KGPH Puger : Tidak Ada Kiai Ageng Henis Solo Tidak Ada

Mei 31, 2022
Selasa, 31 Mei 2022


 KGPH Puger khusyuk berdoa di depan pusara makam Kiai Ageng Henis, cikal bakal berdirinya Solo. Foto : Yan 1

GUGAT news.com SOLO.

Dalan kesempatan berziarah kubur ke makam Kiai Ageng Henis yang ada di Kampoeng Batik Laweyan Solo, belum lama itu, beliau Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger, salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang juga adik kandung Sinuhun Paku Buwono XIII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, menyempatkan berbicara dengan GUGAT news.com yang sebelum ziarah sudah ada janjian.

"Semuanya tidak terlepas dari kuasa Ilahi, Allah SWT. Tanpa takdir Nya, bisa jadi Kota Solo tidak ada. Dan Alhamdulillah.. dimulailah Kota Solo ada lantaran keberadaan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Dari sinilah dimulai adanya Kota Solo yang bermula dari cikal bakal yang di ciptakan oleh Allah SWT, seorang hamba yang menjadi tokoh masyarakat sekaligus Ulama Besar di Keraton Kasultanan Pajang dengan Rajanya Sultan Hadiwijaya dikenal sebagai Mas Karebet atau Jaka Tingkir," terang KGPH Puger.

Makam Ki Ageng Henis Laweyan tertua di Kota Solo. Cikal bakal berdirinya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Solo. Foto : Yan 1

Dari ulama besar Ki Ageng Henis yang kini dimakamkan di pemakaman Kampung Laweyan, lanjut Gusti Puger, panggilan akrab KGPH Puger, inilah bermula adanya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kota Solo. Sekitar abad 15, diperintah oleh beliau Kanjeng Sunan Kudus kepada Mas Karebet untuk meninggalkan Keraton Demak menuju ratusan kilometer ke arah Selatan, Desa Pajang. 

Dimaksudkan, masih menurut penuturan Gusti Puger, agar supaya menghindari keinginan nafsu amarah Putra Ndalem Keraton Demak, Pangeran Haryo Penangsang yang selalu ingin membunuh kakak iparnya itu, Mas Karebet yang menikahi GKR Pembayun, kakak perempuannya. "Oleh Sunan Kudus diperintahkan ke Pajang Jaka Tingkir dengan ditemani Ki Ageng Henis. Membuka lahan sekaligus berdakwah di Pajang,"tuturnya.

Ditambahkan Gusti Puger, dari Pajang inilah mulai perkembangan berdirinya sebuah kerajaan. Berdiri Keraton Kasultanan Pajang oleh Jaka Tingkir dengan gelarnya Sultan Hadiwijaya sekitar abad 15. Adalah Ki Ageng Henis yang merupakan salah satu putra dari Ki Ageng Selo, Demak yang memiliki putra Ki Ageng Pemanahan. Dari Ki Ageng Pemanahan, Ki Ageng Henis diberikan salah seorang cucu, Danang Sutawijaya yang kelak nantinya menjadi seorang raja pertama Dinasti Mataram Islam dengan gelar Raja Panembahan Senopati.

Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang masih tampak megah di usianya ke 277. Foto : Yan 1

Karena jasanya Ki Ageng Pemanahan, Ki Juru Martani serta Danang Sutawijaya yang masih muda dalam memerangi dan membunuhnya Pangeran Haryo Penangsang, diberikanlah tanah perdikan di daerah Alas Mentaok, Kota Gede, Bantul, Jogjakarta yang saat itu langsung dibangun oleh Ki Ageng Pemanahan sebagai Kedhaton. " Singkatnya, Ki Ageng Pemanahan wafat yang langsung digantikan oleh putranya, Danang Sutawijaya yang langsung menobatkan dirinya sebagai Raja di Kota Gede dengan gelar Panembahan Senopati," ujarnya.

Mulailah kemelut kerajaan bermunculan, baik di Kasultanan Pajang dengan Panembahan Senopati. Ditambah lagi, Suasananya semakin kacau dengan dibunuhnya keponakan Panembahan Senopati bernama Raden Pabelan oleh Penguasa Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya yang dituduhnya telah menerobos masuk istana dan menzinahi Putri Ndalem GKR Kedhaton salah satu Putri Joko Tingkir. "Disini awal mula Panembahan Senopati melakukan pemberontakan terhadap ayah angkatnya sendiri, Jaka Tingkir,"

Peperangan belum sempat terjadi, lanjut Gusti Puger, wafatlah Sultan Hadiwijaya Raja Keraton Kasultanan Pajang. Selang tak begitu lama, begitu Kedhaton dilanjutkan salah satu Putra Ndalem Sultan Hadiwijaya, Pangeran Benowo yang tidak ada perkembangan diserahkannya lah kepada Panembahan Senopati yang langsung dibakar, diluluhlanlantakan Keraton Kasultanan Pajang. Pastinya, berkuasa lah Panembahan Senopati di Kota Gede, Bantul, hingga akhir hayatnya. 

Berdirilah sebagai penerus Dinasti Mataram Islam ke II Hanyokrowati di Kerto, Bantul. Tak begitu lama, bertahtalah Sultan Agung sebagai Raja Dinasti Mataram Islam ke 3 di Pleret, Bantul yang merupakan raja termasyhur sepanjang Dinasti Mataram Islam. Pun tak begitu lama terjadilah sebuah aksi pemberontakan Trunojoyo yang sangat memporak-porandakan keraton. Pindah lagi Dinasti Mataram Islam ke 4 di daerah Alas Wonomerto yang kini dikenal sebagai Keraton Kartasura Hadiningrat dengan Amangkurat hingga Sinuhun Paku Buwono I dan II. 

Makanku Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini Solusi Di Saat Pandemi Covid-19 

"Saat tahta kerajaan dipegang oleh beliau Sinuhun Paku Buwono II Keraton Kartasura Hadiningrat, pecahlah pemberontakan Mas Garendi atau Gegeran Pecinan. Mengungsilah PB II ke arah timur, Ponorogo Jawa timur ke Pesantren milik Kiai Hasan Besari. Selesai mendapatkan ilmu dzien keagamaan Islam dari Kiai Hasan Besari dengan dibantu Bupati Madura Barat, Cakraningrat direbutnya Keraton Kartasura dan menang. Lantaran keraton sudah rusak sehingga tidak memiliki pamor lagi, dipindahkannya ke Kasunanan Surakarta Hadiningrat sekarang ini di Solo."

Diutusnya Mas Ngabehi Mangkuyudho serta Mas Ngabehi Honggowongso serta komandan pasukan prajurit VOC Belanda, Hohendorf. Menemui Kiai Gede Sala guna membayar lahan rawa milik nya untuk dibangun keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Bertahtalah Sinuhun Paku Buwono II hingga sekarang ini Sinuhun Paku Buwono XIII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

 "Adanya Kota Solo, peran dari ayahanda kami Sinuhun Paku Buwono XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang tidak kecil. Raja pertama yang mengakui NKRI dan bergabung sekaligus membantu moral, spiritual dan pastinya dana kepada NKRI melalui Presiden RI Ir Soekarno. Mulailah di sini lahir kota Solo yang sesuai dengan Boyong Kedaton Keraton Kartasura Hadiningrat ke Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat 1745."jelas KGPH Puger mengaku sangat bangga dengan peran ayahandanya. #Yan 1.






Thanks for reading KGPH Puger : Tidak Ada Kiai Ageng Henis Solo Tidak Ada | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS