Dosen Tidak Tetap Di Universitas Muhammadiyah Surakarta Itu Ternyata Wartawan

Oktober 24, 2020
Sabtu, 24 Oktober 2020


Sang dosen yang juga wartawan cukup familiar itu, pagi hari sudah disibukkan dengan kegiatan ajar mengajar secara virtual. Foto : Dokumen Pribadi.

---------------------------------------------------------------

GUGAT86.com. SUKOHARJO. Setelah cukup lama tidak berbagi ilmu, mengajar, ech ada tawaran dari mas Budi Santoso Ka Humas Universitas Muhammadiyah Surakarta ( UMS ) agar sebagai watu wartawan tuwo memasok pengalaman ke adik-adik mhswa/i jurusan ilmu komunikasi UMS. Ya wani thok, nugh langsung tak buat makalah .gercep gerak cepat kalau ada yg nawarin mengajar, sebagai praktisi jurnalis tak terasa sudah punya jam terbang 30 tahun (1990 -2020).

Materi kuliah zoom di Universitas Muhamadiyah Surakarta. By Andjar Hari Wartono, Wartawan Kedaulatan Rakyat. 

-setel lagu mp3 "Lagu Buat Penyaksi"

Lirik Lagu.  Lagu Buat Penyaksi - Iwan Fals.

 Matinya seorang penyaksi

Bukan matinya kesaksian

Tercatat direlung jiwa

Menjadi bara membara

Duka cita terdalam

Hari ini kisahmu abadi

Berbaringlah kawan

Berbaringlah dengan tenang

Matinya seorang wartawan

Bukan matinya kebenaran

Tercatat dengan kata sakti

Menjadi benih yang murni

Duka cita terdalam

Hari ini kisahmu abadi

Berbaringlah kawan

Berbaringlah dengan tenang

(Lagu Buat Penyaksi ini ditulis Iwan Fals karena dilatari kematian wartawan harian Bernas Yogya bernama Udin. Udin meninggal dunia setelah dianiaya oleh orang akibat berita yang ditulisnya. Bagi Iwan Fals, matinya wartawan bukan matinya kebenaran. Lagu Buat Penyaksi ini termuat di album Kantata Samsara yang dirilis pada 1999.)

Materi kuliah yang juga Untold story perjalanan karier jurnalistik watu wartawan tuwa..he.he...

Patuhilah apa yang menjadikan himbauan pemerintah akan Protokoler Kesehatan Covid-19. Persembahan Makanku. www.makanku.co.id

---------------------------------------------------------------

K-E-L-U-A-R,meski pelan tapi kata itu disemburkan di telingaku saat pemakaman Raden Ayu (RAy) Siti Soehartinah ibu negara di pusara Astana Mangadeg, Matesih, Kabupaten Karanganyar.

Dan, kata pelan namun nylekit itu keluar dari mulut jendral Wismoyo Arismunandar (mantan Kepala Staf Angkatan Darat KSAD ) salah seorang ipar almarhumah Tien Soeharto, istri penguasa orde baru 32 tahun, Jendral Purn HM Soeharto.

Di keremangan siang, di pusara liang lahat tempat bu Tien di makamkan di dalam bangunan pendapa Astana Mangadeg, Karanganyar, itu aku pelan-pelan yang ketahuan menyusup ke liang lahat almarhumah bu Tien ya beringsut keluar dari cungkup. Untunglah tidak ada pasukan pengawal presiden (Paspamres) .Saat orde baru hal itu termasuk pelanggaran berat, mengusik kenyamanan keluarga penguasa power full saat itu, ya lebih baik kabuur bergeser ke tempat lebih aman.

Hal itu diawali oleh rasa penasaran meski saat itu belum ada media sosial namun gosip penyebab kematian ibu negara, ada rumor bu Tien terkena rechosed atau pantulan anak peluru yang ditembakkan oleh konom dua kakak beradik Tomi saat berkelahi dengan kakaknya Bambang . Gosip kedua yang membawaku bisa atau harus bisa menyusup ke liang lahat ibu negara, saat itu bu Tien atau komplitnya Raden Ayu Siti Suhartinah kerabat Pura Mangkunegaran. Ada kepercayaan meski bu Tien pernah umroh/ haji di tanah suci Mekah, prosesi pemakaman digosipkan dengan prosesi adat Jawa, berarti kemungkinan bu Tien disemayamkan layaknya bangsawan Jawa dengan pakaian lengkap adat busana Jawa, dikebumikan dengan busana kebaya dan jarik bagi bangsawan Jawa.

MakanKu Makanan Kemasan Dengan Pemanas pertama kali di Indonesia. Instagram : makankureadymeal - YouTube : MakanKu ReadyMeal.

---------------------------------------------------------------

Mediaku yang

merupakan media berbasis budaya Jawa hal itu penting. Check and re check ke lapangan untuk membuktikan sebuah informasi itu hoax atau bukan sudah dilakukan oleh jurnalis dari media mainstream. Dan hukumnya wajib karena fakta lapangan adalah kredo suci bagi seorang jurnalis.

Kembali ke laptop,

namun pembuktian di liang lahat bu Tien, jelas (sebelum diusir oleh sang jendral).

Bu Tien jenazahnya dibungkus kain kafan layaknya muslimah dan kain kafan itu putih bersih tidak ada noda darah, seperti yang kulihat kalau kematian akibat ditembak senjata api, biasanya kafannya juga masih ada noda darah.

Berdasarkan bukti itulah aku menulis berita ya apa adanya seperti reportase pandangan mata.Tapi khusus yang diusir jendral tidak berani nulis setelah konsultasi dengan redaksiku..apa cari gara-gara kamu Njar..kata redaksiku di ujung telpon. Ya sudahlah.

Itu sekilas pengalaman dan risiko jadi wartawan. Pengalaman lain masih soal menyelinap, aku berhasil masuk di liang lahat atau cungkup pusara saat Raja Kraton Kasunanan Surakarta (yang tentu terlarang bagi rakyat jelata seperti saya).

MakanKu ini bisa dibeli di Jalan Slamet Riyadi No 300 Utara Taman Sriwedari,Solo. WhatsApp 0811 6053 553

---------------------------------------------------------------

Nama : Andjar Hari Wartono

Tempat tgl lahir : Madiun, 14 Mei 1963

SD di Caruban, SMP di Ngawi, SMA 2 Madiun terus terdampar masuk Administrasi Negara Fisip UNS. 

No HP 081329007792

Akun FB @gusdjar hari gusdjar

Akun Instagram @gusdjar

Akun twitter@gusdjar

Email gusdjar@gmail.com

Kembali ke laptop, soal selinap menyelinap. Dengan memakai pakaian adat Jawa istilahnya Jawi Jangkep, dari bawah pakai selop hitam, pakai jarik/ sarung tepatnya bebed batik, jas/ beskap cemeng atau hitam, pakai topi blangkon. 

Dengan pakaian ribet ala bangsawan jawa itu, aku harus naik tangga, ribuan tingkat di Imogiri, Bantul lokasi pemakaman Raja ISKS Pakoe Boewono XII.

Awalnya hanya kerabat dalem yang boleh masuk ke cungkup pusara liang lahat tempat raja bergelar Sayidin Panata Gama, Pengatur Agama di Jawa. Lhah dasar nekad, alhamdulillah bisa menyelinap masuk, meski sempat ditegur salah seorang menantu PB XII yg kini jadi nara sumberku juga berkawan , KP Dr Eddy Wirabumi SH MH, tapi ya nekad akhirnya dibiarkan oleh Kanjeng Wira, sebutan akrab Kanjeng Pangeran Wirabhumi.

MakanKu Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini Solusi di saat Pandemi Covid-19. Cocok bagi mahasiswa, penyuka traveling, hiking, kamping dll...

--------------------------------------------------------------

Ada nilai besar yang kuambil inti sarinya saat melihat dengan mata kepala sendiri. Wafatnya atau meninggalnya tokoh besar yang berkuasa (beberapa saat kemudian saya juga takziah ke Mangadeg saat Presiden Soeharto wafat). Intinya kekuasaan meski kekuasaan tertinggi sekalipun, saat di dunia, semua bakal ditinggalkan. Semua warga Indonesia, tahu Pak Harto dan bu Tien adalah pasangan penguasa yang hampir 32 tahun mewarnai panggung politik Republik Indonesia. Raja Kraton Surakarta PB XII pun disanjung-sanjung bahkan diberi gelar yang tidak sembarang tokoh mendapatkan, Sayidin Panata Gama atau tokoh yang punya kewenangan mengatur menata agama yang ada. Namun dengan mata kepala dan telinga saya, ada ulama kraton yg membisikkan ke telinga jenazah sinuwun, panggilan raja kasunanan Surakarta.

"Sinuwun bila nanti di alam kubur, bakal ketemu dua malaikat Munkar dan Nakir. Oleh dua malaikat itu bakal ditanya .

Tiga pertanyaan pokok dan tiga pertanyaan lainnya sehingga menjadi enam pertanyaan.

1. Man rabbuka? (Siapa Tuhanmu?) Jawablah Allah SWT Tuhanku

2. Ma dinuka? (Apa agamamu?) Islam agamaku

Aaaaa

3. Man nabiyyuaka? (Siapa Nabimu?) tetap dituntun ulama kraton, Nabi Muhammad SAW

4. Ma kitabuka? (Apa kitabmu?) Al Quran

5. Aina qiblatuka? (Di mana kiblatmu?) Ke Kakbah kiblatku

6. Man ikhwanuka? (Siapa saudaramu?) Kaum muslimin dan muslimah saudaraku, lagi-lagi dituntun oleh ulama kraton

Meski Rasulullah SAW telah membocorkan beberapa pertanyaan Munkar dan Nakir di alam kubur, tidak semua manusia dapat dengan mudah menjawabnya. 

He..he..audiens mahasiswa Universitas Muhamadiyah Surakarta yang memiliki basis Islami saat tak acungi statemen yang berhasil mengurai bisikan ulama kraton ke telinga 

Meski tanpa pengawet apalagi bahan kimia, MakanKu mampu bertahan awet, utuh dan tidak rusak baik warna maupun bau khas masakan. Asli sesuai rasa selama 1 tahun.

--------------------------------------------------------------

tak beri hadiah power bank wirelles langsung berebut menjawab. Juga game siapa yg bisa menyanyikan ra ketang reffrein lagu nya Iwan Fals yg bercerita almarhum Udin . Ada mhswi yg pintar menjawab dan dapat hadiah uang seri baru HUT RI Rp 75 rebos. He..he..pokokmen kuliah zoom gayeng baru kali ini pak Andjar,ujar Broni yg pintar menseting komputer untuk host zoom dengn peserta ratusan mahasiswa-siswi.

Kembali ke laptop,

jawaban yang akan berikan tetap tergantung dengan bekal amal ibadah dan keimanan si jenazah.

Moral liputan kematian dua tokoh itu. Setinggi apapun jabatannya, sekuat kekuasaannya tidak bakal langgeng. Itu hanya fata morgana di dunia, karena kehidupan abadi hanya membutuhkan amalan, ketakwaan manusia saat hidupnya. Jadi beruntunglah meski miskin kala di dunia namun bisa kaya di akherat karena amalannya menemani nanti di hari perhitungan (hisab).

Kembali ke masalah, setelah lulus dari pendidikan tinggi,

Ech harusnya masuk birokrasi, sesuai jurusan ilmu saya public administration.

Malah salah jurusan jadi wartawan yg biasanya tempat kerja lulusan jurusan Ilmu Komunikasi.

Kata seorang teman kau ini kok penuh liku-liku pendidikanmu, kalau tahu bakal jadi wartawan mbok langsung saja masuk Ilmu Komunikasi. Lhah tapi wait, meski lulusan Administrasi Negara kok malah diterima sebagai wartawan

di Kedaulatan Rakyat Yogyakarta dan lumayan nggak bodho-bodho amat , dipercaya perusahaan jadi Kepala Biro KR yg mengkoordinasi peliputan di Solo Raya.

Aslinya kecemplung tapi terus menikmati hingga 30 tahun jadi kuli disket atau jurnalis hingga di era digital ini.

Hobiku membaca dari bacaan biografi dari Bung Karno, Pak Harto, Habibie, Gus Dur, Megawati hingga biografi Jokowi , ke lima yang terakhir sempat bisa wawancara.

Ayo patuhi apa yang menjadikan himbauan pemerintah akan Protokoler Kesehatan Covid-19. Cuci tangan dengan sabun atau handsanitizer, bermasker, sosial'distancing dan physical distancing.

---------------------------------------------------------------

Ilmu yang tidak diperoleh di kampus fakultas komunikasi.

1. Selalu percaya diri

Pengalaman lapangan baru sebulan jadi wartawan KR ditugasi wawancara dengan Gubernur Jateng saat itu HM Ismail, jendral TNI. Ya sempat ndredeg, anak kemarin sore naik motor butut, ngajak ngomong dengan jendral, gubernur lagi. Ternyata mindset itu keliru. Yang benar saat ketemu tokoh, pewawancara harus mengandaikan dirinya atasannya..kalau hadapi kapolres kita ya seolah jadi kapolda lah..kalau hadapi gubernur mental kita dirubah jadi menteri atau dirjen departemen dalam negeri. Jadi di depan Gubernur atau pejabat yg kau wawancarai, pewancara bisa percaya diri yang penting sopan dan bertanya dengan gaya memancing. Kalau gesture si nara sumber sudah keliatan nggak oke topik pembicaraan agar beralih topik lain. Memang tidak gampang, namun proses berkali-kali ganti mindset akhirnya bisa.Disini enaknya jadi wartawan mindsetnya menghadapi orang berpangkat seperti Lurah, Camat, Bupati apa Gubernur biasa.Lha presiden aja pernah diajak ngobrol (wawancara).

Manfaat kuliah di AN. Kuliah di administrasi negara itu serasa membedah birokrasi entah birokrasi sipil seperti pemerintahan daerah atau birokrasi kepolisian, hingga militer. Artinya apa? Di birokrasi semua hal hanya boleh diputuskan oleh pimpinan, entah komandan atau disebut kepala. Termasuk orang yang layak potensial dijadikan nara sumber itu ya para kepala, komandan termasuk tokoh masyarakat. Jadi lebih sering-sering lah bersilaturahmi dgn komandan , kepala entah mencatat nomor hp/ whatsap nya termasuk mengetahui akun medsosnya dari instagram, twitter atau fesbuknya...

Terkait menentukan topik yang bakal digunakan untuk wawancara, cara termudah dengan selalu membaca berita yang aktual. Misal soal merebaknya Corrona Virus dissease ( Covid-19) di Solo atau Jawa Tengah. Oh ya biasanya wartawan itu memberitakan apa yg menarik di lingkungan terdekatnya. Karena segmen pembaca koran/media berita menarik yang dekat secara geografis akan lebih diminati pembaca daripada berita menarik (misal pembunuhan namun terjadi di Amerika Serikat) tidak terlalu diminati pembaca yg memilih kasus pembunuhan yg terjadi misal di Banyuanyar , Solo atau di Sukoharjo misal ada wanita terbunuh di dalam mobil yang terbakar.

Godaan iming-iming amang-amang

Ada ucapan dari tokoh termashyur Napoleon Bonaparte tentang wartawan, saya lebih takut sebuah pena wartawan (yang membocorkan kelemahan pertahanan Perancis), dari pada menghadapi satu divisi pasukan musuh lengkap dengan senjata canggihnya.

Meski hal itu ada yang berucap nada mengolok

kalau ada seratus wartawan ya takluk kan sediakan 100 amplop untuk wartawan.

Namun ada fenomena saat Karni Ilyas wartawan senior presiden Indonesia Lawyer Club ( ILC )....kenapa saat ILC acara prestisius yang dinantikan jutaan pemirsa teve one yang akan mengulas UU cipta kerja omnibus law kok tidak jadi tayang.

Karni di cuitan twiternya hanya mengatakan tidak semua yang saya tahu dan alami, tidak semuanya bisa saya katakan atau tayangkan secara terbuka.

Itulah kekuatan media, punya kemampuan untuk mengubah policy baik pimpinan negara atau mempengaruhi publik. Nah kasang berbagai pihak bakal mempengaruhi media.

Saat ditanya apa pengalaman paling heroik saat menjadi wartawan? 

Jawabku saat mengantar teman wartawan atasanku, gegara menulis bu Tien dinilai keliru soal Legiun Wanita Pura Mangkunegaran. Diperiksa secara berjenjang dari Kodim disidik oleh seorang bintara sambil menakut-nakuti dengan pestol. Kemudian naik dipanggil komandan Kodim. Hingga beralih dipanggil mbak Tutut didampingi KSAD saat itu, jendral Hartono.

Ada juga, saat memberitakan kasus pencurian di sebuah toko serba ada, ech istri di rumah 

diteror tilpun. Waktu itu belum ada handphone, jadi siap-siap istri atau suaminya wartawan/ wartawati bisa kena kecipratan risiko pasangannya yang jadi wartawan.

Pernah juga diancam tim 28 tim anti bandit kejahatan kekerasan (jatanras) polres Solo.

Saat berita yang dinilai memojokkan mereka dimuat di halaman depan koran Kedaulatan Rakyat saat itu. Untung waktu itu ada teman wartawan solidaritas antar wartawan tinggi, saya diselamatkan oleh pak Budi Santoso yang saat itu wartawan Suara Merdeka, kebetulan satu liputan di hukum kriminal.

Kiat menghadapi pihak

-pihak yang berurusan soal pemberitaan

Kalau dipanggil nara sumber yg marah jangan sendirian ajak saksi. Bukan takut, tapi jaga-jaga kalau ada peristiwa hukum ada saksinya.

Itulah risiko atau sebaliknya nilai manfaat kerja wartawan. Selain mendapat perlakuan kurang menyenangkan juga sering mendapat layanan yang istimewa. Sering diajak kunjungan ke berbagai daerah di nusantara mau diajak ke luar neger perbatasan Papua Nugini namun batal..he.he..

Ada juga lhoh yang.ketemu jodohnya, atau pekerjaan barunya setelah bermula dari wartawan. Jadi nawaitu kerja wartawan. Sebagai tempat berkarier. Atau seperti 

mantan wartawati sebuah media di Solo akhirnya menjadi istri gubernur jateng Ganjar Pranowo.

Jadi wartawan itu pilihan.

Wartawan bisa jadi area batu loncatan kerja

Sejumlah teman hanya beberapa saat job wartawan, lhah ketemu bos di BUMN , perusahaan besar juga link ASN jadilah pindah kerja yg total take home pay nya lebih gedhe dibanding wartawan. # Gus Jar / Yani G1.

            ---------081325995968--------

      



Thanks for reading Dosen Tidak Tetap Di Universitas Muhammadiyah Surakarta Itu Ternyata Wartawan | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS