya dari galon yang belum free BPA hal itu jelas sangat berisiko," pesan Roso Daras untuk berhati hati. 


*Bahaya BPA Bukan Hoax*
Roso menegaskan, bahaya BPA itu bukan hoax. “Siapa yang berani menjamin dan bertanggung jawab jika bayi, balita dan janin yang dicekoki air dari galon yang mengandung BPA akan aman-aman saja,” ungkapnya.

Bahaya terpapar BPA dapat mengakibatkan terganggunya hormonal, perkembangan organ tubuh dan perilaku, serta gangguan kanker di kemudian hari. 

“Dasarnya adalah hasil penelitian para ahli di bidang kesehatan. Peringatan tentang bahaya BPA bukan hanya isapan jempol belaka,” ujar Roso.  

Di sebagian besar Negara maju telah melarang penggunaan BPA. Tahun 2008 misalnya, Kanada menempatkan larangan terbatas penggunaan BPA, serta mengklasifikasikannya sebagai zat beracun. 

Tahun 2010 berdasarkan The Law 2010 - 729 of June 2010, pemerintah Perancis melarang kemasan minuman botol bayi yang mengandung BPA diproduksi, diimpor, diekspor dan penempatannya di pasaran. 

Selanjutnya terjadi amandemen di tahun 2012 (Law No. 2012 - 1442 of 24 December 2012) yang memperluas ruang lingkup pelarangan mencakup semua kemasan, wadah, atau perkakas yang mengandung BPA.


Tahun 2015, dilakukan amandemen kembali dengan Constitutional Council Decision No.2015 - 480 QPC of September 2015 yang memperkuat pelarangan BPA untuk seluruh kemasan pangan yang kontak langsung dengan pangan. 

“Asia, termasuk Indonesia juga telah melarang penggunaan kemasan polikarbonat yang mengandung BPA yang secara langsung bersentuhan dengan wadah atau tempat makanan yang dipergunakan untuk konsumsi bayi, contohnya botol susu bayi dan balita,” terang Roso. 

Tahun 2010, BPOM mengeluarkan leaflet mengenai keamanan botol susu bayi. Dan di tahun 2014, BPOM mengeluarkan peraturan mengenai kemasan pangan dan mengatur mengenai migrasi BPA pada kemasan plastik polikarbonat. “Tapi kenapa peraturan ini direvisi kembali di tahun 2019. Harusnya maju bukan mundur, " ujar Roso.


MakanKu Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini Solusi Di Saat Pandemi Covid-19. 0811 6053 553.
---------------------------------------------------------------
Masih menurut penjelasan Roso, tahun 2013, Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia melakukan suatu kajian Sitematis Dampak Pajanan Bisphenol A (BPA) terhadap sistem reproduksi dan perkembangan manusia. Kesimpulan yang dapat diambil dalam kajian itu adalah BPA berdampak buruk terhadap organ reproduksi manusia. 

Tentang bahaya BPA sudah jelas. Botol susu bayi pun tidak boleh menggunakan bahan mengandung BPA. Pertanyaannya kenapa di galon guna ulang masih ada toleransi BPA bagi bayi, dan janin pada ibu hamil.  Padahal semestinya tetap free BPA,” ujarnya./*** Eddie Karsito.


Instagram @makankureadymeal dan YouTube MakanKu ReadyMeal.
               °°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°




                      °°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°



Thanks for reading JPKL Akan Terus Mengedukasi Masyarakat Tentang Bahayanya BPA | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS