Sinuhun PB XIII Gelar Sadranan

 Berdoa khusyuk di depan pusara leluhur agung cikal bakal berdirinya Dinasti Mataram Islam, Ki Ageng Henis

GUGAT news.com SOLO 

Seperti tahun tahun yang sudah, manakala bertepatan dengan datangnya Bulan Ruwah (Jawa) di setiap tanggal 1, beliau Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat selalu memerintahkan kepada mereka para abdi dalem, Sentana Ndalem dan kerabat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat untuk melakukan Ritual Sadranan.

Sadranan atau tilik kubur leluhur yang oleh Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dimulai dari ziarah makam Ki Ageng Henis cikal bakal berdirinya Dinasti Mataram Islam. Dimulai dari Panembahan Senopati, Kota Gede, Hsnyokroeati, Plered, Bantul, Sultan Agung Hanyokrokusumo, Bantul, hingga Kerto masih di Bantul sampai Amangkurat Kartasura dan Paku Buwono Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Pakualaman Yogyakarta hingga Puro Mangkunegaran Solo, merupakan kelanjutan dari pemberian lahan petdikan oleh PB II kepada adik tirinya Pangeran Mangkubumi Jogjakarta.  Selesai ziarah di Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis di lanjutkan ke makam Imogiri Bantul. Makam leluhur pendiri dan raja raja Dinasti Mataram Islam.

"Untuk kali ini, tahun ini saya hanya Nderek (ikut/Jawa) Sadranan, sehingga tidak mengenakan baju Kebesaran Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sebagai Pengageng Perintah Keraton,'' terang Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Adipati (KGPH Adp) Dipo Kusumo seraya menambahkan dirinya tetap berdoa khusyuk serta tabur bunga di atas pusara Ki Ageng Henis, Nyai Ageng Pati dan Nyai Ageng Pandanaran. # Yani 

Thanks for reading Sinuhun PB XIII Gelar Sadranan | Tags: Budaya

TERKAIT