Drs H Puspo Wardoyo : Mumpung Belum Terlambat Lockdown

April 21, 2020
Selasa, 21 April 2020
Drs H Puspo Wardoyo, owners Ayam Bakar Wongsolo Grup yang saat ini mulai merasakan dampak ekonomi dari adanya wabah Virus Corona (Covid-19). Foto : Achmad Yani.
-----------------------------------------------GUGAT86.com. Sukoharjo. Disela-sela suasana sarapan pagi di salah satu rumah makannya Soto Lamongan Cak Sandi, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Senin (20/4), Puspo sapaan akrab Drs H Puspo Wardoyo, Pemilik 285 outlet Ayam Bakar Wongsolo Grup yang ada di hampir seluruh kota atau kabupaten di Tanah Air dan di Malaysia juga Jeddah, Arab Saudi, mengaku pasrah. "Kalau suasana Pandemi Virus Corona(Covid-19) terus begini tanpa ada perubahan, kami hanya mampu bertahan 1 bulan," tandas Puspo.
     Bisa jadi, pengusaha selain kuliner, masih menurut penuturan Puspo, akan mampu bertahan hingga dua bulan kedepan. Selebihnya, bangkrut. Lantas, bagaimana dengan mereka para pengusaha kuliner yang memiliki cabang tidak lebih dari 50 gerai? Apa jadinya dengan dunia usaha yang dirintisnya puluhan tahun? Hingga saat ini saja, Ayam Bakar Wongsolo Grup telah merumahkan 3500 karyawan dari 8000 karyawan, lengkap dengan uang pesangonnya.
     Bukan tanpa alasan, jika belakangan ini Puspo harus bertindak tegas dalam mensiasati usaha kulinernya agar tetap bertahan hidup dalam kondisi pandemi. Artinya, meski dalam benaknya tidak terlintas sedikitpun akan merumahkan ribuan karyawannya, namun situasi dan kondisi mengatakan lain. "Alhamdulillah...kami bukan hanya sekedar merumahkan saja, melainkan apa yang menjadi haknya juga kami penuhi. Pesangon juga THR," kata Puspo.
     Sebaiknya, saran Puspo, pemerintah perlu mengkaji ulang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan diberbagai daerah di Indonesia yang malahan berdampak merugikan pengusaha. Khususnya kuliner. Pasalnya, rumah makan merupakan bagian penentu perekonomian. Kalau rumah makan dilarang berjualan, secepatnya hancur negeri ini. Segala sektor ekonomi akan gulung tikar. Bangkrut.
     Mereka para supplier tutup usahanya. Siapa lagi yang akan membeli ayam, beras, gula, sayuran hingga bahan bumbu bumbuannya? Akibatnya, pemutusan hubungan kerja (PHK), dampak berikutnya, menumpuknya jumlah pengangguran. Padahal mereka butuh makan setiap harinya, disisi lain tidak memiliki uang untuk belanja. Imbas yang tidak diinginkan bersama, maraknya tindakan kriminalitas. Penjarahan.
     Sebaiknya, lanjut Puspo, rumah makan yang tutup, harus dipelihara. Maksudnya, pemerintah harus menggandeng mereka para pengusaha atau swasta dengan aturan yang sinergi. Boleh jualan, hanya saja tetap mengindahkan himbauan pemerintah. Dari adanya tempat cuci tangan lengkap dengan handzanitizer, masker serta jaga jarak. "Sepertinya maksud dan tujuan PSBB tidak berpihak kepada pengusaha kuliner. Juga usaha lainnya. Tutup saja, sekalian Lockdown. Beres!"tandas Puspo.
     Kembali Puspo menegaskan, PSBB perlu dikaji kembali. Rangkul mereka para pengusaha apa saja sesuai dengan usahanya untuk duduk bersama, berbicara untuk mencari solusi penyelesaiannya dari dampak pandemi Virus Corona (Covid-19) agar tidak berkepanjangan. Mumpung belum terlambat. " Kalau konsekuensinya harus Lockdown, ya Lockdown lah, biar jelas arah tujuannya. Bukan PSBB yang tidak jelas." tegas Puspo, serius. # Achmad Yani.
            ----081325995968-----

Thanks for reading Drs H Puspo Wardoyo : Mumpung Belum Terlambat Lockdown | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS