Featured Post

Ekspresi Momen Estetis Dina Subono Lewat Film Pendek "Cintanya Cinta Raga "

Dina Subono, penulis cerita, sekaligus bertindak sebagai Sutradara, Penyunting Gambar dan Produser. GUGAT news.com JAKARTA  Masyarakat abad ...

Ekspresi Momen Estetis Dina Subono Lewat Film Pendek "Cintanya Cinta Raga "

Maret 20, 2023


Dina Subono, penulis cerita, sekaligus bertindak sebagai Sutradara, Penyunting Gambar dan Produser.

GUGAT news.com JAKARTA 

Masyarakat abad ini merupakan komune modern serba kompleks. Tak sedikit berperilaku menyimpang; social deviance. Mengidap gangguan perilaku dan sikap antisosial (sosiopat).

Kondisi seperti ini antara lain dampak negatif kemajuan teknologi, mekanisasi, industrialisasi dan urbanisasi, yang telah memunculkan banyak masalah sosial. 

Determinasi inilah yang digambarkan sineas muda Dina Subono dalam film pendek berjudul ‘Cintanya Cinta Raga’ yang disutradarainya.


Dina Subono (depan) , penulis cerita, sekaligus bertindak sebagai Sutradara, Penyunting Gambar dan Produser.

Dina Subono memulai hikayat filmnya dari sebuah enigma besar; apa akibat jika tidak ada rasa sayang di keluarga?  

Film ini ingin mengingatkan bahwa kepedulian, cinta, dan kasih sayang dari keluarga maupun lingkungan sosial sangat berpengaruh pada kondisi fisik dan mental seseorang.


“Orang-orang yang kurang kasih sayang secara perlahan akan memiliki alexithymia. Satu kondisi yang mengganggu kemampuan mengekspresikan emosi. Bahkan bisa menjadi penyimpangan sosial,” ujar Dina Subono kepada wartawan, saat ditemui di lokasi shooting film pendek ‘Cintanya Cinta Raga’ di Komplek TNI-AL Kebon Pala Jakarta Timur, Minggu (19/03/2023).


Film ‘Cintanya Cinta Raga’ merupakan nukilan kedua selepas film pendek yang disutradarainya bertajuk “Tiga Mata” masuk dalam jajaran The Top 60 Finalists Indonesian Short Film Festival (ISFF) SCTV 2016.

Film bagi Dina pengekspresian momen estetis. Sarana kreatif menuangkan ide dengan segala bentuk visualisasinya. 


“Di saat film besar (bioskop) kurang leluasa menampung gagasan, maka film pendek menjadi alternatif. Melalui film pendek kita tidak dibatasi oleh skema industri yang cenderung berorientasi pasar (dagang),” ujar putri almarhum Kepala Staf TNI Angkatan Laut Ke-7, Laksamana TNI (Purn.) Ricardus Subono ini.

Film ‘Cintanya Cinta Raga’ ceritanya ditulis Dina Subono, sekaligus bertindak sebagai Sutradara, Penyunting Gambar dan Produser. Penata Sinematografi Yudho Budhi Laksono, Produser Eksekutif Ramacanaa, Co Produser Chepyboy, dan Koordinator Pemain Rhena.

Sejumlah pemeran yang terlibat dalam film ini antara lain; Halilintar Saragih, Dinda Arinie, Ramacanaa, Maghy Ari, Akbar Arab, Felix Halim, Marlina Eva Marpaung, Arivan Yoga dan Febriansa.


Makanku Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini 

“Mereka para sineas, aktor dan aktris profesional yang juga banyak terlibat produksi, serta membintangi beberapa film dan sinetron,” jelas sutradara yang juga konsultan hukum ini.

Perkembangan teknologi, lanjut Dina, melahirkan platform OTT (over the top) atau _ VOD (video on demand yang memberi peluang untuk mendistribusikan film pendek yang selama ini ruang distribusinya terbatas.

Kehadiran platform tersebut menjadi medium baru bagi insan perfilman tanah air, termasuk film pendek. Film-film ini semakin dikenal publik, tidak hanya beranjak dari satu festival ke festival lainnya. 


Kali Pepe Land Destinasi Wisata di Desa Banaran Gagaksipat Ngemplak Boyolali 

"Film pendek memiliki kesempatan dan masa depan luas, terutama untuk masuk di OTT yang bisa diakses hingga mancanegara. Itu sebabnya film ini memakai bahasa Inggris, selain karena ingin nuansa yang berbeda,” ujar Dina optimis. 

Dina Subono bukan orang baru di industri perfilman tanah air. Sebelum terjun sebagai sutradara, penyandang gelar akademik S2 Magister Kenotariatan lulusan Universitas Pancasila Jakarta ini, mengawali karirnya sebagai pemain film dan sinetron. 

Ia juga seorang Produser Film Pendek dan Disc Jockey (DJ). Salah satu film yang pernah dibintanginya adalah film layar lebar ’Ayu Anak Titipan Surga’ produksi tahun 2015. Dina berperan sebagai Bu Susi dalam film tersebut.


Keraton Surakarta Hadiningrat Destinasi Wisata di Kota Solo 

Selain Dina Subono, satu lagi sineas muda yang juga multi peran terlibat di produksi film ini adalah Ramacanaa. Tidak hanya menjadi pemeran, melainkan juga bertindak sebagai Produser Eksekutif.

Ramacanaa mengatakan, idealnya sebuah industri seharusnya memberikan ruang seluas mungkin kepada sineas. Entah itu sineas mainstream (industri) atau para sineas indie (sidestream) yang kerap terabaikan oleh industri besar perfilman tanah air. 


“Padahal sineas kita punya potensi ikut mengembangkan perfilman negeri ini. Apalagi banyak potensi yang bisa dikembangkan dalam industri perfilman di Indonesia,” ujar mahasiswa bidang studi Hukum yang juga seorang Disc Jockey (DJ) dan Produser Musik Elektronik ini.


Sudah seharusnya, kata Ramacanaa, seluruh stage holder, dan pemangku kepentingan industri film di Indonesia ikut mendukung pergerakan sineas indie yang serius menggarap film sebagai konten kearifan lokal.

Indonesia punya cerita rakyat yang tak kalah seru dengan dongeng mancanegara. Potensi ini dapat tumbuh melalui pergerakan dan produksi film indie. 

“Harusnya para pemangku kepentingan di industri film dan pemerintah ikut mendukung potensi ini melalui subsidi silang. Sebagaimana Hollywood selalu mempropagandakan negara dan bangsanya sebagai bangsa hebat lewat film,” kata Ramacanaa.


Film pendek produksi Anidkana Films bergenre thriller ini, menceritakan sosok pemuda bernama Raga, seorang eksekutif muda yang hidup bergaya metropolis. Raga ingin menikah dengan Jani, teman akrab semasa kuliah. Raga tidak harmonis dengan keluarganya dan terlibat pergaulan yang salah./*















Sunan Jogo Kali Di Bantaran Sungai Bengawan Solo

Maret 19, 2023

Taman Sunan Jogo Kali di Bantaran Sungai Bengawan Solo. Foto. Yani

GUGAT news.com SOLO

Mengutip pernyataan Sub Koordinasi Perencanaan Operasi dan Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Herawati Ana Purwaningsih di berbagai media yang menolak menjawab pertanyaan wartawan seputar marak berdirinya bangunan di bantaran sungai yang dikelola BBWSBS yang telah melanggar aturan, tidak terkecuali Taman Sunan Jogo Kali.

"No comment, ini politik. Saya tidak mau menjawab!" ujar Herawati Ana Purwaningsih saat ditanya wartawan.

Gambar FX Hadi Rudyatmo yang ada di Taman Sunan Jogo Kali. Foto: Yani

Sehingga tidaklah mengherankan lagi, bilamana banyak awak media bertanya tanya, ada apa dan kenapa BBWSBS menolak menanggapi pertanyaan wartawan tentang seputar Taman Sunan Jogo Kali yang jelas jelas berdiri di atas bantaran Sungai Bengawan Solo? 


Ya sudah, kalau memang kurang berkenan dengan pertanyaan seputar bangunan Taman Sunan Jogo Kali. Untuk itu GUGAT news com akan menyoal masalah lain. Pastinya juga tidak kalah pentingnya dengan bangunan di bantaran sungai. Adalah sebutan SUNAN JOGO KALI. 


Keraton Surakarta Hadiningrat Destinasi Wisata di Kota Solo. 

Bukankah sebutan, gelar SUNAN tidak bisa dimiliki oleh sembarangan orang? SUNAN sebagai wali pilihan dari Gusti Kang Murbeng Dumadi Akaryo Jagad Allah SWT yang pastinya tahu betul dan faham sekali dengan dua perkara Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah Muhammad SAW. Sebutan untuk ulama besar dan pastinya beragama Islam. Faham sekali dengan ilmu sekaligus hukum Islam, pastinya.


Kepada GUGAT news com melalui ponselnya, advokat yang sangat peduli sekali dengan dzinullah, Agama Islam, Kalono SH mengaku sangat menyayangkan sekali dengan adanya sebuah sebutan SUNAN JOGO KALI hanya untuk sebuah nama area pertamanan di bantaran Sungai Bengawan Solo. "Apa maksud dan tujuan FX Hadi Rudyatmo, mantan Walikota Surakarta selaku pengelola Taman Sunan Jogo Kali itu? Mosok ulama besar menjaga sungai?" ujar Kalono SH. #Yani.



















Jual Beli Tanah Bermasalah Dengan BBWSBS

Maret 19, 2023

Bangunan Megah berdiri di tanah bermasalah. (Foto : Yani)

GUGAT news.com SUKOHARJO

Adalah Jhoni (50)! warga Kampung Tegalsari, Laweyan, Solo ini mengaku tidak takut dan tidak menjadikan masalah bilamana warga Kampung Mandungan akan menggugat keberadaan bangunan permanen yang ada di bantaran Sungai Mandungan sekaligus bantaran rel kereta api bersejarah peninggalan Sinuhun Paku Buwono X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.


Puluhan bangunan permanen berdiri di sepanjang bantaran Sungai Mandungan, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo. Foto: Yani

"Sebenarnya masalah itu selalu muncul di dalam lingkungan warga masyarakat Kampung Mandungan yang hendak menuntut dihilangkannya bangunan permanen di sepanjang bantaran Sungai Mandungan, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo dan sekaligus juga ada di wilayah bantaran rel kereta api bersejarah dari sepanjang Stasiun Purwosari, Kartasura Sukoharjo hingga Boyolali. Hanya saja tidak pernah terealisasikan," cerita Jhoni.


Ditambahkan Jhoni, secara pribadi dirinya tidaklah keberatan dengan usulan dan keinginan warga masyarakat Kampung Mandungan itu, bisa jadi dengan hilangnya puluhan bangunan permanen dari sepanjang barat Pasar Sidodadi Kleco, Solo hingga jembatan Rumah Sakit Ortopedi menjadikan pemandangan atau suasana indah tersendiri bagi para warga Mendungan, alami. 

Bukan hanya itu saja, selain tampak indah juga alami seperti semula puluhan tahun lalu. Alami dengan hamparan Sungai Jenes yang bersih dan indah. "Bagus, tidak bermasalah bagi saya pribadi yang memiliki bangunan permanen di bantaran Sungai Mandungan harus pindah kalau memang warga menghendakinya. Sah sah saja, silakan, sumonggo. Hanya saja, pihak BBWSBS dan BPN Sukoharjo juga kudu konsisten. Ganti rugi!" tegas Jhoni.


Bukan tanpa alasan jika Jhoni menghendaki demikian, pasalnya dirinya membangun bangunan permanen di bantaran Sungai Mandungan sekaligus bantaran rel kereta api itu juga tidak gratis, ratusan juta juga sudah dikeluarkan dari kantong pribadinya. Dari pembuatan untuk kepemilikan sertifikat sebagai tanah hak milik (HM) dari Badan Pertanahan Nasional (BPN)Sukoharjo serta membangun bangunannya.


"Memang kami tidak langsung mengurus sertifikat ke BPN Sukoharjo, melainkan kami langsung melakukan transaksi jual beli secara resmi kepada pemilik yang saat itu memiliki surat sertifikat tanah secara resmi dari BPN Sukoharjo.  Dulu  memang kami beli agak murah, bangunan permanen di bantaran Sungai Mandungan itu yang luasnya hanya 28 M2. Saat ini, sebagai gantinya untuk pindah, kami minta 5O0 juta," terang Jhoni.


Bukan kami berlebihan, masih menurut penuturan Jhoni, selama ganti rugi untuk kami sepadan ya tidak bermasalah. Banyak kok yang berkenan pindah dari bantaran Sungai Mandungan itu. " Bukan kami sulit dan tidak mau diatur, kami turuti apa yang menjadikan keinginan warga masyarakat Kampung Mandungan, hanya saja tolong juga dibantu kami untuk konsekuensinya pemerintah berkenan mengganti rugi yang sepadan. Kami tidak liar kok, kami punya sertifikat hak milik atas tanah ini!" pungkas Jhoni. #Yani.


Keraton Surakarta Hadiningrat Destinasi Wisata di Kota Solo.










Selametan Dan Umbul Donga Di Yayasan Kasultanan Pajang

Maret 18, 2023


 Kanjeng Sultan Joyonegoro  II Gelar Selametan Sego Tumpeng Cacah 7

GUGAT news.com SUKOHARJO 

Kamis 16 Maret 2023 kegiatan budaya Jawa kirim doa untuk leluhur serta selametan kembali mewarnai kegiatan Yayasan Kasultanan Karaton Pajang di Desa Sanggrahan, Makamhaji,Kartasura, Sukoharjo. 


NASEHAT DEWAN ADAT JOKO WILANTO YAYASAN KASULTANAN KARATON PAJANG

Sejak meninggalnya almarhum Kanjeng Suradi kegiatan di Keraton Pajang lebih banyak kegiatan keagamaan yang berada di Masjid Surojiwan. Sepertinya 
Malam itu dimulai pukul 19.30 WIB kurang lebih 30 orang yang hadir dari berbagai kalangan masyarakat yang kebanyakan datang dari luar kota seperti Karangayar, Boyolali dan Sukoharjo .


PENYERAHAN SEPINCUK NASI DARI DEWAN ADAT KEPADA Kanjeng Sultan JOYONEGORO II

Dan mereka yang hadir pada acara selametan rupanya menyatakan kalau mereka hadir sebagai bentuk kepedulian dan kerinduannya akan budaya Jawa yang sudah hampir satu tahun menghilang kegiatan di Keraton Pajang. 

Pada acara selametan yang diwujudkan  sego tumpeng cacah pitu ( Nasi Tumpeng berjumlah tuju)  sebagai bentuk rasa bersyukur , permohonan serta kirim doa untuk para leluhur. 


PUTRA. ALMARHUM KANJENG SURADI Kanjeng Sultan JOYONEGORO II MEMBERI NASEHAT DALAM ACARA SELAMETAN

Menurut salah satu Dewan adat bernama  KRT Joko Wiranto kegiatan selametan ini baginya pertanda bangkitnya lagi kegiatan budaya setelah putra dari almarhum Suradi yang disebut sebagai Kanjeng Sultan Joyonegoro II siap untuk melanjutkan kembali amanah serta cita- cita almarhum Suradi menjadikan Karaton Pajang menjadi mercusuar dunia. 


Keraton Surakarta Hadiningrat Destinasi Wisata di Kota Solo 

Acara selametan yang dimulai doa bersama dipimpin Pembina Masjid Surojiwan kanjeng Simanug, sambutan Dewa Adat, pesan Kanjeng Sultan Joyonegoro II serta serasehan sekaligus ramah tamah dari para tamu yang hadir.


Pada acara sarasehan, Kanjeng Sultan Joyonegoro II menampung semua aspirasi dari para tamu sebagai bahan wacana untuk proses kedepan tentang kegiatan Keraton Pajang menuju bangkitnya lagi Kasultanan Keraton Pajang untuk kembali nguri-nguri kebudayaan Jawa yang tetap menonjolkan nuansa keIslaman  sebagai pewaris Kerajaan Islam Mataram.#Taufik































Hadiah Sepeda Motor Siap Didapat dari H. Puspo Wardoyo, bagi Mereka yang Rajin Shalat di Masjid Al Hijrah

Maret 18, 2023

GUGAT News, Solo - Masjid Al Hijrah yang terletak di Jalan Srikoyo, RT 03 RW 02, Karangasem, menjadi salah satu masjid yang istimewa di Kota Solo. Sebab masjid yang sebelumnya adalah rumah tempat tinggal keluarga pengusaha kuliner H. Puspo Wardoyo itu, selalu memberikan hadiah istimewa untuk jamaahnya. Yakni sebuah sepeda motor. 

Pemberian hadiah ini sendiri adalah upaya dari Puspo Wardoyo untuk mengubah perilaku dari warga di sekitarnya, untuk tekun beribadah. Sebab dengan iming-iming hadiah itu, akhirnya banyak warga yang sebelumnya akrab dengan kemaksiatan, berubah menjadi alim.

Nama Al Hijrah sendiri sengaja dipilih oleh Puspo Wardoyo untuk menandai perubahan hidup yang dijalaninya. Di mana dia telah meninggalkan kemaksiatan, dan memilih hidup di jalan Allah.

"Allah akan selalu menolong dan mengangkat derajat siapapun yang berhijrah. Dan hal itu saya rasakan sendiri, hingga jadi seperti sekarang ini," aku Puspo Wardoyo.

Puspo pun menyadari bahwa manusia memiliki sifat suka dengan materi. Karena itulah dengan kelebihan materi yang dimilikinya, dia berusaha mengubah perilaku dari warga di sekitar tempat tinggalnya, yang akrab dengan berbagai kemaksiatan. Caranya yaitu dengan iming-iming hadiah bagi yang mau berubah.

Hal itu ternyata efektif. Selain Masjid Al Hijrah menjadi begitu makmur karena memiliki banyak jamaah, perilaku negatif dari warga di sekitarnya juga mulai banyak yang berubah. 

"Dulu di sekitar situ yang namanya molimo itu sudah biasa. Sampai akhirnya sekarang sudah tidak ada lagi, karena sedikit-demi sedikit mulai ditinggalkan warga," imbuh Puspo Wardoyo.

Hingga kini setidaknya sudah 18 sepeda motor yang diberikan Puspo Wardoyo kepada warga. Dan hal itu akan terus dilakukan, agar warga semakin tekun beribadah.

Purwanto, salah seorang takmir Masjid Al Hijrah menjelaskan bahwa upaya yang dilakukan Puspo Wardoyo terbilang efektif. Karena saat ini Masjid Al Hijrah menjadi masjid yang begitu makmur. Di mana tiap kali digelar shalat berjamaah, seluruh shaf yang ada selalu penuh.

Adapun kriteria dari penerima hadiah tersebut adalah mereka yang paling rajin shalat berjamaah, terutama subuh. Dan untuk itu Puspo Wardoyo mempercayakan penilaiannya pada Purwanto, yang kebetulan tinggal tepat di depan masjid.

"Hadiah itu diberikan untuk mereka yang rajin shalat berjamaah, terutama subuh. Dan saya bisa tahu siapa-siapa orang yang rajin dan tidak, karena kebetulan saya diberi mandat untuk melakukan pengecekan itu," ujar Purwanto.

H. Puspo Wardoyo

Salah satu penerima hadiah sepeda motor adalah Tri Priyatmo Cipto Hadi, yang sehari-hari kerap didapuk sebagai imam dalam shalat berjamaah di masjid itu. Pensiunan pegawai Dinas Perdagangan Kabupaten Karanganyar ini mengaku senang, karena sepeda motor itu bisa digunakan oleh anaknya untuk kuliah.

"Saya sebenarnya sudah berencana beli motor baru untuk anak saya. Tapi Alhamdulillah malah dapat hadiah dari Pak Puspo. Semoga apa yang saya dapat ini benar-benar mendatangkan manfaat. Dan untuk Pak Puspo semoga segala amalnya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT," ucap Tri Priyatmo.

Sayembara sepeda motor memang menjadi salah satu pembeda dari Masjid Al Hijrah dengan masjid yang lain. Sebab bisa jadi tidak ada yang pernah menyangka kalau masjid dengan arsitektur snagat sederhana ini, menawarkan iming-iming yang sangat menggiurkan bagi siapa saja yang beribadah di sana.

Masjid Al Hijrah selalu dipenuhi jaah di tiap waktu shalat

Namun demikian sejauh ini sayembara itu masih dibatasi untuk kalangan internal warga di sekitar masjid. Karena bagaimanapun tujuan utama didirikannya masjid itu adalah untuk menghijrahkan warga di sekitarnya yang akrab dengan molimo. 

Meski demikian tidak tertutup kemungkinan bahwa suatu saat juga akan meluas ke warga dari wilayah lain. Karena bagi Puspo Wardoyo yang terpenting adalah membuat orang untuk meninggalkan maksiat dan dekat dengan Allah.

Sementara di masa pandemi saat ini, serangkaian aturan ketat diterapkan oleh takmir untuk mencegah penularan Covid-19. Tentunya dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. 

Hal itu terlihat dari sebuah spanduk berwarna hijau yang terpasang di dekat pintu masjid, yang isinya terkait upaya takmir menerapkan protokol kesehatan untuk jamaah yang beribadah. 

Di antara aturan itu adalah mereka yang shalat di masjid itu harus dalam kondisi sehat, lalu membawa sajadah sendiri, serta memilih surat yang pendek untuk dibacakan saat shalat. 

Sedangkan untuk pelaksanaan shalat Jumat, di masa pandemi ini takmir membatasi hanya khusus untuk warga setempat. Sehingga di tiap waktu shalat Jumat, jalanan di depan masjid ditutup, untuk mencegah adanya warga luar ikut bergabung.

Para takmir di masjid ini memang tegas dalam menerapkan aturan. Karena bagaimanapun mereka juga mendapat insentif tersendiri dari Puspo Wardoyo untuk menjaga Masjid Al Hijrah. Yang menurut Puspo hal itu adalah bagian dari upayanya untuk memakmurkan masjid.

"Memakmurkan masjid itu tidak hanya dari aspek religinya, di mana membuat banyak jamaah yang datang. Tapi lebih dari itu kita juga harus memakmurkan warga di sekitarnya juga. Karena bagaimana mereka bisa tekun beribadah, kalau masih dipusingkan dengan kesulitan ekonomi. Maka dari itu ekonomi mereka juga harus dibangkitkan," tandas Puspo Wardoyo sembari menambahkan bahwa pihaknya juga memberikan modal usaha untuk warga, agar mereka bisa menjadi seorang wirausahawan. //Yan1


BBWSBS Harus Segera Tindak Tegas Bangunan Permanen Di Bantaran Sungai Gembongan

Maret 15, 2023


 Jembatan Gembongan yang ada di depan Heritage bekas pabrik tembakau peninggalan Belanda. Foto: Yani.

GUGAT news.com SUKOHARJO.

Setelah Sungai Mendungan yang ada di wilayah Desa Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, disorot oleh warga setempat yang malahan akan melakukan aksi manakala dari pihak yang berkompeten dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) tidak segera membersihkan, menghilangkan adanya bangunan permanen di sepanjang bantaran Sungai Jenes Mendungan belum usai, kini giliran warga masyarakat Gembongan, Kartasura, Sukoharjo, menyoal.

Bahkan Sungai Jenes yang melintasi Kampung Singopuran, Gembongan dan Gobayan yang masih merupakan wilayah Kecamatan Kartasura ini ternyata lebih parah. Sehingga tidaklah mengherankan lagi, jika Sungai Mendungan terdampak banjir manakala hujan deras mengguyur wilayah Kabupaten Boyolali. Bagaimana tidak? Dari Desa Singopuran, Gobayan hingga Mendungan, Pabelan yang berbatasan dengan Kota Solo terkena imbasnya, banjir! 

"Alhamdulillah...kami tidak terkena banjir, karena l rumah tinggal kami cukup jauh dari Bantaran Sungai Jenes Gembongan. Pastinya, yang ada di bantaran Singopuran, Gobayan hingga Mendungan kena banjir dari akibat pendangkalan sekaligus penyempitan area sungai yang banyak dibangun bangunan permanen di sepanjang bantaran," ujar salah seorang warga Gobayan yang keberatan disebutkan namanya.

Sepertinya apa yang dikatakan warga Gobayan itu benar adanya. Artinya, bukan hanya berdampak banjir saja melainkan berimbas kemacetan jalan di atas jembatan peninggalan sejarah Belanda, Jembatan Gembongan yang menuju ke Pabrik bekas tembakau yang kini merupakan sarana wisata sejarah, HERITAGE. "Bisa jadi BBWSBS bekerja sama dengan pemerintah sekaligus pemilik Heritage untuk merevitalisasi Jembatan Gembongan agar tidak menimbulkan kemacetan serta penataan bangunan di bantaran," kembali warga masyarakat Gobayan mengusulkan.

Berkaitan dengan menjamurnya bangunan permanen di daerah Pabelan Kartasura. Ketua DPRD Sukoharjo, Wawan Pribadi bereaksi keras atas persoalan tersebut.

"BBWS ini kantornya di wilayah Sukoharjo, tetapi persoalan di Sukoharjo ini banyak sekali yang tidak terselesaikan. Mulai dari rumah warga yang hilang tergerus arus hingga bangunan permanen menjamur di bantaran sungai," ujar Wawan Pribadi.

Keraton Surakarta Hadiningrat Destinasi Wisata di Kota Solo 

Seharusnya persoalan itu mestinya menjadi prioritas untuk segera diselesaikan. Masalah nya ada potensi ancaman banjir yang terjadi akibat penyempitan sungai pada setiap musim penghujan. "Kalau persoalan ini tidak diselesiakan dan diatasi, mau sampai kapan? Mestinya BBWSBS bertindak tegas, jangan hanya survai, peninjauan namun tidak ada realisasi pembenahan," tegasnya.

Masih menurut penuturan politisi PDIP ini, masyarakat tahunya persoalan itu adalah ranah Pemkab Sukoharjo. Padahal, persoalan di bantaran sungai utamanya BBWS Bengawan Solo adalah wilayah dari Balai Besar.






Puro Mangkunegaran Destinasi Wisata di Kota Solo 

"Contohnya kemarin di Dalangan, di sana sudah 12 tahun dan sudah dilaporkan sampai akhirnya rumah hanyut. Tetapi mana tindakan dari BBWS? Ini lo yang mestinya yang menjadi prioritas, diselesaikan," tandasnya.

Sehingga dalam hal ini kalau ada yang mengatakan, jika BBWS Bengawan Solo payah dan lamban dalam hal menjawab aduan warga masyarakat berkaitan banjir, mestinya BBWS bisa menjadikan sebagai bahan evaluasi sekaligus bukti tindakan yang nyata. ":Memang urusan BBWSBS itu cukup banyak pastinya, tentu juga ada skala prioritas untuk diutamakan penanganannya," tandasnya. #Yani.

Makanku Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini 













Gaduh Soal Pajak, Artis Senior Yati Surachman Gundah Tagihan Pajak

Maret 14, 2023


                Yati Surachman
GUGAT news.com JAKARTA

Mencuatnya kasus seorang Kepala Biro Umum di Direktorat Jenderal Pajak yang telah dicopot dari jabatannya oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati rupanya membuat reaksi berantai. 

Tidak hanya menjadikan pejabat tersebut diperiksa secara internal oleh Direktorat Jenderal Pajak, namun juga sanksi sosial maupun kemungkinan pidana terkait adanya dugaan penyalahgunaan wewenang dan kode etik sebagai pegawai pajak.


Makanku Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini 

Media sosial masih ramai dengan berbagai ungkapan kekecewaan terkait masalah pelaporan dan membayar pajak. Direktorat Jenderal Pajak menyatakan telah menuntaskan ratusan laporan terkait pelanggaran perpajakan yang melibatkan pegawai internal maupun wajib pajak.

Gaduh ikhwal pelaporan dan membayar pajak kali ini dialami Artis Senior Yati Surachman. Sebagai warga Negara yang baik pihaknya mengaku menyadari pentingnya kesadaran membayar Pajak. 

Namun menurutnya, kepercayaan masyarakat taat membayar pajak sudah sewajarnya diimbangi dengan instrumen pelayanan yang baik dari petugas pajak.


Destinasi wisata di Kota Solo Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat 

“Saya ingin menjadi warga Negara yang baik taat bayar pajak. Cuma tidak semua aturan perpajakan saya faham. Makanya saya juga tidak bisa mengisi sendiri formulir SPT, tapi minta bantuan orang Pajak,” terang Yati Surachman kepada wartawan di Jakarta, Selasa (14/03/2023).

Masalah tersebut berawal dari bintang film dan sinetron ini mendapatkan surat panggilan dari Kantor Pajak KPP Pratama Ciawi Bogor Jawa Barat, untuk melakukan pemeriksaan pajak SPT Lebih Bayar (LB) SPT Tahunan atas nama yang bersangkutan, Yati Surachmiaty Agustina.

“Di surat panggilan ada penjelasan pemeriksaan rutin SPT Lebih Bayar (LB) SPT Tahunan PPh OP, Orang Pribadi. Tapi setelah saya datang ke kantor pajak, orang pajak bilang justru saya harus membayar kelebihan bayar pajak. Saya kan jadi bingung,” keluh Yati Surachman.


Destinasi wisata di Kota Solo Puro Mangkunegaran 

Yati Surachman mengaku bingung duduk perkara yang sebenarnya terkait SPT (Surat Pemberitahuan Tahunan) Lebih Bayar (LB) atas nama dirinya.

Melalui pesan whatsapp (WA) yang diperlihatkan Yati Surachman ke wartawan, tertera penjelasan dari pemeriksa pajak KPP Pratama Ciawi mengenai restitusi SPT Tahunan Lebih Bayar (LB) atas nama Yati Surachmiaty Agustina tahun pajak 2019 sebesar 678.927 dan 2020 sebesar 4.091.716. 

“Saya tetap berprasangka baik, tapi kalau dengar kasus-kasus pelanggaran perpajakan yang melibatkan pegawai internal maupun wajib pajak, saya yang awam ini kan jadi bingung. Tadinya dikatakan lebih bayar kenapa jadi harus tambah bayar,” keluhnya lagi.


Kali Pepe Land Destinasi Wisata di Desa Banaran Gagaksipat Ngemplak Boyolali 

Pihaknya juga mengaku sudah menyerahkan semua berkas serta melakukan konsultasi dengan petugas pajak. Tetapi tetap saja kepastian kebenaran pada hitungan dan pelaporan SPT belum jelas. 

“Katanya saya lebih bayar, kenapa setelah di kantor pajak saya dibilang kekurangan bayar. Saya sudah kasih berkas-berkasnya. Saya juga berusaha jadi warga yang baik tapi mohon dibantu juga difilenya yang sudah masuk,” terangnya.

Nur Insani Alkautsar, Petugas Pajak Kantor Dinas Pajak Jawa Barat III/ Petugas Pemeriksa Pajak KPP Pratama Ciawi Bogor, Jawa Barat menyampaikan, bahwa sistem perpajakan Indonesia menganut sistem self assesment dimana Wajib Pajak mengisi laporan pajaknya kemudian menyampaikannya melalui saluran-saluran yang sudah ditetapkan.

Sesuai dengan pasal 17 dan 17B UU KUP,  apabila terdapat kelebihan pembayaran perpajakan atas jumlah pajak yang terutang, dapat dilakukan pengembalian kelebihan pembayaran pajak tersebut setelah dilakukan pemeriksaan.

“Namun lebih dulu dilakukan pemeriksaan berdasarkan permohonan kelebihan pembayaran yang diajukan oleh Wajib Pajak tersebut,” terang Nur Insani Alkautsar.


Sebelum dilakukan rangkaian pemeriksaan atas permohonan wajib pajak, terang Nur Insani, petugas pemeriksa KPP Pratama Ciawi bermaksud ingin menginfokan dan mendiskusikan beberapa hal termasuk analisis awal pada SPT Tahunan Lebih Bayar wajib pajak.

“Atas analisis perhitungan tersebut mendapatkan hasil bahwa atas SPT Tahunan yang dilaporkan oleh wajib pajak terdapat kesalahan dalam perhitungan yang menyebabkan pajak terutang seharusnya lebih besar daripada yang dilaporkan,” ujar Nur Insani.