Waspadalah Terhadap Kemasan Plastik Galon Air Guna Ulang Yang Terjemur Matahari

Februari 22, 2021
Senin, 22 Februari 2021


GUGAT news com. Saat membeli suatu produk dalam kemasan plastik apakah Anda pernah memperhatikan simbol daur ulang yang berbentuk segitiga dengan kode tertentu?

Menurut Ketua Umum Jurnalis Peduli Kesehatan dan Lingkungan (JPKL), *Roso Daras,* masyarakat sebaiknya semakin memahami efek negatif kemasan plastik atau galon air guna ulang. Terutama kemasan plastik atau galon air guna ulang berkode plastik nomor 7. Apalagi jika kemasan makanan dan minuman tersebut terpapar ekstrimnya panas sinar matahari. 

“Penggunaan jenis plastik ini untuk makanan atau minuman sangat berbahaya. Karena bisa menghasilkan racun Bisphenol-A (BPA). Apalagi jika kemasan plastik atau galon air guna ulang ini terpapar sinar matahari,” ujarnya kepada Wartawan di Jakarta, Senin (22/02/2021).

Simbol plastik dengan kode angka 7, terang Roso, adalah jenis plastik yang bisa membuat kerusakan pada beberapa organ dan mengganggu hormon tubuh. 

Ironisnya plastik kemasan bersimbol ini biasa digunakan pada plastik untuk botol minum bayi, botol minum olahraga, iPod cases, dan Compact Disk (CD). “Hal ini yang harus terus-menerus masyarakat kita ingatkan, tentang kemasan plastik yang menghasilkan racun Bisphenol-A (BPA),” jelas Roso. 


Menurut Danish Ministry of the Environment dalam tulisan Environment project no 1710 tahun 2015 tentang Migration of Bisphenol A from Polycarbonate Plastic of different qualities, bahwa pelepasan BPA dari PC dalam kontak dengan simulasi makanan berkorelasi positif dengan suhu (T) dan waktu (t) kontak. 

Pada suhu yang lebih rendah (misalnya 0 - 70C) pelepasan BPA lambat dan dikendalikan oleh difusivitas dalam jumlah besar dan polimer padat. Pelepasan BPA lambat ini tentu saja tetap berbahaya karena walaupun kecil jumlah migrasi BPA nya tetap saja dapat mencemari makanan atau minuman. 

Sementara dalam jurnal ilmiah hasil penelitian Bayu Nugroho (Politeknik Ilmu Pelayaran Balikpapan), Yudhiakto Pramudya (Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta) dan Widodo (Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta), berjudul The Content Analysis of Bisphenol A (BPA) on Water in Plastic Glass with Varying Temperatures and Contact Times Using UV - VIS Spectrophotometer, mendapatkan konklusi bahwa, makin lama waktu kontak, dan suhunya makin tinggi makin tinggi pula konsentrasi BPA-nya. 

“Luruhnya BPA ini akibat suhu panas yang lama secara kontinyu tentu saja berbahaya karena dapat langsung mencemari air di dalam kemasan plastik yang mengandung BPA,” ujar Roso.

Terkait dengan makanan dan minuman dalam kemasan berkode plastik nomor 7, yang terpapar panas sinar matahari, Roso menjelaskan, semakin lama terjemur matahari, maka semakin tinggi konsentrasi racun Bisphenol-A (BPA).

Roso Daras, Ketua Umum Jurnalis Peduli Kesehatan dan Lingkungan (JPKL).

“Semakin panas dan semakin lama, maka konsentrasi BPA makin tinggi. Misal, galon guna ulang yang berbahan polikarbonat diangkut dari pabrik menuju gudang dan terkena paparan matahari, disitu jelas berpegaruh kepada pelepasan BPA,” terangnya.

Masih menurutnya, walaupun kecil nilai migrasi racun akan tetapi itu tetap ada dan berpotensi meninggalkan residu pada produk. Belum lagi jika galon tersebut berkali-kali digunakan. “Pertanyaannya adalah sampai berapa kali galon berkode plastik No.7 tersebut digunakan,” tanyanya.


Jangan lengah meski sudah tidak merah


Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI sebenarnya mengatur mengenai pemberlakuan SNI secara wajib untuk produk AMDK yang merevisi peraturan tahun 2016. Terdapat suatu acuan dalam pencucian kemasan galon yang pakai ulang dalam suatu Peraturan Menteri Perindustrian No. 26 tahun 2019. Pada halaman 31 ada metode pencucian kemasan pakai ulang dengan menggunakan detergen foodgrade dengan suhu 55-75C. 

Sayangnya hingga kini belum ada Peraturan Pemerintah (PP) tentang penggunaan kemasan plastik berbahan polikarbonat dengan kode No.7 yang digunakan berulang kali secara mendetail. Seperti bagaimana standar distribusinya, bagaimana standar kualitasnya dan standar bagaimana mencegah agar BPA yang berbahaya tidak terlepas dan bermigrasi larut dalam air. 

Itu sebabnya, langkah Roso Daras mendesak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),  untuk memberi label pada galon guna ulang supaya tidak dikonsumsi oleh bayi, balita dan janin sungguh tepat mengingat wadahnya mengandung BPA. 


Penelitian terbaru, Januari 2021 berdasarkan Scientific Reports mengenai hubungan BPA dan Autism, serta jurnal internasional berjudul, "Sex difference in the effects of prenatal bisphenol A exposure on autism - related gemes and their relationships with the hippocampus functions" berkesimpulan, bahwa autisme memiliki prevalensi lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita. 

Paparan BPA sebelum melahirkan yang lebih tinggi diduga meningkatkan risiko autisme. Para peneliti telah mengidentifikasi gen kandidat autisme yang mungkin bertanggung jawab atas efek spesifik jenis kelamin dari BPA. 

Jika Anda Googling dengan masukan kata kunci 'bahaya BPA' maka akan sangat mudah menemukan informasi tentang bahaya BPA dari yang paling lama sampai yang paling up date. 


Ayo patuhi apa yang menjadi himbauan pemerintah akan Protokeler Kesehatan Covid-19. MakanKu Instagram @makankureadymeal dan YouTube MakanKu ReadyMeal.

“Persoalan bahaya BPA memang serius dan terus dilakukan kajian. Terutama bahaya bagi bayi, balita dan janin. Ayo selamatkan masa depan mereka,” ujar Roso./*** Eddie Karsito.







           ===========================



Thanks for reading Waspadalah Terhadap Kemasan Plastik Galon Air Guna Ulang Yang Terjemur Matahari | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS