Di Kali Jenes Jasad Raden Pabelan Dihanyutkan

Juni 25, 2024
Selasa, 25 Juni 2024


 Kali (sungai) Jenes yang membentang dari bekas Kerajaan Kasultanan Pajang ini mengalir hingga ke Sungai Bengawan Solo, 10 km an panjang nya. foto: Yani

GUGAT news.com SOLO 

Kembali pagi ini, Selasa (25/6) sekitar pukul 09.00 WIB GUGAT news bertemu dengan beliau Gusti Pangeran Haryo (GPH) Puger, salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono ( PB) XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang berkenan menyoal masalah Kali Jenes yang ratusan silam dipakai melarung, menghanyutkan jasad jenazah Raden Pabelan.

"Raden Pabelan ini salah satu putra dari Tumenggung Mayang, tokoh dari Desa Mayang yang cukup mumpuni dan tinggal 3 Km an di selatan Kerajaan Kasultanan Pajang yang oleh Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir dipercaya sebagai orang penting di dalam pemerintahan Kerajaan Kasultanan Pajang," tutur GPH Puger.

Hanya saja, lanjut Gusti Puger, panggilan akrab GPH Puger, Tumenggung Mayang, bapaknya tokoh disegani, berwibawa dan terhormat di Kampung Mayang, namun putranya bernama Raden Pabelan ini cukup istimewa kelakuan dan tindak tanduknya bermaksiat. Senantiasa mengganggu kehormatan wanita di Mayang. Mau gadis, janda tiada peduli dipermainkan.

Bisa dimaklumi, masih menurut penuturan Gusti Puger, sepertinya sah dan wajar saja bilamana banyak gadis , janda atau bahkan ibu rumahtangga yang jatuh cinta dengan wajah dan ketampanan dari Raden Pabelan, sehingga dengan suka citanya mereka menyerahkan kesuciannya di pangkuan pemuda tampan Raden Pabelan. Puluhan, bisa jadi ratusan kaum hawa jatuh dalam pelukan asmaranya.

"Mendapati kejadian yang pastinya cukup memalukan bagi seorang Tumenggung Mayang terhadap tingkah laku bejat putranya, Raden Pabelan, dan dimaksudkan untuk memberikan pelajaran kepada anaknya, Raden Pabelan dibekalilah ilmu untuk mampu menembus tembok benteng pertahanan Keraton Pajang guna menjumpai Putri Ndalem Joko Tingkir yaitu GKR Sekar Kedhaton. Syukur bisa saling mencintai," terang Gusti Puger.

Ternyata apa yang diinginkan Raden Pabelan terpenuhi, menembus benteng dan masuk bisa bertemu dengan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Sekar Kedhaton serta merta melakukan hubungan maksiat. Tragisnya, perlakuan bejat Raden Pabelan berhasil diketahui prajurit jaga malam. "Diseret lah tubuh Raden Pabelan oleh prajurit untuk dibawa ke hadapan Sultan Hadiwijaya yang saat itu tiada kuasa membendung kemarahannya. Dipenggal lah kepala Raden Pabelan dan meninggal," ungkap Gusti Puger.

Malam itu juga, ditambahkan Gusti Puger, dilarung untuk dihanyutkan di sungai Jenes yang akhirnya berhenti di Kampung Sangkrah tidak jauh dari Sungai Bengawan Solo. Tiga kali didorong agar hanyut ke Bengawan Solo, 3 kali pula nyangkrah, kembali lagi. Dan dikuburlah oleh Ki Ageng Solo di daerah yang kini dikenal sebagai kampung Batangan. Termasuk Sangkrah dikenal karena 3 kali jasad Pabelan nyangkrah terus.

Menariknya, makam Raden Pabelan yang usianya sudah ratusan tahun itu, kini berada di tengah lokasi pusat perbelanjaan Beteng Trade Center (BTC) Solo, kampung Batangan. " Karena mengubur jenazah tanpa kenal namanya, oleh Ki Ageng Solo, disebutkan memakamkan bangkai atau Batang (Jawa). Kini dikenal lah sebagai Kampung Batangan," pungkas Gusti Puger. #Yani.



Thanks for reading Di Kali Jenes Jasad Raden Pabelan Dihanyutkan | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS