Kasultanan Pajang Cikal Bakal Mataram

September 23, 2021
Kamis, 23 September 2021


 Masjid Surojiwan dibangun di atas tanah bekas peninggalan Kerajaan Kasultanan Pajang. Foto : Achmad Yani.

GUGAT news.com. SUKOHARJO.

Dari tanah yang dahulu berdiri Kerajaan Kasultanan Pajang inilah merupakan cikal bakal berdirinya Dinasti Mataram yang hingga saat ini masih ada buktinya peninggalan heritage, sejarahnya. Yaitu Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kasultanan Ngayogyakarta, Paku Alam Jogjakarta serta Pure Mangkunegaran Solo. Kesemuanya merupakan keturunan dari Dinasti Mataram Islam. Panembahan Senopati yang semasa mudanya dalam asuhan Raja Sultan Hadiwijaya, Kerajaan Pajang, Solo. Sekalipun merupakan salah satu putra dari Ki Ageng Pemanahan dan Nyai Ageng Pemanahan.

Regol, pintu utama masuk menuju ke bekas peninggalan Kerajaan Kasultanan Pajang. Foto : Yani.

Boleh jadi, lantaran hidup dalam asuhan seorang raja sedikit banyak pengaruh apa yang dimiliki oleh raja bisa turun baik watak maupun sikapnya kepada yang diasuh. Akan halnya Sutawijaya yang ada dalam asuhan Joko Tingkir, Mas Karebet atau yang lebih masyhur nya dengan julukan Sultan Hadiwijaya penguasa tahta Kerajaan Kasultanan Pajang, sikap yang dimiliki bisa menurun ke Sutawijaya. "Ternyata benar, sikap, watak ksatria mulai tampak kepada Sutawijaya di saat usianya menginjak ramaja,"terang KRAT Suradi Djoyo Hadinagoro, pemilik tanah bekas Keraton Pajang.

Ditambahkan Suradi, nanti pada akhirnya terbukti Wahyu Kedhaton itu ada dan dimiliki oleh beliau Sutawijaya. Adalah Ki Ageng Selo yang masih memiliki drat keturunan dari Prabu Brawijaya V Majapahit, memiliki 7 orang putra putri yang kebetulan dari ke 7 anaknya, hanya Kyai Ageng Henis lah satu satunya anak lelaki. Lahirlah dua cucu Ki Ageng Selo dari putra Kyai Ageng Henis. Adalah Ki Ageng Pemanahan dan Ki Ageng Karatongan. Sayangnya untuk putra bungsu Ki Ageng Henis ini, jarang dibahas di sejarah. Ki Ageng Pemanahan lah yang banyak diulas di peninggalan sejarah.

Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Dinasti Mataram Islam terakhir. Foto : Yani.

Masih menurut penuturan Kanjeng Suradi, sapaan akrab KRAT Suradi Djoyo Hadinagoro, menikahlah Ki Ageng Pemanahan dengan wanita cantik yang masih tergolong bersaudara, sepupu, adalah Nyai Sabinah. Dari pernikahan ini, dikaruniai 26 putra putri. Nyai Sabinah yang selanjutnya dikenal sebagai Nyai Ageng Pemanahan ini saat itu bukannya merawat kesemuanya anak anaknya, melainkan ada salah satu yang diminta oleh Raja Kasultanan Pajang, Sultan Hadiwijaya, adalah Sutawijaya sebagai anak angkat."Dari sinilah, mulai Sutawijaya banyak menerima warisan berbagai ilmu langsung dari seorang raja,"jelasnya.

Makanku Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini Solusi Di Saat Pandemi Covid-19.

Sepertinya, dilanjutkan Kanjeng Suradi, tidaklah begitu mengherankan jika akhirnya putra no 12 Ki Ageng Pemanahan dan Nyai Ageng Pemanahan itu akhirnya menjadi seorang raja dan sekaligus sebagai cikal bakal berdirinya Dinasti Mataram Islam dengan bergelar Panembahan Senopati. Dari sinilah lahirlah dinasti Mataram berikutnya. Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sebagai akhir Dinasti Mataram Islam. Selanjutnya Dinasti Mataram Kasultanan Ngayogyakarta, Paku Alam Jogjakarta serta Pure Mangkunegaran Solo."Hanya Kasunanan Surakarta Hadiningrat lah yang terakhir bergelar Dinasti Mataram Islam. Ketiga lainnya pecahan dari Perjanjian Giyanti," tuturnya.

Ya, kembali Kanjeng Suradi menuturkan, dari Sutawijaya lah yang akhirnya menjadi raja di Kota Gede, Bantul, Yogyakarta, dengan gelar Raja Mataram I Panembahan Senopati, tak lama kemudian pindah ke Plered juga masih di wilayah Bantul, Yogyakarta. Barulah sekitar abad ke 16 dipindahkan ke arah timur, Keraton Kartasura yang terakhir sebagai rajanya Sinuhun Paku Buwono (PB) II. " Terjadi pemberontakan Mas Garendi, dipindahkan ke arah timur lagi, tepatnya di Solo 1745. Sebagai Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat PB III," terang Kanjeng Suradi sambil menambahkan 10 tahun kemudian pecah. 

Akhirnya pada 1755 terjadilah perjanjian Giyanti yang di gelar di daerah Kabupaten Karanganyar, 10 Km ke arah timur dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Adanya turut campur tangan Belanda dengan VOC nya keraton dibagi menjadi empat. Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kasultanan Ngayogyakarta, Paku Alam Jogjakarta serta Pure Mangkunegaran Solo. "Sampai saat ini keberadaan kesemuanya keraton itu masih ada, sekalipun sudah mulai rusak Susana sini bangunan fisiknya."pungkas Kanjeng Suradi. #Achmad Yani.

                 °°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°





Thanks for reading Kasultanan Pajang Cikal Bakal Mataram | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS