HIK, Wedangan Dan Angkringan Solusi Di Saat Pandemi Covid-19

Oktober 19, 2021
Selasa, 19 Oktober 2021


 Wedangan Plengeh ada di Kampoeng Batik Laweyan Solo. Foto : Yani.

GUGAT news.com. SOLO.

Hidangan Istimewa Kampung (HIK), Wedangan serta Angkringan, sebenarnya sama saja. Memang ada sedikit perbedaannya juga, pastinya era, jaman dan menu makanan dan minuman yang dijajakan. Yang jelas, keberadaan ke tiga nya tersebut sangat membantu di saat suasana seperti sekarang ini. Pandemi Covid-19 bersamaan pembatasan kegiatan masyarakat,  PPKM yang terus saja berkepanjangan. 3-20 Juli dikenal sebagai PPKM darurat yang terus berkepanjangan hingga sekarang ini dengan istilah lainnya. Level 4.3.2 dan 1.

KGPH Puger Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, di wedangan Plengeh, Laweyan. Foto : Yani.

Bisa jadi, benar benar Pelonggaran PPKM yang hampir di setiap kotamadya dan kabupaten, kabupaten kota hingga provinsi senantiasa berlevel sama 2, nantinya Pelonggaran PPKM total mungkin hingga datangnya tahun baru 2022 yang tinggal hanya 2 bulan 10 harian itu. Pastinya, warga masyarakat sudah merasa jenuh dengan kondisinya yang tidak pasti dan tidak menentu ini. Ditambah lagi, semakin sulitnya perekonomian di Indonesia. "Dari Pandemi hampir 2 tahun ini, kami sudah tidak punya tabungan. Alhamdulillah...kami punya usaha wedangan meski saat itu sering didamprat petugas Covid-19 yang dianggapnya bersalah, meski kami tidak mengetahui kesalahan pastinya,"ujar Plengeh, pemilik wedangan Gus Plengeh yang ada di Kampoeng Batik Laweyan.

Yah, masih menurut penuturan Gus Plengeh, apapun yang menjadi perintah dari semua petugas kesehatan Covid-19 Kalurahan Laweyan, ya harus kudu dipatuhi. Dari yang libur berkepanjangan lantaran sepi pembeli, pembeli hanya diperbolehkan jajan dibungkus dibawa pulang, jumlah menu makanan dan minuman dikurangi hingga jumlah kursi yang hanya boleh untuk mengantri dibungkus dan tidak lebih dari 25%. Menyediakan sarana cuci tangan dengan sabun atau handsanitizer, Selalu bermasker. "Alhamdulillah...saya buka pagi hari hingga sore. Bagi yang jualan sore, tidak boleh lebih dari jam 20.00 WIB. Mumet, pusinglah," terang Gus Plengeh sambil menambahkan jika setiap harinya kudu bersabar.

Wedangan Gondrong KPK yang ada di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kabangan, Sondakan. Foto : Achmad Yani.

Apa yang diutarakan oleh Gus Plengeh, juga dibenarkan oleh Sugiyatno Gondrong, yang membuka wedangannya ada di jalan raya Perintis Kemerdekaan atau Kabangan, Sondakan. Tragis bagi Giyatno Gondrong, sudah sial dengan adanya PPKM berkepanjangan sampai akhirnya tidak diperkenankan oleh Pemda Solo. Space trotoar jalan mulai saat ini tidak boleh lagi dipakai berjualan. Trotoar mau dikembalikan seperti semula. Dipakai untuk pejalan kaki. " Mulai hari ini, saya sudah tidak boleh jualan di Kabangan. Saya belum tahu harus pindah kemana. Saya mau pulang ke Wonogiri dulu," terang Giyatno Gondrong yang baru 4 tahun jualan wedangan sudah memiliki mobil.

Makanku Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini Solusi Di Saat Pandemi Covid-19

Lain Plengeh, Giyatno Gondrong lain pula dengan Slamet, pemilik Wedangan PERSeduluran yang ada di seputaran Langgar Merdeka, Laweyan. Tidak pernah merasakan PPKM serta Pandemi Covid-19 berkepanjangan. Pasalnya, belum genap sebulan dirinya berjualan. Malahan yang dirasakan saat ini, juga banyak lainnya merasakannya. HIK, Wedangan dan Angkringan justru merupakan solusi terbaik di saat Pandemi Covid-19. Artinya, dengan berjualan kuliner kampung itu merupakan solusi guna mengatasi ekonomi yang semakin menghimpit. "Alhamdulillah...tanpa modal sedikitpun bisa berjualan wedangan. Lumayan bisa menopang perekonomian setiap harinya," tandasnya.

Tidak bermodal, ditegaskan Slamet, cukup hanya bermodalkan tekad, kemauan keras dan optimis. Modal Rp O pun bisa, kalaupun kudu bermodal materi cukup Rp 250 ribu. Artinya, Rp 100 ribu untuk biaya ongkos kirim gerobak berikut peralatannya, komplit. Dari gelas es, kopi, sampai ember cucian hingga abu gosoknya. Sewa Rp 10 ribu setiap harinya dibayar setiap 10 hari sekali. Kalau modal Rp 0, bisa meminjam ke toko kelontong. Dari kopi, gula, teh dan shashet an lain. Kalaupun modal Rp 250 ribu tadi, 100 ribu untuk ongkos kirim, sisanya untuk modal gula, teh dan lainnya. "Untuk menu,banyak yang menyediakan titip Makanan dulu, bayar setelah laku. Benar benar solusi tersendiri di saat Pandemi Covid-19. Usaha tanpa modalpun jadi,"terang Slamet sambil menambahkan jika di Solo saat ini ada ribuan pedagang HIK, Wedangan dan Angkringan. #Yani.


                   °°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°










Thanks for reading HIK, Wedangan Dan Angkringan Solusi Di Saat Pandemi Covid-19 | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS