HIK, Angkringan Hingga Wedangan Kelas Bangsawan

November 22, 2019
Jumat, 22 November 2019
Salah satu wedangan siang hari yang ada di tengah kampung, tetap selalu ramai pembeli. (Foto Zah)
----------------------------------------------------
Gugat86.com- Surakarta. Belakangan tahun ini, bukan hanya di seputar Kota Bengawan saja, melainkan di seluruh wilayah Solo Raya, banyak bermunculan kuliner tempo dulu yang kini tengah marak dengan julukan wedangan. Tidak hanya pembeli dari kalangan remaja saja, melainkan tidak sedikit dari usia anak hingga orangtua.
     Hidangan Istimewa Kampung yang kini disebut HIK, mulai tergeser adanya Wedangan. Tak berhenti di situ saja, kini banyak mulai bermunculan Wedangan Bangsawan. Artinya, dari HIK yang semula tradisional dengan dipikul berkeliling kampung sambil teriak teriak HIK....HIK.....kini sudah tiada, berganti julukan angkringan. Tak berapa lama muncullah istilah wedangan bangsawan, wedangan kelas atas, meski menu hampir sama. Yang membedakan harganya.
     Kala itu, puluhan tahun lalu HIK yang menjajakannya secara keliling kampung dengan harga sangat terjangkau. Berubah lah harga dan penyajiannya saat ini. Dahulu penjual mendatangi pembeli, kini sebaliknya. Pembeli mendatangi penjual. Harga Mak-Minnya, makanan dan minuman
juga sedikit bergeser disesuaikan perkembangan zaman. "Dulu HIK muter muter kampung mencari pembeli, kini angkringan diparanin pembeli. Meski menu tak berubah, harganya yang melonjak. Lain lagi dengan wedangan yang pendatang nya "bangsawan", bangsane Tangi awan, harganya selangit," ungkap Puspo Wardoyo yang setiap pulang kampung ke Solo, bisa dipastikan lagi tiap malamnya wedangan.
     HIK, angkringan hingga wedangan, lanjut Puspo, bisa jadi merupakan kuliner khas serta kebanggaan tersendiri bagi warga Solo. HIK yang semula ada hanya pada malam hari juga angkringan serta wedangan, kini kesemuanya bisa di temui di seluruh pelosok Solo Raya, dari pagi hari hingga dini hari. Yang membedakan hanyalah suasana, tempat serta harganya. Semua masih terjangkau.
      Memang,     belakangan ini banyak yang menjual lokasi saja tanpa memikirkan harga menu makanan dan minuman. Artinya, dibuat pengunjung senyaman mungkin dengan sajian dekorasi tata ruang, musik serta sarana yang memadai. Ujungnya, harga makanan dan minuman dibandrol mahal. "Hal ini yang banyak dikeluhkan pengunjung, baik lokal maupun luar daerah. Mahalnya harga. Kalau begini, bisa jadi nantinya wedangan, angkringan akan hilang. Kembali bermunculan HIK, hidangan yang memang istimewa untuk warga kampung. Enak, murah dan meriah,"papar Puspo Wardoyo seraya tertawa. ( Yan 1)

Thanks for reading HIK, Angkringan Hingga Wedangan Kelas Bangsawan | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS