Bangunan Gedung Rektorat UNS Mirip Astana Giribangun

Januari 06, 2021
Rabu, 06 Januari 2021


Bentuk Bangunan Gedung Rektorat dr. Prakosa UNS Sama dengan Makam Soeharto di Astana Giribangun?. Foto : Ist.
---------------------------------------------------------------
GUGATNews.com. SURAKARTA. UNS– Gedung Rektorat dr. Prakosa merupakan bangunan yang sangat bersejarah bagi berdirinya Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Gedung Rektorat dr. Prakosa yang dibangun pada 11 Maret 1978, difungsikan sebagai kantor rektor, jajaran wakil rektor, dan administrasi pusat.
Sebagai bangunan yang sangat ikonik dan kerap kali menjadi latar foto mahasiswa UNS saat wisuda, Gedung Rektorat dr. Prakosa dipenuhi dengan banyak cerita sejarah dan fakta-fakta unik. 

Salah satu pertanyaan yang seringkali ditanyakan masyakarat adalah apakah bentuk bangunan Gedung Rektorat dr. Prakosa sama dengan makam Presiden RI ke-2 Alm. Soeharto di Astana Giribangun?

Untuk menjawab pertanyaan masyarakat tersebut, _uns.ac.id_ langsung bertanya kepada pakar arsitektur Jawa UNS, Dr. Titis Srimuda Pitana. Saat ditemui di ruang kerjanya di Gedung Dekanat Fakultas Teknik (FT) UNS, ia menjawab jika Gedung Rektorat dr. Prakosa dengan makam Soeharto di Astana Giribangun sama-sama menggunakan konsep sakralitas dalam arsitektur bangunan Jawa.

MakanKu Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini Solusi di saat Pandemi Covid-19. WA 0811 6053 553. Instagram makankureadymeal dan YouTube MakanKu ReadyMeal.
---------------------------------------------------------------
Sakralitas yang dimaksud Dr. Titis dapat dilihat dari atap Gedung Rektorat dr. Prakosa dan makam Soeharto di Astana Giribangun yang sama-sama menggunakan bentuk tajug.

Tajug merupakan atap berbentuk piramidal atau limas bujur sangkar dengan dasar persegi empat sama sisi yang di tengahnya terdapat satu puncak. Bentuk atap ini lazimnya ditemui pada atap masjid di sejumlah daerah di Indonesia.

Namun, Dr. Titis menampik jika ada unsur kesengajaan dalam pembangunan Gedung Rektorat dr. Prakosa agar sama dengan makam Soeharto di Astana Giribangun. Ia juga mengatakan tidak ada keterlibatan istri Soeharto, mendiang Ibu Tien, dalam pemilihan konsep arsitektur Gedung Rektorat dr. Prakosa.

Patuhilah apa yang menjadikan himbauan pemerintah akan Protokoler Kesehatan Covid-19. MakanKu.
---------------------------------------------------------------
“Bukan sama, tapi juga menggunakan konsep sakralitas. Wujudnya beda bentuknya sama, bentuk itu ada pada tataran ide tapi perwujudan dalam tataran fisik,” ujar Dr.  Titis.

Selanjutnya, Dr. Titis mengulas posisi Gedung Rektorat dr. Prakosa dalam tata ruang di Kampus UNS Pusat Kentingan menerapkan konsep pajupat. Pajupat atau yang disebut Dr. Titis sebagai papat kiblat limo pancer menempatkan Gedung Rektorat dr. Prakosa dikelilingi oleh bangunan-bangunan lain.

“Papat kiblat itu 4 penjuru mata angin. Kalau kita lihat konsep tata ruang yang paling tengahnya itu tempat bertemunya 4 kekuatan dari 4 penjuru mata angin yang menyatu di tengah,” tambahnya.

Posisi Gedung Rektorat dr. Prakosa yang dikelilingi banyak bangunan, disebut Dr. Titis sebagai simbol dari kemampuan gedung ini dalam menyeimbangkan, menyelaraskan, dan mengharmonikan kondisi tata ruang agar menjadi stabil.

Tidak saja mengulas konsep arsitektur Gedung Rektorat dr. Prakosa dari luar, Dr. Titis juga merinci secara detail filosofi yang terkandung di dalam gedung ini. Ia menerangkan dalam konsep bangunan Jawa, tidak dimulai dari bawah (pondasi) melainkan dari pamidhangan.

Pamidhangan atau yang berarti pundak disebut dr. Titis sebagai simbol dari kekuatan untuk memikul beban. Sehingga, jika diulik dari filosofinya, seorang pemimpin –yang dalam hal ini dimaksud adalah rektor- harus mampu menerima beban yang sangat berat.

Kekuatan pamidhangan yang ada di Gedung Rektorat dr. Prakosa, terdapat pada blandar pemanjang dan blandar pengeret yang menopang tumpang sari. Fungsi dari tumpang sari adalah sebagai penumpu bagian brunjung hingga ke pucuk bangunan Gedung Rektorat dr. Prakosa.

“Kemudian, disatukan sampai ke puncak sampai di atas yang pucuknya atau dalam bahasa Jawa itu molo atau polo atau otak. Sehingga, seberat apapun tugas pemimpin tetap harus mampu menggunakan akal sehatnya,” jelasnya.

Di tengah Gedung Rektorat dr. Prakosa juga terdapat lampu yang digantung dari atas hingga ke lantai 1. Dr. Titis mengatakan lampu tersebut bukan semata-mata untuk hiasan, namun ada makna filosofis di dalamnya.

Lampu tersebut bermakna telupak atau telu sing cemepak yang artinya ada tiga hal penting yang harus ada di muka bumi. Tiga hal penting tersebut jika dikaitkan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Persembahan Diah Warih Anjari ( DIWA). Pengusaha dan Politisi Solo yang peduli dengan wong cilik.
---------------------------------------------------------------
“Trinitas kalau di Nasrani ada Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Kalo di Islam ada Allah, Qur’an dan Rasul. Jadi, harus mampu menjadi penerang kapan saja, memberi penunjuk, dan memberi arahan berdasar 3 hal tadi,” pungkas Dr. Titis.

*Sejarah Gedung Rektorat dr. Prakosa*

Selain mewawancarai Dr. Titis, _uns.ac.id_ juga menghubungi Kepala Program Studi (Kaprodi) Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS, Dr. Susanto, untuk menjelaskan sejarah Gedung Rektorat dr. Prakosa.

Saat dihubungi melalui pesan singkat Kamis (31/12/2020), Dr. Susanto mengatakan nama dr. Prakosa yang tersemat pada Gedung Rektorat berasal dari Rektor UNS kala itu Brigjen TNI. dr. Prakosa. Dalam proses pembangunan Kampus UNS Pusat Kentingan, ia memprioritaskan pembangunan Gedung Rektorat dr. Prakosa untuk segera diselesaikan.

“Yang dibangun pertama kali Gedung Rektorat. Disamping beberapa bangunan fakultas menggunakan anggaran tahun 1977/ 1978. Membangunnya bersamaan mulai 11 Maret 1978. Tapi, yang diprioritaskan adalah Gedung Rektorat,” ujar Dr. Susanto.

Ia mengatakan peran dr. Prakosa pada waktu itu sangat besar. Hal itu dibuktikan dengan berhasilnya pembangunan Kampus UNS Pusat Kentingan seluas 60 hektar pada tahun 1986 yang semula merupakan kompleks kuburan Tionghoa.

“Betapa besar peranan Pak Prakosa yang memimpin UNS 2 periode 1977-1986. Maka, untuk menghargai beliau, bangunan Gedung Rektorat UNS diberi nama Gedung Prakoso,” ujar Dr. Susanto.

Ayo patuhi apa yang menjadikan himbauan pemerintah akan Protokoler Kesehatan Covid-19. DIWA.
---------------------------------------------------------------
Dr. Susanto juga menambahkan, jika pembangunan Gedung Rektorat dr. Prakosa disusul dengan auditorium dan perpustakaan. Pada masa kepemimpinan Rektor UNS, Prof. Ravik Karsidi, auditorium UNS diberi nama G.P.H. Haryo Mataram yang merupakan Rektor UNS pertama. #D3DJ4R/Yani G1.
                ------081325995968---------


Pencetak Tahfidzah Al Qur'an dari bumi KARANGANYAR SURAKARTA.
===================================


SMP Batik SURAKARTA kini mulai membuka pendaftaran siswa baru.
===================================



Thanks for reading Bangunan Gedung Rektorat UNS Mirip Astana Giribangun | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS