Bimo Wahyu Widodo. Direktur Taman Satwa Taru Jurug Solo tengah membuka konferensi pers.
GUGAT news.com. SOLO. Pagi itu, Minggu (11/4/2021) sekitar pukul 10.00 WIB, suasana Taman Satwa Tari Jurug tidak seperti biasanya. Meski di dalam suasana Pandemi Covid-19, yang semula sepi pengunjung saban harinya, tidak lebih hanya 15-20 pengunjung, pelan namun pasti kini pengunjung mulai ramai. Tidak kurang dari 100 pengunjung di setiap harinya. Bahkan pada hari Sabtu dan Minggu, pengunjung bisa mencapai 1000.
Boleh jadi, nantinya setelah bulan Ramadhan, puasa, pengunjung bisa melebihi angka 1000 an di saat hari Raya Lebaran Iedul Fitri. Yang pastinya, sekitar bulan Juni atau Juli, Taman Satwa Taru Jurug akan kedatangan tamu wisatawan asing, tak tanggung-tanggung, direncanakan sedikitnya ada 300 pengunjung. " Mereka akan menggelar acara dinner di TSTJ dari sore hari hingga malam sekitar jam 20.00 WIB di tepi Segaran," jelas Bimo Wahyu Widodo.
Meskipun berubah orange Corona masih ada.
Bukan hanya itu saja, ditambahkan Bimo, selain dinner mereka akan menggelar penggalangan dana untuk TSTJ. Rencananya, setiap tamu pengunjung akan memberikan donasi sebesar Rp 500.000 dan mengadopsi satwa. "Pastinya, kami tetap akan memenuhi standart Prokes Covid-19. Masker, cuci tangan dengan sabun atau handsanitizer yang disiapkan panitia, sosial'distancing dan physical distancing kami utamakan."
Jurug Solo Zoo, masih menurut penuturan Bimo, semula ada di Taman Sriwedari. Saat itu dikenal sebagai Kebon Toko, Kebun milik Raja Sinuhun Paku Buwono (PB) X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang dibangun pada 17 Juli 1901. Merupakan kebun binatang tertua di Tanah Air yang kegunaannya pada saat itu untuk Plesiran keluarga raja. Sesuai perkembangan jaman, Tamsn Sriwedari yang saat itu berada di tengah perkotaan, kemudian dipindahkan ke Taman Satwa Taru Jurug, sekarang ini dan dipergunakan sebagai sarana rekreasi umum.
Disinggung masalah Solo Expats Association (SEA), Bimo menjawab jika SEA didirikan tahun 2007 oleh dan untuk komunitas ekspatriat di dan sekitar Solo. Tak sedikit ekspatriat tinggal di Solo dan memiliki pasangan orang Indonesia. Pastinya tidak sedikit yang mempunyai keturunan dan menjadi bagian dari komunitas lokal. SEA ini juga terbuka untuk warga lokal dan asing.
Sebagai tujuannya SEA, ditambahkan Bimo, mengorganisir kegiatan sosial, memberikan dukungan dan saran kepada anggotanya, serta mendukung komunitas lokal melalui pekerjaan amal. "Silakan kunjungi website di www.soloexpats.com. Anggota tidak hanya mendukung pekerjaan amal SEA melainkan juga memberikan anggota dengan berbagai keuntungan," pungkas Bimo Wahyu Widodo. # Yani G1.
°°°°°°°✓ 081325995968 °°°°°°°
Thanks for reading Pengusaha Bule Di Solo Berencana Gelar Dinner Di Taman Jurug | Tags: Budaya Sosial
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »