Rejim Indonesia Dikuasai Proxy Kapitalisme Kobservatif

Juli 22, 2021
Kamis, 22 Juli 2021


      Ki Jliteng Suparman.

Saya dapat pelajaran dari kuliah kemarin, bahwa mayoritas negara di dunia berada di bawah kendali rejim kapital global. 

Lantaran ada koreksi internal atas prinsip kapitalisme yang dijalani selama ini, rejim kapital global mengalami perpecahan. 

Rejim kapital global saat ini terbelah menjadi dua kelompok: kapitalisme konservatif (globalis imperialistik) dan kapitalisme progresif (nasionalis etik). 

Koreksi besarnya bahwa prinsip kapitalisme lama yang hegemonik, monopolistik, dan imperialistik bersifat destruktif berdampak kehancuran alam dan kehidupan yang maknanya juga kehancuran kapitalisme itu sendiri.   

Kelompok konservatif berupaya bertahan dengan prinsip kapitalisme lama lantaran enggan bergeser dari zona nyaman dan tak rela aset kekayaannya harus terkurangi untuk berbagi demi masa depan dunia.

Perang besar antara kapitalisme konservatif vs kapitalisme progresif itulah yang saat ini mengguncang dunia. Tidak ada satu pun negara di dunia yang tak terdampak dari perang lantaran memang tak satu pun negara yang tidak menjadi proxy dari peperangan tersebut. Inilah yang dimaksud sebagai "proxy war".

Kelompok kapitalisme konservatif. ada yang menyebutnya mahzab globalis, kekuatannya memang masih sangat besar namun ia berlawanan dengan kehendak zaman sebagaimana dituntun oleh revolusi industri 4.0 yang mengarah kepada tatanan dunia yang lebih etik.

Mau tidak mau kapitalisme konservatif harus tumbang karena memang sudah tidak dikehendaki oleh zaman baru. 

Kapitalisme konservatif yang enggan menerima kenyataan itu digambarkan sebagai kapitalisme yang sekarat. Berusaha keras bertahan menjelang ajal oleh karenanya perilakunya menjadi liar tak terkendali memporak-porandakan apa pun yang ada disekelilingnya. 

Di tengah proxy war tersebut kondisi dan posisi rejim Indonesia masih berada di bawah hegemoni kapitalisme konservatif. 

Bisa jadi Indonesia menjadi benteng pertahanan terakhir dari kelompok konservatif atau kapitalisme yang sekarat, sebagai ruang mempertahankan target-target politik-ekonominya dengan harapan mampu kembali bercokol menghegemoni dunia. 

Namun sekali lagi karena dalam kondisi sekarat maka gerak pertahanannya sudah tanpa konsep dan kehilangan kendali. Agen-agen sebagai mesin proxy tak lagi mampu bekerja sistematik yang akhirnya saling bertabrakan bahkan saling menghancurkan. 

Dalam proxy war ini, di negara yang coronanya surut bahkan punah, artinya proxy konservatif terkalahkan. Di Indonesia proxynya berusa bertahan mati-matian maka ketika negara-negara lain pandemi mulai surut, di Indonesia justru memuncak sehingga The New York Times menyebut pandemi punya epicenter baru yakni Indonesia.

Masih dari catatan kuliah kemarin. Turbulensi akibat proxy war ini diperkirakan hingga tahun 2022 baru mulai surut. Itu pun kalau di Indonesia segera muncul kekuatan baru yang mampu menghentikan gerak proxy kapitalisme konservatif yang makin liar itu.

Kekuatan baru itu dapat berupa lapis sosial baru, dapat pula berupa kesadaran baru yakni agen-agen sebagai perangkat proxy konservatif  tersadar dan berbalik arah. Siapa tahu... 

Sebagai catatan, intinya entah sampai kapan, dunia akan tetap berada di bawah hegemoni rejim kapital global. Namun rejim yang baru nanti akan lebih membawa kebaikan bagi kehidupan manusia dan kelangsungan dunia.

Itu pelajaran kuliah yang saya dapat kemarin. Benar dan tidaknya wallahu alam... Yang penting tetap jaga kesehatan pisik dan akal.

           °°°°°°°✓ 081325995968 °°°°°°°



Thanks for reading Rejim Indonesia Dikuasai Proxy Kapitalisme Kobservatif | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS