Featured Post
Adili Jokowi Tulisan Yang Terpampang Di Tugu Makuta Itu Sudah Tiada
Setelah beberapa hari terpampang jelas tulisan Adili Jokowi di Tugu Makuta perbatasan Kota Solo dengan Kabupaten Karanganyar itu, kini tela...
Ternyata Mega Bintang Bersaudara
Telah Berpulang Ke Rahmatullah Mudrick
Getek Bambu Tetenger Bandar Kabanaran Joko Tingkir
Rakitan bambu yang berupa setengah badan getek atau perahu sebagai tetenger, tanda jika abad 15 silam Sungai Jenes ini merupakan pelabuhan, Bandar Kabanaran peninggalan sejarah Joko Tingkir. Foto : Yani.
GUGAT news.com. SOLO
Dikonfirmasi seputar adanya bangunan replika getek atau perahu yang dimaksudkan sebagai gambaran atau simbol kebesaran Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir abad 15 silam dengan Bandar Kabanaran nya, tokoh masyarakat Kampung Batik Laweyan, Rosyadi (75) mengaku sama sekali tidak tahu maksudnya dengan replika getek di bantaran bekas Bandar Kabanaran.
"Saya memang tahu dengan adanya bangunan replika getek atau perahu di bekas Bandar Kabanaran, namun tidak tahu sepenuhnya tentang maksud dan tujuannya. Yang pasti, menurut saya pribadi replika getek yang dibuat anak anak muda Laweyan itu bagus sekali. Setidaknya bisa sebagai tetenger atau tanda jika abad 15 silam itu, Sungai Jenes Bandar Kabanaran itu sudah cukup ramai sekali lalu lintas niaga dari berbagai daerah di Nusantara,"papar Rosyadi tersenyum.
Dengan replika itu, lanjut Rosyadi, bisa menjadikan rasa kebanggaan tersendiri bagi warga masyarakat Kota Solo umumnya dan pastinya warga masyarakat Kampung Batik Laweyan khususnya, peninggalan heritage bersejarah yang memiliki nilai peradangan budaya sangat tinggi. Semoga saja kepedulian anak anak muda kampung Laweyan ini menjadi gayung bersambut.
Artinya, masih menurut penuturan Rosyadi, apa yang menjadikan niat baik tulus ikhlas dari mereka para anak anak muda Laweyannitu bisa menjadikan perhatikan khusus tersendiri dari pemerintah. Boleh jadi pemerintah Kota Surakarta bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo untuk bisa memenuhi keinginan anak anak muda kembali mengangkat heritage bersejarah peninggalan leluhur agung, Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir.
"Pastinya sangat disayangkan peninggalan sejarah
Telah Berpulang Ke Rahmatullah BRM Aditya Soerya Herbanu SH Cucu PB XII
Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari Koes Moertiyah (biru) didampingi adiknya GKR Koes Indriyah tampak khusyuk berdoa di depan pusara makam keponakannya tercinta Bendoro Raden Mas (BRM) Aditya Soerya Herbanu SH di Kompleks Pasarean Ndalem Ki Ageng Henis, Laweyan. Foto : Yani.
GUGAT news.com SOLO
Langit mendung siang itu di sekitar Kompleks Pasarean Ndalem Ki Ageng Henis, Laweyan mendadak berubah menjadi terang benderang, cerah berawan putih bersamaan dengan datangnya mobil jenazah pembawa jasad Cucu Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB XII) Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Bendoro Raden Mas (BRM) Aditya Soerya Herbanu, tiba di depan Masjid tertua di Solo, Masjid Laweyan. Sabtu (17/1) siang sekitar pukul 10.15 WIB.
Tak lama kemudian, puluhan barisan Senopati Mataram pun siap mengangkat peti jenazah menuju pendopo ageng peninggalan Ketaton Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir abad 15 silam, untuk di shalat kan. Puluhan kerabat Ndalem, Sentana Ndalem dan Abdi Ndalem yang di imami oleh ulama keraton pun segera mendirikan shalat jenazah di Bangsal peninggalan Joko Tingkir.
Begitu selesai shalat jenazah, kembali peti jenazah di angkat untuk menuju area Komplek Pasarean Ndalem Ki Ageng Henis. Setelah diistirahatkan barang sejenak di samping liang lahat, kembali peti jenazah diusung untuk di masukkan ke liang lahat, peristirahatan terakhir Ndoro Dimas, panggilan akrab BRM Aditya Soerya Herbanu SH. Begitu selesai dimakamkan, sayu persatu Putra Putri Ndalem Sinuhun Paku Buwono XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, wayah ndalem hingga abdi dalem mengamini doa yang dilantunkan ulama keraton.
Tampak berdoa khusyuk Putra Putri Ndalem Sinuhun PB XII, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger, KGPH Madu Kusumo, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari Koes Moertiyah yang akrab disapa Gusti Mung, GKR Koes Indriyah atau Gusti Ayu serta Putri Ndalem Sinuhun PB XIII, GKR Timur Rumbai sekalih ratusan kerabat Ndalem, Sentana Ndalem dan Abdi Ndalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Begitu selesai berdoa, ritual tabur bunga pun dilakukan.
Dikonfirmasi tentang kenapa tidak dimakamkan di Imogiri, Bantul, Yogyakarta, tempat pemakaman keluarga Raja Sinuhun Paku Buwono dan Sultan Hamengku Buwono? Gusti Puger panggilan akrab KGPH Puger pun menjawabnya singkat," perlu biaya besar, setidaknya ada persiapan dana tidak kurang dari Rp 50 juta."
Bukan hanya itu saja, lanjut Gusti Puger yang mengaku akrab sekali dengan keponakannya semasa kecilnya yang seperti putranya sendiri, pasalnya usianya berselisih 22 tahun. 45-67 itu, di Pasarean Ndalem Ki Ageng Henis, Laweyan, selain menghemat biaya juga ketika harus ziarah ke makam lebih dekat sekali Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat daripada harus ke Imogiri, Bantul. " Pastinya lebih irit transportasi nya," papar KGPH Puger seraya mengusap air mata. #Yani.
Mbok Usrek Dikenal Pejabat Karena Rica Ayam Pedas'
Gegara Warung Makan Rica Rica Ayam Pedasnya Mbok Usrek itu jadi dikenal banyak pejabat, ini ada di Kelipan, Gagak Sipat, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah Foto : Yani.
GUGAT news.com BOYOLALI
Kepada GUGAT news yang menjumpai di Warung Makan sekaligus rumahnya, Rabu siang (15/1), Mbok Usrek (75) mengaku tidak menyangka sama sekali bilamana Warung Makan nya Rica Rica Ayam Pedas menjadikan dirinya banyak dikenal orang dari berbagai kalangan sekaligus berdatangan dari berbagai daerah.
"Alhamdulillah...kalau pas liburan banyak yang berdatangan dari berbagai daerah, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya bahkan Sumatera. Mereka ngakunya tinggal di Soloraya namun bekerja merantau. Masalah pejabat dan tidaknya, saya tidak tahu. Karena saya tidak berani menyapa. Saya ini orang bodoh, tidak bisa baca tulis dan pastinya wong ndeso, orang desa," papar Mbok Usrek sambil menambahkan jika yang datang mobilnya bagus bagus.
Puluhan tahun silam, sekitar tahun 2000 an, tambah Mbok Usrek, dirinya dan suami memulai usaha dengan membuka Warung Makan Soto namun ditambahkan dengan menu rica ayam pedas. Namun seiring berjalannya waktu, kebanyakan pembeli lebih memilih masakan rica rica ayam pedas daripada soto. Saat itulah, 24 tahun silam, usaha kuliner dikonsentrasikan dengan masakan khususnya rica rica ayam super pedas, layaknya mercon.
Alhamdulillah, masih menurut penuturan Mbok Usrek yang semula hanya 1 sampai 2 ekor ayam dan maksimal 3 ekor, seiring berjalannya waktu, terus saja pembeli senantiasa berdatangan sehingga bertambahnya pula sembelihan ayamnya. Kini 3 ekor sudah menjadi lebih dari 25 ekor ayam harus disiapkan dengan 10 kg Lombok serta 12 kg beras. Itu hanya waktu buka pagi sampai sore hari.
" Untuk memenuhi pelanggan, yang terus berdatangan dan supaya tidak kecewa, tidak jarang setiap sore hingga malam sekitar pukul 21.00 kami harus tambah lagi beberapa ekor ayam untuk dimasak rica rica ayam pedas. Terkadang kami juga merasa wuh pekewuh, tidak nyaman serasa bersalah kalau pembeli datang dari jauh dan sampai di warung, rica rica ayam pedas sudah ludes habis dari pagi hingga tambahan sore hari," tutur Mbok Usrek.
Meski banyak pelanggan menyarankan untuk membuka cabang di tempat lain sekaligus warung sederhana berukuran tidak lebih dari 50 M2 itu direnovasi, Mbok Usrek tidak bergeming niatnya. Lebih memilih dengan kondisi warung makan nya yang sederhana dan belum berpikiran untuk membuka cabang. Bukan tanpa alasan, dengan membuka cabang pastinya harus banyak memiliki karyawan dan tambah pemikiran hitung menghitungnya untung dan rugi.
"Alhamdulillah...saya dan anak anak ini kerja ibadah, tak perlu ngoyo, langsung aji mumpung karena laris. Kami pun mengambil keuntungannya tidak begitu besar, secukupnya saja. Nasi rica rica ayam cukup 8 ribu. Tambah porsi ayam hanya 12 ribu. Dibungkus untuk dibawa pulang tanpa nasi cuma 15 ribu, ini harga tertinggi. Kami berangkat dari keluarga tidak mampu, sehingga sifatnya jualan ini untuk bisa saling bantu bagi yang tak mampu. Alhamdulillah... rica rica ayam pedas kami cukup ngelawuhi. Sepotong rica ayam bisa menghabiskan beberapa piring nasi," pungkas Mbok Usrek sambil tersenyum.# Yani.
Puspo Wardoyo Berencana Bangun SPPG Di Setiap Cabang Ayam Bakar Wongsolo
Owners Ayam Bakar Wongsolo Grup, founder Makanku serta pemilik destinasi wisata air dan edukasi Kali Pepe Land, Puspo Wardoyo, sekaligus pemilik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gagak Sipat, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah. Foto: Yani
GUGAT news.com. BOYOLALI
Ditegaskan oleh beliau Puspo Wardoyo owners Ayam Bakar Wongsolo Grup, founder Makanku serta pemilik destinasi wisata air dan edukasi Kali Pepe Land, selain dirinya telah membangun Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Gagak Sipat, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, beliau berencana akan membangun SPPG di setiap cabang outlet Ayam Bakar Wongsolo.
"Alhamdulillah... Ayam Bakar Wongsolo Grup kini ada 245 outlet yang bertebaran di seluruh tanah air. Sehingga nantinya kami bisa membangun sekitar 245 SPPG, dimana ada outlet Ayam Bakar Wongsolo bisa dipastikan lagi nantinya juga ada SPPG. Dalam waktu dekat ini, selain di Gagak Sipat, kami persiapkan di Gentan, Sukoharjo dan KQ 5 di Solo. Segera menyusul di Jogjakarta dan cabang Wongsolo lainnya," ujar Puspo Wardoyo.
Semoga saja, sebagai harapan Wongsolo, lanjut Puspo Wardoyo, yang berkeinginan bisa membantu program pemerintah dengan membangun SPPG di berbagai daerah, mampu menjadikan percontohan bagi pengusaha swasta lainnya. Kebetulan saja, usaha Wongsolo banyak dibidang kuliner atau makanan serta wisata edukasi tentang makanan sehingga tidak begitu mengalami faktor kesulitan.
Untuk masalah kuliner, masih menurut penuturan Puspo Wardoyo yang membuka usahanya sejak 1991, bisa dipastikan lagi sudah sangat faham betul dan berpengalaman sekali. Bahkan bukan hanya masakan dan bahan bahan olahannya, untuk teknik tersendiri dalam membuat bangunan sebuah dapur, juga ada teknisi khusus tersendiri.
"Sehingga kami faham dan benar benar berpengalaman sekali masalah masakan dan makanan sekaligus pengolahan untuk memenuhi standard gizi dan higienis. Termasuk membangun dapur sekaligus pendistribusiannya. Alhamdulillah...kami bisa membantu program pemerintah dalam rangka Makan Bergizi Gratis. Semoga ini menjadikan daya tarik tersendiri agar pengusaha lain turut membantu program SPPG," pungkas Puspo Wardoyo. #Yani.
SPPG Gagak Sipat Memenuhi Syarat
Menteri BAPENAS Rahmad Pambudi (berbaju batik) bersama pejabat MBG sekaligus pemilik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gagak Sipat, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Puspo Wardoyo ( berbaju putih). Foto; Yani.
Indonusa English Competition 2025
GUGAT news.com SOLO
Pingin Bertemu Dengan Mantan Presiden Jokowi Daftar Dulu. Ini Ceritanya...
Gang Kutai Utara ini jalan menuju ke rumah Mantan Presiden Ir H Joko Widodo yang ada di Sumber, Banjarsari, Solo. Foto : Yan
GUGAT news.com SOLO
Kamis pagi (8/1) sekitar pukul 08.00 WIB, GUGAT news bersama beberapa wartawan baik media cetak maupun online serta radio yang sesuai perjanjian untuk bisa saling bertemu di halaman parkir gedung pertemuan Graha Sabha Buana milik Mantan Presiden Jokowi dan ada tak jauh dari rumah kediaman Jokowi, di jalan Letjen Suprapto no 80-B Sumber, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah 57137.
Setelah selesai dari pertemuan di area parkiran Gedung Pertemuan Graha Sabha Buana, berlima dengan bersepeda motor mulai memasuki gang Kutai Utara untuk langsung menuju ke rumah Mantan Presiden Jokowi, Gang Kutai Utara No 1. Pagi itu, sepertinya akan ada tamu pejabat penting yang hendak sowan, bertamu ke rumah Jokowi. Pasalnya, selain banyak tentara dan Satpol PP, juga ada beberapa orang yang tengah melakukan pembersihan rumput atau sampah yang ada di gang Kutai.
Begitu sampai di lahan kosong yang ada di sebelah barat rumah Jokowi dan biasa sebagai area perparkiran, kami pun berhenti untuk memarkirkan sepeda motor. Belum sempat memasuki perempatan jalan Gang Kutai Utara, kami diberhentikan oleh seseorang pria bertubuh tinggi besar, rambut cepak dan tegap yang mengaku sebagai Paspampres dan langsung setengah menghardik. "Mau kemana?". " Bertemu dengan Pak Jokowi," jawab kami bersamaan.
Akhirnya terjadilah obrolan sedikit agak tegas yang memintanya wartawan agar datang nanti siang sekitar jam 10 an karena ada tamu. Yang semula diijinkan untuk mengambil foto di sepanjang Gang Kutai Utara, mendadak ijin dicabut dan tetap diminta untuk datang jam 10 an. Bahkan ditegaskan oleh Paspampres itu, agar terlebih dahulu mendaftarkan ke Kantor Gedung Pertemuan Graha Sabha Buana, sebulan sebelumnya.
Mendapati saran yang begitu bertele-tele, kami pun balik kanan, pamit pulang tanpa harus datang lagi jam 10 an untuk bisa sekedar mengambil foto di sepanjang Gang Kutai Utara. "Ya sudah, kalau memang tidak bisa bertemu dengan Pak Jokowi, kita pulang saja," ajak Anjar Hari Wartono wartawan senior dari Kedaulatan Rakyat yang juga sebagai Dewan Kehormatan PWI Cabang Surakarta. #Yan 1.
Pemenang Grandp Parkir Berhadiah Di Solo Grand Mall Bawa Pulang Sepeda Listrik Terbaru
GUGAT news.com SOLO
Momentum Pilu Makan Bergizi Gratis di SD, Siswa Ini Menangis Tersedu Hingga Siswa Yang Ingat Ibunya ' Mengepel Di Rumah Orang'
Ada nasi , sayuran, rendang daging sapi, telur dan buah. Pastinya unsur 4 sehat 5 sempurna terpenuhi. Foto : Ist
GUGAT news.com
Program makan bergizi gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden RI, Prabowo Subianto resmi dimulai sejak Senin, 6 Januari 2025.
Sebagian besar siswa di sekolah menikmati berbagai menu hidangan yang disajikan dari Dapur MBG pada berbagai pelosok daerah di Indonesia.
Di sisi lain, ternyata terdapat juga anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar (SD) enggan menikmati hidangan ‘mewah’ itu karena merasa keluarganya masih kekurangan makanan di rumah.
Sebuah fenomena yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah RI di bawah kepemimpinan Prabowo karena sejak awal dilantik, sang presiden telah berjanji untuk mengentaskan kemiskinan di Tanah Air.
"Apakah kita sadar bahwa kemiskinan di Indonesia masih terlalu besar? Apakah kita sadar bahwa rakyat kita dan anak-anak kita banyak yang kurang gizi," ucap Prabowo saat pidato perdananya sebagai Presiden RI di Gedung MPR, Jakarta, pada 20 Oktober 2024 lalu.
"Marilah kita berhimpun, bersatu, untuk mencari solusi-solusi jalan keluar dari ancaman dan bahaya tersebut," tegasnya.
Berkaca dari hal itu, berikut kisah anak-anak SD yang menyita perhatian publik karena pilihannya untuk membawa pulang menu makan gratis demi keluarganya di rumah.
Siswa SD di Gorontalo: Tak Ada Nasi di Rumah
Alasan seorang siswa SD di Gorontalo, Sulawesi Utara yang memilih untuk menyimpan sekotak makanan dari Program MBG bikin publik terenyuh.
"Di rumah tidak ada nasi," tutur seorang siswa di SD Gorontalo itu pada Senin, 6 Januari 2025.
Siswa SD Gorontalo itu mengaku tidak ada nasi yang bisa dinikmati sang ibunda, sehingga dirinya lebih memilih membawa sekotak makanannya ke rumah.
Rekan sejawatnya yang tampak menikmati menu makan bergizi itu, tidak menggoyahkan keinginannya untuk ikut makan bersama mereka.
"(Saya) mau kasih makanan ini ke Mama," terangnya sambil minum sekotak susu dari hidangan MBG tersebut.
Siswa SD di Sumut Menangis Tersedu Ingat Orang Tua
Dalam kesempatan berbeda, terdapat kisah seorang siswa SD di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut) yang tak kuasa menahan tangisannya melihat hidangan 'mewah' dari Program MBG, pada Selasa, 7 Januari 2025.
Siswa SD Karo itu tampak menangis tersedu karena mengingat orang tuanya di rumah yang kekurangan makanan.
"Senang dapat makanan, namun ingat Mama dan Bapak di rumah. Mau makan sama Mama soalnya lagi sakit," tuturnya.
Mengenai pekerjaan ibu dan ayahnya, sang siswa menjelaskan keduanya bekerja sebagai buruh tani di ladang warga setempat.
"Mama aron (buruh tani), bapak kadang kerja, kadang tidak," ungkapnya sambil menghapus air mata.
Siswi SD Palembang: Mama Mengepel di Rumah Orang
Kisah mengharukan terjadi saat uji coba program MBG di SD Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), pada Senin, 11 November 2024 lalu.
Seorang siswi tampak tak ingin membawa pulang makan siang gratis yang dibagikan oleh Polda Sumsel.
Terungkap siswi itu tinggal bersama sang ibu bekerja sebagai asisten rumah tangga sementara ayahnya telah meninggal dunia.
Plt Kasubag Renmin Ditresnarkoba Polda Sumsel, AKP Yetty Gultom menyebut kotak makanan itu tak disentuh oleh siswi tersebut.
"Kenapa tidak dimakan, sayang?" ujar Yetty kepada seorang siswi yang tampak dalam unggahan Instagram @ditresnarkobapoldasumsel, pada 11 November 2024.
"Untuk mama, mama mengepel di rumah orang," jawab seorang siswi SD Palembang.
Berkaca dari hal itu, Yetty menuturkan pihaknya akan memberikan bantuan ke kediaman Devi.
"Artinya program ini bagus, bukan kasihan tapi lebih kepada berbagi kasih untuk masyarakat miskin," terang Yetty.
"Insya Allah kalau sudah diizinkan pimpinan mau ke rumahnya (seorang siswi) rencana mau beri bantuan tali asih," pungkasnya.
Siswa SD Jakarta Bawa Pulang Makanan untuk Sang Nenek
Dalam kesempatan berbeda, ada cerita tentang siswa SD Cideng, Jakarta Pusat yang ingin membawa pulang makanan dari program MBG.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi mengaku terharu saat mendengar cerita seorang siswa yang tak ingin menikmati hidangan program makan bergizi gratis di sekolah.
"Saya terharu, tadi saya tanya (seorang siswa) kenapa kamu tidak mau makan? 'Saya mau bawa makanannya untuk nenek', saya terharu," ujar Heru kepada awak media di SD Cideng, Jakpus, pada Senin, 19 Agustus 2024 lalu.
Menyikapi hal itu, Heru lantas membawa porsi lebih banyak untuk diberikan kepada siswa tersebut agar ikut bersantap bersama teman-temannya di sekolah.
"Jadi dia nggak mau makan, dibawakan untuk neneknya. Memang ada stok lebih, itu dibawa, kami kasih lagi satu box untuk neneknya," tandas Heru.#Yan
Polisi Polresta Semarang Menjadi Bapak Asuh Bagi 35 Anak Yatim Piatu
Sekitar 35 anak anak yatim piatu yang saat ini menjadi tanggung jawabnya Bripka Muhammad Kais Fahmi
Jum'at Berkah Jangan Ditolak Saat diberi
Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger, salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang juga merupakan adik kandung Sinuhun PB XIII. Foto: Yani
GUGAT news.com SALATIGA
Diungkapkan oleh beliau KGPH Puger yang akrab disapa Gusti Puger saat perjalanan sepulang dari Salatiga, Jawa Tengah selesai memberikan ucapan selamat kepada RM Ir Yoyok Prasetyo yang mendirikan sebuah bangunan Gapura RM Notobroto di depan rumahnya. "Apapun pemberian makanan Jumat Berkah di masjid jangan pernah ditolak!" tegas Gusti Puger.
Sepulangnya dari rumah Ndalem RM Ir Yoyok Prasetyo, trah ndalem dari Amangkurat Agung yang ada di Suruh, Salatiga, Jawa Tengah, kepada Raden Mas Surojo yang mengemudikan mobil diminta untuk berhenti jika pas ada masjid, tentunya untuk melakukan ibadah shalat Jum'at. Mobil pun diberhentikan oleh RM Surojo persis di dekat masjid yang ada di pinggir jalan raya Suruh.
Kami bertiga segera ambil air wudhu dan masuk masjid untuk mendengarkan khutbah Jum'at dan melakukan shalat Jum'at. Selang berapa lama kemudian, shalat Jum'at pun berakhir sehingga satu persatu mulai meninggalkan masjid. Seperti pada umumnya, jamaah begitu mulai memasuki halaman masjid dan hendak pulang, langsung diberikan bingkisan Jumat Berkah. Ada nasi bakar lengkap dengan air minumnya.
Menariknya, giliran RM Surojo yang masih mengenakan busana adat Jawa lengkap dengan keris di belakang tubuh atau pinggangnya, sontak puluhan jamaah dibuatnya kaget, tanpa terkecuali emak emak yang bertugas memberikan bingkisan Jumat Berkah, kaget dan kagum dibuatnya. Bahkan begitu mengetahui kehadiran Gusti Puger yang hanya mengenakan busana Jas Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, langsung didaulat untuk foto bersama.
Meskipun putra dari seorang Raja Sinuhun PB XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Gusti Puger pun tampak depan suka cita menerima pemberian Jumat berkah nasi bakar berikut minuman teh manis nya. "Alhamdulillah...matur sembah nuwun. Jangan sesekali menolak makanan Jumat Berkah kalau tidak ingon rejekinya seret. Apapun wujud makan dan minuman harus diterima. Itulah Jumat yang membawa berkah tersendiri," ujar Gusti Puger yang langsung ramai di iyakan puluhan jamaah.
Dalam perjalanan pulang ke Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, beliau Gusti Puger menerangkan jika jangan sekali-kali menolak rejeki dari makanan atau minuman Jum'at Berkah. Lain halnya, kalau memang jumlahnya sedikit dan jama'ah nya membludak, sehingga merasa tidak perlu menerima Jumat Berkah dengan harapan agar bisa diterima kepada yang lebih membutuhkan. Kalau ini baguslah, sehingga menerima kalau semuanya sudah menerima.
"Apapun jenis makanan dan minuman yang dikeluarkan untuk sedekah di masjid itu, banyak membawa berkah rejeki tersendiri. Rejeki bukan beteujud uang saja, melainkan banyak sekali ujudnya. Intinya, berkah tersendiri dan enak dimakan. Nasi bakar ini mau saya bawa pulang untuk di makan kembul bujono, makan bareng cucu agar semua membawa berkah," papar Gusti Puger setelah sampai di Ndalem Kapugeran rumahnya. #Yani.
Gusti Puger Ziarah Makam Istrinya Setiap Senin-Kamis. Begini Alasannya
Pusara makam RAy Puger, bukan tampak bersih saja melainkan asri, unik dan menarik. Foto : Yani
GUGAT news.com SOLO
Ditemui di kompleks Pemakaman Ki Ageng Henis Laweyan, salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, beliau adalah Gusti Pangeran Haryo (GPH) Puger mengatakan jika dirinya mempunyai kebiasaan untuk berziarah kubur ke makam isterinya, RAy Puger di area pemakaman Ki Ageng Henis Laweyan, hanya pada setiap hari Senin dan Kamis.
"Selain hari Jumat itu bagus lantaran merupakan hari raya selain Iedul Fitri serta Idhul Adha dan hari Senin serta Kamis Juga bagus. Sebenarnya semua hari itu menurut Islam bagus semua. Hanya saja, saya memilih Hari Senindan Kamis untuk ziarah kubur, bukan tanpa alasan yang cukup mendukung dan Islami. Sehingga kedua hari itu saya pergunakan untuk tilik kubut isteri, kecuali berhalangan hujan atau pas di luar kota," jelas Gusti Puger.
Nikah Siri, Rukyah, Solusi segala problema secara Islam hubungi saja Konsultan Spiritual Islam A A.Yani. tlpon 081325995968
&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&
Ditekankan oleh beliau Gusti Puger, hari Senin saat bagus sekali dibuat untuk melakukan kebajikan. Senin bertepatan dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW, sehingga pada hari itu dipergunakan untuk berpuasa di sunah Senin-Kamis. Termasuk Gusti Puger mencontoh keteladanan Rasulullah Muhammad SAW, dengan berbuat baik dan bijak untuk melakukan ziarah leluhurnya tanpa terkecuali isteri tercinta, RAy Puger. Senin-Kamis bagus sekali untuk berdoa di makam.
Kalau Kamis, masih menurut penuturan Gusti Puger, selain untuk mencontoh keteladanan Rasulullah Muhammad SAW juga meneladani eyang nya, Sinuhun Paku Buwono (PB) Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Pada hari Kamis itulah, beliau Sinuhun PB X senantiasa berbuat kebaikan sekaligus kebenaran berdasarkan ajaran agama Islam, berbagi rejeki kepada mereka yang membutuhkan. Sehingga identik dengan kemisan atau mengemis, meminta minta kepada yang kaya.
"Sebuah ajaran bagus dari Sinuhun PB X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, setiap hari Kamis disempatkan untuk selalu berbagi rejeki bukan hanya kepada mereka para abdi dalem saja, melainkan siapapun akan diberi sedekah uang setiap bertemu dengan Sinuhun PB X pada saat itu. Kini, kebiasaan itu ditiru oleh orang kaya ataupun saudagar untuk melakukan sedekah kepada yang dhuafa," jelas Gusti Puger.
Kalau kami, lanjut Gusti Puger, lantaran belum menjalankan ibadah puasa sunah Senin-Kamis seperti Rasulullah dan Kamis bersedekah seperti yang dilakukan Sinuhun PB X, kami lebih mengutamakan ziarah kubur leluhur sekaligus ziarah dan berdoa di pusara makam isteri yang sudah 1000 hari ini dimakamkan di area Pasarean Ndalem Ki Ageng Henis Laweyan. "Saat hujan atau berhalangan, tetap saya doakan dari rumah," pungkas GPH Puger sambil tabur bunga. #Yani.