Featured Post

Kali Pepe Land Jadi Tujuan Komunitas Mobil

 Ratusan mobil Mercedes Benz parkir di area Kali Pepe Land GUGAT news.com BOYOLALI  Minggu sore (17/3) menjelang dikumandangkannya adzan Mag...

Kali Pepe Land Jadi Tujuan Komunitas Mobil

Maret 19, 2024


 Ratusan mobil Mercedes Benz parkir di area Kali Pepe Land

GUGAT news.com BOYOLALI 

Minggu sore (17/3) menjelang dikumandangkannya adzan Maghrib pertanda dimulainya berbuka puasa, tampak ratusan Mobil Mercedes Benz dari berbagai jenis dan tahun pembuatannya memenuhi ruang perparkirannya Kali Pepe Land, destinasi wisata air yang ada di Kampung Gagak Sipat, Ngemplak, Boyolali itu.

Sepertinya wajar saja kalau area perparkiran yang begitu luas di Kali Pepe Land itu menjadikan semacam jujugan, tujuan untuk kumpulan komunitas baik itu mobil maupun motor. Seperti saat itu, setidaknya ada ratusan Mobil Mercedes Benz kumpul di Kali Pepe Land dengan menggelar acara bakti sosial sekaligus buka bersama.

Selain lokasi parkir sangat memadai untuk kegiatan acara berskala besar, Hall Kali Pepe Land pula mampu menampung ribuan pengunjung, 10-15 ribu orang. Belum lagi panggung nya yang berukuran luas, peralatan hiburan musik pun berkelas nasional termasuk tata ruang sorot lampunya. Intinya, lengkap sudah apa yang menjadikan keinginan penyewa untuk keperluan acara besar.

"Sebenarnya ini Kali Pepe Land belum resmi kami buka, masih banyak pembangunan yang baru kita kerjakan. Semacam penginapan, hotel syariah, area kulineran keluarga, wisata air dan masih banyak lagi lainnya. Hanya saja, untuk Hall Kali Pepe Land ini siap untuk disewa jika mau ada gelaran akbar," jelas Puspo Wardoyo owners Kali Pepe Land disela-sela Bukber Bersama Komunitas Mercy.

Hall Kali Pepe Land, lanjut Puspo Wardoyo yang juga owners Ayam Bakar Wongsolo Grup serta founder Makanku ini, bisa disewa untuk perhelatan pernikahan, pengajian akbar, dakwah atau acara kumpul-kumpul komunitas apa saja, mobil, motor, seperti sekarang ini Buka Puasa Bersama Komunitas Mobil Mercedes Benz se Soloraya, Jogjakarta dan Jawa Tengah.

" Acara bakti sosial dan buka puasa bersama komunitas Mobil Mercedes Benz ini merupakan kali pertama di Hall Kali Pepe Land. Bisa jadi acara ini sekaligus yang menjadikan cikal bakal dibuka nya Hall Kali Pepe Land, untuk itu kami persilakan Mercy bisa membuat acara di sini pada setiap bulannya dan gratis, tidak perlu sewa Hall Kali Pepe Land," janji Puspo Wardoyo. #Vin


Kali Pepe Land Gelar Bukber Bersama Komunitas Mercy

Maret 18, 2024


 Ratusan mobil Mercedes Benz diberangkatkan dari D'colomadu menuju Kali Pepe Land. Foto : Yani

GUGAT news.com KARANGANYAR

Minggu sore (17/3) ratusan mobil Mercedes Benz yang semula parkir di area D'colomadu satu persatu diberangkatkan untuk menuju ke Kali Pepe Land. Mereka dari komunitas Mobil Mercedes Benz se Soloraya, Jogjakarta dan Jawa Tengah.

Diprakarsai oleh dua pengusaha sukses asal Solo Puspo Wardoyo, owners Ayam Bakar Wongsolo Grup, Makanku serta Kali Pepe Land bersama owners D'Lawu Dr H Katno Hadi menggelar acara bertajuk All Stars Mercedes Benz Solo, Jogjakarta dan Jawa Tengah Buka Puasa Bersama di Kali Pepe Land.

Puspo Wardoyo dan Dr H Katno Hadi kedua pengusaha sukses asal Solo 

Bukan hanya itu saja, kegiatan bakti sosial untuk memberikan santunan kepada beberapa yayasan Islam tak luput dari kegiatan mereka. Pastinya tidaklah ketinggalan pula kegiatan yang berkaitan dengan bulan suci Ramadhan. Dari Bukber, shalat jamaah Maghrib yang dilanjutkan shalat berjamaah Isya dan Taraweh.

Selesai shalat berjamaah Taraweh, meski sedikit gerimis acara hiburan pun tetap dilangsungkan di Hall Kali Pepe Land yang mampu menampung 10-15 ribu pengunjung itu. "Kali Pepe Land resmi belum dibuka, namun boleh disewa untuk perhelatan akbar," terang Puspo Wardoyo disela acara panggung hiburan.

Nantinya, tambsh Puspo Wardoyo, Silakan Hall Kali Pepe Land ini disewa untuk kegiatan besar, semacam pengajian akbar, dakwah, pernikahan atau acara komunikasi seperti sekarang ini. All Stars Mercedes Benz Berbuka puasa bersama. Sekalian menunggu selesainya pembangunan.

"Khususnya bagi komunitas Mobil Mercedes Benz boleh pada setiap bulannya mengadakan event di Kali Pepe Land dan gratis. Masalah event organizer, EO Pak Haji Katno ini jagonya. Biar nanti di gelar lagi oleh beliau," ujar Puspo Wardoyo yang turut diiyakan H Katno yang ada di sampingnya.

Sedangkan Dr H Katno Hadi, menegaskan jika nantinya Kali Pepe Land akan dibuat sebagai wisata dan kuliner terlengkap di Soloraya. Bahkan begitu turun dari bandara Adi Soemarmo, penumpang bisa langsung ke lokasi wisata Kali Pepe Land.

"Bukan hanya kulineran dan penginapan, Kali Pepe Land akan persiapkan ruangan khusus untuk meeting room, rapat bahkan mau wisata keliling Soloraya, kami siapkan armada sekaligus pemandu wisatanya," jelas Haji Katno Hadi.

Adalah kegiatan All Stars Mercedes Benz se Soloraya, Jogjakarta dan Jawa Tengah Berbuka puasa bersama di Kali Pepe Land dan kegiatan sosial ini merupakan kali pertama nya menggunakan Hall Kali Pepe Land. Sehingga oleh Puspo Wardoyo owners Kali Pepe Land senantiasa menggratiskan setiap acara yang di gelar komunitas Mobil Mercedes Benz. #Yani


Dr H Katno Hadi: Pilkada Nanti Dulu

Maret 18, 2024

   Dr H Katno Hadi banyak dilirik partai untuk maju Pilkada Solo.

GUGAT news.com BOYOLALI

Disela-sela kegiatan sosial dan buka bersama All Star Mercedes Benz, Mercys club Solo, Jogjakarta dan Jawa Tengah di Kali Pepe Land pada Minggu (17/3) sore, owners D'Lawu ini, Dr H Katno Hadi hanya tersenyum menanggapi apa yang menjadikan pertanyaan wartawan tentang seputar Pilkada Solo.

"Jangan dulu membicarakan Pilkada Solo, pilwalkot menggantikan Mas Gibran Rakabuming Raka. Kita konsentrasi kegiatan hari ini dulu, Bukber Bersama owners Kali Pepe Land, Pak Puspo Wardoyo dengan komunitas Mobil Mercedes Benz," pintanya kepada puluhan awak media.

Yang pasti, lanjut Haji Katno, panggilan akrab Dr H Katno Hadi, dirinya sudah banyak mengantongi nama nama partai yang hendak mengusungnya. Hanya saja, belum saatnya disampaikan kepada khalayak umum. Pastinya 

 "Nanti saja, kalau sudah saatnya ya harus diutarakan. Ini konsentrasi kegiatan dengan puasa. Fokus puasa dulu, nantinya malahan batal karena banyak ngrasani. Nanti setelah lebaran saja bicaranya Pilkada," ujar Haji Katno sambil tertawa.

Disinggung masalah sudah ada beberapa partai politik yang berniat meminang untuk maju Pilkada, Kanjeng Pangeran Dr Katno Hadi hanya menjawab singkat," Banyak!" Koalisi Indonesia Maju kah? Lagi lagi Kanjeng Pangeran itu hanya tertawa.

Lain halnya manakala disinggung dengan rencana kerjasama dengan owners Ayam Bakar Wongsolo Grup, Makanku serta pemilik Destinasi Wisata air Boyolali, Kali Pepe Land, langsung menjawab serius. "Alhamdulillah...ya, kami selalu kerjasama terus."

Dalam kesempatan itu, Dr H Katno Hadi mengungkapkan jika nantinya di Kali Pepe Land akan dibangun penginapan, tempat meeting, rapat, resto. Intinya kulineran. "Begitu turun dari bandara, bisa langsung nginap di Kali Pepe Land. Nanti semuanya ada di Kali Pepe Land," promosinya tentang Kali Pepe Land. #Yani.



Gusti Puger Buka Puasa Di Angkringan

Maret 17, 2024


 Gusti Puger menikmati nasi goreng berbuka puasa. Foto : Yan

GUGAT news.com SUKOHARJO.

Bisa jadi, salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ini cukup istimewa dan lain dari puluhan saudaranya. Bagaimana tidak, sekalipun disegani dan dihormati di berbagai tempat lantaran merupakan salah seorang putra raja, namun beliau tetap saja andhap asor, ramah, santun dan juga menghormati sesama.

Ya, beliau adalah Gusti Pangeran Haryo (GPH) Puger yang akrab disapa Gusti Puger ini penampilannya sederhana, bersahaja, menariknya lagi sangat familiar, merakyat dengan siapapun. Seperti malam itu, Sabtu (16/3) beliau tampak santai menikmati hidangan berbuka puasa di warung angkringan atau wedangan Subur yang ada di Kampung Banaran, Grogol, Sukoharjo.

" Nggih Gusti, oh ya Gusti. Kok kelihatan santai di angkringan. Sedang berbuka puasa nggih Gusti?" sapa GUGAT news yang kebetulan juga tengah berbuka di Wedangan Subur. "Nggih, buka yang kedua," jawab Gusti Puger.

Tak berapa lama, begitu selesai makan nasi mawut, nasi sayuran yang dimasak dengan mie, langsung ngobrol dengan GUGAT news masalah seputar puasa di keraton semasa kecil beliau. Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan mereka anak anak anak pada saat itu.

" Masalah angkringan atau wedangan, sebenarnya dari sejak kecil saya sudah biasa. Karena di dekat keraton dan masih berada di dalam tembok Benteng Baluwarti juga ada wedangan. Keluarga besar kami, kakak dan adik juga sering wedangan di dekat keraton," terang Gusti Puger.

Sehingga sampai kini, lanjut Gusti Puger, dirinya merasa tidak canggung apalagi wuh pekewuh dan malu, sama sekali tidak. Malahan selain murah, di angkringan justru cukup nyaman, rileks dan santai. Varian menu juga cukup beragam dan enak enak bahkan ada menu tradisional juga.

"Pastinya, saya justru lebih bisa menikmati dengan segala suasana yang sangat merakyat, nyaman dan serasa tiada beban. Sebagai budayawan, saya perlu banyak bertemu dengan masyarakat luas. Tak perlu membedakan antara sesama mahluk Allah SWT, semua sama di hadapan Ilahi, hanya ketaqwaan saja yang Allah SWT bedakan!" pungkas Gusti Puger, seraya tersenyum. #Vin


Emak emak Warga Solo Geruduk DPRD Surakarta

Maret 17, 2024


 Puluhan Emak Emak Solo datangi DPRD Kota Surakarta. Foto : Yani

GUGAT news.com SOLO 

Suasananya siang itu sudah panas, Jumat (15/3) bakda shalat Jum'at ditambah gelar aksi unjuk rasa oleh emak emak Warga Solo di depan gapura pintu masuk ke Kantor DPRD Kota Surakarta, semakin panasnya suasana.

Belum cukup sampai disitu, beragam peralatan dapur yang dibawa oleh emak emak guna unjuk rasa pun kembali an menambah membaranya suasana hati sekaligus sengatan terik matahari. Masih ada lagi, kobaran api yang dibakar melalui ban mobil juga menambah kepanasan tersendiri.

Menariknya lagi, suasananya semakin panas manakala puluhan emak emak ditolak masuk ke gedung Kantor DPRD Kota Surakarta oleh puluhan polisi yang menjaga ketat gapura pintu masuk ke halaman Kantor DPRD Kota Surakarta. Sehingga tidaklah mengherankan lagi, emak emak itu pun menjerit histeris.

Tak lama kemudian, satu persatu emak emak yang ada di depan barikade polisi itu pun berkenan hati manakala diajak mundur oleh kordinator aksi damai, Abi Ibrahim Hasmi yang juga merupakan Ketua Relawan Anies Baswedan Solo.

' ibu ibu, kami mohon satu komando. Ayo mundur ke belakang, kita orasi di atas mobil yang sudah ada di pinggiran jalan Adi Sucipto saja. Nanti ada perwakilan tersendat untuk masuk ke ruang DPRD. Kita aksi damai di pinggir jalan saja," himbau Abi Ibrahim Hasmi, sambil menyuruh ibu ibu meninggalkan barikade polisi.

Suasana sepertinya mulai berubah, adem dari sengatan terik matahari sekaligus dari suara hati. Tampak orasi dari seorang ustadzah yang mengajak tetap konsisten menyuarakan aspirasi rakyat, Tolak Pemilu Curang, Makzulkan Jokowi dan sekaligus adili Jokowi.

Selesai dari orasi, tampak Ibu ibu berbaris melingkar dengan tetap membunyikan musik dari peralatan dapur untuk melakukan aksi membakar pocongan yang disimbolkan layaknya Jokowi. Demokrasi Indonesia sudah mati. Pocongan pun terbakar membara api. #Yani

Warung Makan Intan Sedia Masakan Tradisional Khas Jawa

Maret 15, 2024


 Warung Makan Intan ada di Jetis Gentan, Baki, Sukoharjo. Foto ; Yan 1

GUGAT news.com SUKOHARJO

Bagi penyuka kulineran masakan khas sekaligus tradisional Jawa, boleh jadi Warung Makan Intan yang ada di Kampung Jetis Gentan, Baki, Sukoharjo ini merupakan alternatif jawaban tersendiri. 

Bagaimana tidak, puluhan varian menu masakan khas tradisional Jawa itu disediakan di warung makan yang berada di jalan raya Jetis itu. Dari kelas ningrat, bangsawan hingga rakyat pun ada. Misalnya, selat, tahu acar, gado gado, gudeg opor ayam hingga, tumpang, lodeh, sayur bayam, oblok oblok ndeso, sayur bobor santan dan masih banyak varian menu lainnya.

Bukan tanpa alasan manakala Vina, owners dari Warung Makan Intan yang ada di Jalan Raya Gentan dan Jetis Raya Gentan serta di Ngemplak Bothi Kartasura, Sukoharjo memiliki varian menu masakan khas tradisional Jawa. 

"Selain enak dan  banyak sekali varian menunya, juga masakan khas tradisional Jawa sudah mulai ditinggalkan dan beralih ke makanan ke kinian. Ini kesempatan memperkenalkan budaya kuliner khas tradisional Jawa kepada generasi milenia. Alhamdulillah... ternyata laris manis," terang Vina.

Sehingga tidaklah mengherankan lagi, jika Vina terus berkesinambungan untuk mengembangkan Warung Makan Intan miliknya ke berbagai daerah. Sesuai dengan kelahirannya di Sukoharjo, sehingga untuk sementara ia lebih konsentrasi pengembangan warung makan nya di sekitar Sukoharjo dulu.

" Insyaallah.. nantinya kami akan membuka cabang di seluruh Soloraya, bukan hanya di Sukoharjo. Hal ini, setidaknya merupakan bagiydari pengembangan sekaligus melestarikan budaya kulineran masakan khas tradisional Jawa," pungkas Vina. #Yani

Istimewanya Langgar Merdeka Laweyan Solo, Dibom Selalu Meleset

Maret 14, 2024


 Langgar Merdeka yang ada di Jalan Dr Rajiman 556 Laweyan, Solo. Foto : Yan

GUGAT news.com SOLO

Boleh jadi, keberadaan Langgar Merdeka (Jawa), Mushalla, Surau yang ada di Jalan Dr Rajiman 556 Kampung Batik Laweyan ini cukup istimewa jika dibandingkan dengan Mushalla, Surau atau bahkan masjid.

Bagaimana tidak, usianya sudah lebih dari satu abad atau tepatnya 7-7-1877 sesuai dengan prasasti yang terpampang di dinding atas Langgar Merdeka, disamakan dengan keberadaan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, sejamsn dengan Sinuhun Paku Buwono (PB) X (1866-1939).

Meski usianya sudah ratusan tahun, namun kondisinya bangunan masih terawat rapi. Tembok dengan ketebalan 50 cm masih tampak kuat, akan halnya kayu jati pada bagian pintu, jendela, anak tangga, penyekat jamaah putra- putri sampai lantainya yang jelas ga terbuat dari papan kayu jati itu masih kuat tidak rapuh dan keropos.

Menariknya lagi, pada bagian menara yang umumnya di bangun tersendiri berada di luar atau sisi samping bangunan masjid, namun tidak demikian dengan Langgar Merdeka. Dari bawah hingga ketinggian tidak kurang dari 25 meter, bangunan menara menyatu dengan bangunan utama atau induk.

Kondisi menara pun juga terawat rapi, seperti halnya dengan kayu jati naik turunnya tangga ke atas menara. Utuh, tidak rapuh apalagi keropos. Pastinya meski sudah jarang dipakai untuk mengumandangkan waktu adzan, namun kondisi tangga masih kuat untuk dinaiki.

"Bangunan menara Langgar Merdeka ini cukup bagus sekali arsitektur nya. Hampir menyerupai bangunan Panggung Songgo Buwono Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Naik turun tangganya, sama memutar ke kanan. Hanya saja, Langgar Merdeka memiliki segi empat, Songgo Buwono ada segi delapan. Keduanya istimewa dan bagus," cerita GPH Puger yang pernah sekali naik ke Menara Langgar Merdeka.

Dari penuturan cerita orang-orang tua di Kampung Laweyan, dahulu milik pedagang cina yang dipergunakan sebagai toko candu, seret atau yang sekarang ini dikenal seperti halnya dengan Narkoba. Kampung yang identik dengan warganya penelum agama Islam, sehingga oleh H Masyhadi, saudagar batik Laweyan lalu dibeli.

Selanjutnya oleh Masyhadi, bangunan direnovasi yang selanjutnya kegunaannya diperuntukkan sebagai sarana peribadatan untuk umum. Shalat wajib lima waktu, namun tidaklah digelar untuk shalat Jum'at. Pasalnya sudah ada Masjid Laweyan, tertua di Kota Solo 1546 sejaman Kerajaan Pajang.

Lantaran dinamakan Langgar Merdeka, sehingga oleh Tentara Belanda pada saat itu berencana akan dihancurkan dari atas, di bom. Menariknya, dari puluhan bom yang dijatuhkan untuk meratakan Langgar Merdeka oleh Belanda, namun tidak satupun yang bisa mengenai bangunan Langgar Merdeka.

Sehingga untuk menghindar hal yang tidaklah diinginkan, nama Langgar Merdeka diubah menjadi Langgar Al Ichlas, sesuai prasasti yang ada di tembok atas Langgar Merdeka. Tidak berapa lama, akhirnya nama Langgar Al Ichlas kembali dirubah menjadi Langgar Merdeka, setelah memang negeri ini, Indonesia sudah merdeka terbebas dari penjajahan. # Yani.


Nyaman Ngabuburit di Keraton Kasunanan

Maret 13, 2024


 Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Foto : Yani

GUGAT news.com SOLO

Bagi musafir yang tengah berada di Kota Solo dalam suasananya bulan suci Ramadhan, bisa jadi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menjadikan alternatif tersendiri untuk ngabuburit, menanti datangnya adzan Maghrib.

Selain suasananya nyaman, teduh, sejuk dengan pepohonan beringin yang ada di halaman Kori Kamandungan menambah nyaman nya menunggu bedug Maghrib. Bukan hanya itu saja, menatap indahnya bangunan heritage keraton dari seberang Panggung Songgo Buwono menambah kenyamanan tersendiri.

Masalah kuliner untuk membatalkan berbuka puasa, banyak gelaran dijajakan di halaman samping kanan kiri Kori Brokonolo lor. Angkringan dengan beragam menu tradisional ada di sebelah kanan dan kiri Brokonolo. Tidak terkecuali minuman wedang jahe dan nasi kucing alias nasi sambel secuil bandeng.

Wedang atau minuman Ronde, Sekoteng juga tersedia di kanan kiri halaman Kori Brokonolo. Belum cukup sampai di situ saja masalah kulineran di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Yang gratis pun juga disediakan. " Sumonggo ngabuburit dengan Bukber di Masjid Paromosono," tutur Ustadz Akhmad Nadzir, Imam Masjid Paromosono.

Kebetulan Masjid Paromosono PB II Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ini tidak jauh dari Bangsal Kamandungan, sehingga bagi siapapun termasuk musafir dari berbagai kota yang ada di luar Solo bisa buka bersama di Masjid Paromosono. Tentunya gratis dan langsung pula menunaikan ibadah shalat Maghrib serta Taraweh. # Yani


Bukber Di Masjid Paromosono PB II Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat

Maret 12, 2024


 Akhmad Nadzir Imam Masjid Paromosono PB II Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Foto : Yani

GUGAT news.com SOLO 

Kepada GUGAT news yang menjumpai di serambi Masjid Paromosono Sinuhun (Paku Buwono) PB II Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Rabu (12/3) sore, Imam Masjid Ustadz Akhmad Nadzir mengatakan, " jika setiap bulan Ramadhan, Masjid Paromosono selalu menggelar buka bersama jamaah sekitar dan musafir," jelasnya.

Masjid Paromosono PB II Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat 1750

Sudah puluhan tahun, lanjut Akhmad Nadzir, buka bersama itu digelar selama bulan Ramadhan penuh dengan variasi menu makanan dan minuman. Tidak kurang 50-60 jamaah berdatangan dari sekitar Baluwarti, kampung di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Namun demikian, juga tidak sedikit pendatang atau musafir dari berbagai daerah di Soloraya.

Adalah Masjid Paromosono PB II Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ini dibangun oleh Sinuhun PB II setelah kepindahannya dari Keraton Kartasura Hadiningrat 1745. Sebelum mendirikan Masjid Paromosono, dibangunlah Masjid Pudjosono di dalam Benteng Cempuri. Sedangkan Masjid Paromosono didirikan di luar Beteng Cempuri namun masih ada di dalam Benteng Baluwarti Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pada 1750.

Kembali Akhmad Nadzir menerangkan, sebelum dimulai buka bersama di serambi Masjid Paromosono, terlebih dahulu diadakan semacam ceramah keagamaan, kuliah tujuh menit atau kultum hingga berkumandangnya adzan Maghrib. Barulah buka bersama dimulai. Selesai dari Bukber, dilanjutkan jamaah shalat Maghrib. 

" Istirahat sejenak sambil menunggu datangnya waktu shalat Isya, selanjutnya shalat Isya berjamaah dilanjutkan dengan shalat Tarawih hingga rampung. Terkadang masih ada makanan ringan takjil, jaburan. Kadang minuman kolak pisang untuk dinikmati bersama sambil istirahat di serambi Masjid," pungkas Akhmad Nadzir. #Yani

Revitalisasi Alun alun Lor Tak Berdampak Pada Pedagang

Maret 12, 2024

pedagang kuliner di Alun alun Lor Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Foto : Yani

GUGAT news.com SOLO

Sepertinya mereka para pedagang kaki lima yang ada di Alun alun Lor Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat tidak berdampak dengan adanya revitalisasi. Tidaklah dengan mereka para pedagang kaki lima yang ada di Alun alun Kidul, senantiasa gerah, gelisah. Selain sudah tak bisa berjualan, nanti begitu revitalisasi selesai apa masih diperbolehkan berdagang?

Akan halnya dengan mereka para pedagang kaki lima yang ada di Alun alun Lor, baik itu kulineran, kerajinan keris, tombak, blangkon, batu mulia akik, kacamata serta pedagang kaki lima lainnya yang ada di sekitar kanan kiri Alun alun Lor, serasa nyaman nyaman saja sehingga tidak ada gejolak,was was, ketakutan dengan Satpol PP, dana sekali tidak.

" Mungkin yang menjadi ganjelan hati dan bertanya tanya, untuk nantinya setelah rampung revitalisasi apa masih diperkenankan berdagang. Kalau saat ini, revitalisasi, kami tidak bermasalah. Masih bisa berjualan semua, dari kulineran, kerajinan juga batu akik tetap saja berjualan dan ramai pembeli," ujar Karsi (50) pedagang kulineran yang ada di halaman Pagelaran Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Berdasarkan pemantauan GUGAT news, hanya ada sedikit perbedaan pada setiap harinya. Dengan adanya revitalisasi, otomatis parkir mobil pribadi yang kulakan dagangan kain ke Pasar Klewer, wisata ke keraton serta bus pariwisata yang biasanya di parkiran dalam Alun alun Lor, sekarang ini ada di sekeliling luar Alun alun Lor, termasuk di halaman Pagelaran Keraton.

Informasi dari Kanjeng Pangeran (KP) Edhie Wirabhumi SH MH suami dari Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Mung, nantinya setelah selesai revitalisasi baik' Alun alun Lor dan Kidul Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, semua pedagang kaki lima akan dibenahi, termasuk maleman Sekaten nantinya. #Yan 1



 

GKR Timur Rumbai Hadir Di Padusan Umbul Ngabeyan

Maret 10, 2024


 GKR Timur Rumbai Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat

GUGAT news.com BOYOLALI 

Ritual sakral Padusan yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali bekerjasama dengan pihak Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pada Sabtu (9/3) pagi hingga siang hari menjelang dlohor dari Kantor Kecamatan Banyudono, Boyolali sampai ke Umbul Ngabeyan, Pengging, Banyudono, Boyolali dihadiri salah satu Putri Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timur Rumbai Dewayani.

Arak-arakan kirab budaya diawali dari Kantor Kecamatan Banyudono yang langsung dipimpin oleh Bupati Boyolali Muhammad Said Hidayat yang mengendarai kereta ditarik kuda. Sebelumnya sebagai cucuk lampah, pembukaan jalan dari keramaian ribuan pengunjung yang memadati jalan sepanjang 1.5 Km dari Kantor Kecamatan Banyudono sampai Umbul Ngabeyan Pengging, Devile Drumband Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengawali kirab.

Begitu arak arakan kiran budaya Padusan tiba di Umbul Ngabeyan, Bupati Boyolali Muhammad Said Hidayat langsung disambut tarian Bedhaya yang langsung pula orang nomor 2 di Boyolali itupun turut menari hingga terus berjalan masuk ruangan area Umbul Ngabeyan. Di belakang Bupati Muhammad Said Hidayat tampak rombongan dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Sayangnya, momentum sakral belum sempat dimulai, begitu Gusti Timur Rumbai Dewayani dengan rombongan keraton tiba di Umbul Ngabeyan dan langsung duduk sebentar dengan tamu Muspida Boyolali dan tidaklah berapa lama Gusti Timur Rumbai Dewayani pun pamit mohon diri lantaran harus segera kembali ke keraton yang juga ada acara penting di bulan Ruwah itu.

Menurut jadwal yang sudah disusun oleh panitia, sebelum Mas dan Mbak duta wisata Boyolali diperkenankan mandi Padusan di Umbul Ngabeyan, sebelumnya mereka para Mas dan Mbak Boyolali harus memenuhi persyaratan terlebih dahulu. Disiram air kembang setaman tubuhnya oleh Bupati Boyolali Muhammad Said Hidayat dilanjutkan Ibu Sekda, Ibu Kepala Dinas pariwisata dan pastinya GKR Timur Rumbai Dewayani.

"Sayangnya beliau Gusti Timur Rumbai Dewayani tidak bisa melakukan siraman air Kembang Setaman kepada Mas dan Mbak Boyolali yang selanjutnya mandi Padusan di Umbul Ngabeyan. Kebetulan Gusti Timur juga ada acara penting di keraton yang juga masih berkaitan dengan ritual sakral Ruwahan atau Syakban," jelas Raden Surodjo, pegiat budaya yang juga kerabat Ndalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. #Yan 1

Jumat Berkah Di Masjid Al Hijrah Kali Pepe Land

Maret 09, 2024


 Puspo Wardoyo owners Ayam Bakar Wongsolo pemilik Kali Pepe Land

GUGAT news.com BOYOLALI

Siang itu, Jumat (8/3) sekitar pukul 11.00 WIB, suasana Destinasi Wisata Air yang ada di Kampung Gagak Sipat, Ngemplak, Boyolali yang biasanya sepi memang lantaran resmi belum dibuka untuk umum, tampak ramai. Puluhan orang berbondong-bondong sambil mengenakan busana muslim serta membawa lembaran sajadah menuju Musholla Al Hijrah yang ada di Kali Pepe Land.

Bisa dipastikan lagi, kegiatan tersebut bisa disaksikan langsung pada setiap hari Jumat siang, ya mereka tampak berbondong-bondong untuk melaksanakan ibadah shalat Jum'at.  Sungguh betapa nyamannya ibadah shalat Jum'at di Mushola Al Hijrah. Sehingga tidaklah mengherankan, jika setiap Jumat nya selalu berbondong bondong warga kampung setempat dan mereka para pekerja bangunan di Kali Pepe Land.

Bagaimana tidak nyaman dan berkah ?Setidaknya pahala dari Gusti Kang Murbeng Dumadi Akaryo Jagad, Allah SWT diperoleh lantaran telah  selesai menjalankan ibadah shalat Jum'at. Rampung dari itu, kembali berkah menyertai. Makan minum dari masakan Ayam Bakar Wongsolo sekaligus pulangnya masih mendapatkan berkah lagi, uang saku Rp 50 ribu.

"Alhamdulillah... pada setiap hari Jumat, kami Kali Pepe Land selalu menggelar Shalat Jumat berkah di Mushola Al Hijrah, khususnya bagi mereka para warga masyarakat tetangga kanan kiri area Kali Pepe Land sekaligus bapak ibu tenaga kerja bangunan Kali Pepe Land. Makan minum bergizi dan uang saku bagi jamaah," terang Puspo Wardoyo.

   Wisata Keraton Kasunanan Surakarta 

Masalah berbagi tanpa pamrih apalagi Jumat berkah, merupakan hal yang biasa bagi Puspo Wardoyo Founder Makanku catering haji itu. Bukan hanya di Kali Pepe Land saja, melainkan di berbagai daerah di mana ada cabang atau outlet Ayam Bakar Wongsolo Grup. Termasuk di pabriknya Makanku, beras dan Masjid Al Hijrah yang ada di Karangasem, Laweyan, Solo. #Yani

Padusan Di Umbul Ngabeyan PB X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat

Maret 09, 2024


 Umbul Ngabeyan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Foto : Yani

GUGAT news.com BOYOLALI

Sabtu pagi ( 9/3) suasananya tampak mendung menghitam mewarnai langit di sekitar Pengging, Banyudono, Boyolali. Anehnya, meski sempat gerimis mengguyur di sekitar Pengging, Banyudono, Boyolali, namun anehnya begitu upacara ritual sakral Padusan yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali yang bekerjasama dengan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dimulai, mendadak gerimis reda.

"Alhamdulillah. Begitu acara dimulai yang langsung dibuka oleh Bupati Boyolali Muhammad Said Hidayat, gerimis mulai reda. Berkah tersendiri dari Gusti Kang Murbeng Dumadi Akaryo Jagad, Allah SWT. Kirab budaya pun segera digelar, justru dalam suasana sejuk untuk berjalan dari Kantor Kecamatan Banyudono sampai ke Umbul Ngabeyan PB X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat," ujar Raden Surodjo pegiat budaya yang juga kerabat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Dari Jakarta pun turut memeriahkan ritual sakral Padusan. Foto : Yani

Menariknya dari gelaran ritual sakral Padusan ini meski sudah berjalan ratusan tahun silam, se jaman Sinuhun Paku Buwono (PB) X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (1866-1939), namun masih saja diselenggarakan oleh Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang dalam hal ini bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Boyolali. "

"Ritual sakral Padusan ini merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh beliau Sinuhun PB X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat bersama keluarganya Putra Putri Ndalem, permaisuri dan para isteri selir. Kegiatan untuk membersihkan diri menyambut datangnya sekaligus menjalankan ibadah puasa," terang Raden Surodjo.

Umbul atau mata air Ngabeyan yasan atau yang dibuat oleh beliau Sinuhun PB X ini dahulunya merupakan rekreasi keluarga sekaligus tempat untuk olah spiritual dengan cara kungkum, berendam diri di tengah keheningan sunyinya malam hari. Sehingga tidaklah mengherankan lagi, jika pada saat itu tidak sembarang orang bisa diperkenankan masuk ke Umbul Ngabeyan.

Namun, seiring perjalanan waktu dan perkembangan jaman, sekarang ini baik Umbul Ngabeyan, Temanten dan Duda bisa dimasuki oleh umum. Artinya, semua warga masyarakat dari manapun juga diijinkan untuk menggunakan ketiga umbul yang ada di area Pengging, Banyudono, Boyolali. Bahkan termasuk ritual sakral Padusan pun bisa dipakai untuk umum. #Yani

Dampak Revitalisasi Alun alun Keraton Terhadap Pedagangnya

Maret 08, 2024


 Revitalisasi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Alun alun Kidul. Foto: Yani

GUGAT news.com SOLO

Kamis siang (7/3) suasananya Alun alun Kidul Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat tidaklah seperti biasanya, sepi kegiatan lalu lintas sekaligus kulineran bisa dihitung dengan jari. Tidaklah seperti biasanya, ramai lalu lintas dan pedagang. Hanya tampak lalu lalang mereka para pekerja bangunan yang tengah mengerjakan revitalisasi.

Pedagang kuliner, yang ada tidak kurang ratusan jumlahnya itu, kini jadi ga ada dan bisa dihitung dengan jari. Dari mainan anak anak serta warung makan keluarga sudah tak bisa dijumpai lagi. Separuh dari jalan yang mengelilingi Alun alun ditutup. Sehingga tidak mengherankan lagi lalu lalang lalu lintas serta pedagang pun sepi.

Sambil sesekali minum kopi di angkringan yang masih berjualan di pinggir Alun alun, GUGAT news pun melakukan investigasinya kepada mereka yang makan dan minum. Ternyata, mereka pembeli itu merupakan bagian pemilik warung yang tergusur lantaran dampak revitalisasi. Ada sekitar 10 orang yang ada di angkringan.

Dari pembicaraan tersebut, intinya mereka pada ketakutan nantinya apa masih diperbolehkan berdagang? Masalahnya, sekarang ini dari ratusan pedagang kuliner, mainan anak anak sampai rekreasi untuk kulineran keluarga saja sudah tidak ada. Separuh jalan yang ada di pinggiran Alun alun Kidul sudah ditutup untuk direvitalisasi.

"Kami sudah menganggur beberapa hari, kalaupun dipaksakan untuk nekat berjualan di sebelah barat Alun alun ya sama saja sepi pembeli dan merugi setiap hari. Semoga saja ada solusinya, dipindahkan ke mana kami mau daripada harus pulang kampung," terang ibu penjual angkringan yang takut menyebutkan namanya.

Puluhan mungkin ratusan pedagang kaki lima yang biasa mangkal di Alun alun Kidul itu hanya bisa berharap agar pihak yang berwenang segera memberikan alternatif jalan keluarnya. Bisa dari pihak keraton, Pemkot, perdagangan ataupun dinas pariwisata atau yang terkait.

"Mau dipindahkan ke mana saja kami mau sampai selesainya revitalisasi. Syukur nantinya setelah selesai revitalisasi bisa dikembalikan ke Alun-alun Kidul dengan semacam adanya persyaratan yang lebih tegas demi menjaga keindahan Alun alun Kidul," ujar pedagang kuliner yang turut "rapat" sambil wedangan. #Yani