Persis berada di belakang Masjid Laweyan, Solo inilah jasad Nyai Ageng Sewakul dimakamkan satu kompleks dengan kakek nya Ki Ageng Henis, Cikal Bakal pendiri Kerajaan Dinasti Mataram Islam. Foto : Yani
GUGAT news.com SOLO
Adalah Mbah Triman (72), orang yang setiap harinya selalu membersihkan dan merawat makam yang ada di Komplek Makam Ki Ageng Henis, cikal bakal berdirinya Kerajaan Dinasti Mataram Islam. Pastinya, dari beliaulah yang senantiasa mengarahkan bagaimana tata cara untuk melakukan ziarah makam ke Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis, Laweyan.
Kali ini GUGAT news bertemu langsung dengan Mbah Triman yang berkenan menceritakan tentang ramainya peziarah dari berbagai daerah melakukan ziarah tabur bunga di pusara makam Nyai Ageng Sewakul yang ada satu kompleks di pemakaman Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis, Laweyan. Dan Nyai Ageng Sewakul ini merupakan putra dari Ki Ageng Pemanahan, cucu dari Ki Ageng Henis dan adik kandung dari Panembahan Senopati.
" Saya secara pribadi tidak tahu pastinya, kalau di pusara makam Ki Ageng Henis yang berdampingan dengan adik nya Nyai Ageng Pandanaran dan Nyai Ageng Pati itu, selalu ramai dikunjungi, Diziarahi oleh pejabat dari berbagai daerah. Selain Soloraya, bahkan Semarang, Jogjakarta dan Surabaya. Termasuk belakangan ini ramai pula diziarahi pusara makam Nyai Ageng Sewakul,"tutur Mbah Triman kepada GUGAT news, Kamis (19/9) siang.
Dari cerita turun temurun, lanjut Mbah Triman yang biasa nderek ke, untuk mengantar Gusti Pangeran Haryo(GPH) Puger, salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat itu, saat berziarah ke Makam Ki Ageng Henis, jika Nyai Ageng Sewakul konon kabarnya di jaman bertahtanya sang kakak Panembahan Senopati pendiri Dinasti Mataram Islam di Kota Gede yang kini masuk wilayah Jogjakarta, sebagai ahli ekonomi dan pedagang sukses.
Nyai Ageng Sewakul, merupakan putri bungsu, anak ke 12 dari Ki Ageng Pemanahan dan Nyai Ageng Sabinah keturunan Brawijaya Majapahit yang sekaligus merupakan adik kandung Panembahan Senopati, pastinya merupakan cucu dari Ki Ageng Henis, ulama besar di jaman Kerajaan Kasultanan Pajang, Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir abad 15 silam.
Sepertinya, sah dan wajar wajar saja bilamana pusara makam Nyai Ageng Sewakul ini banyak dikunjungi dan Diziarahi oleh mereka yang mengaku sebagai pengusaha dan pedagang yang berdatangan dari berbagai daerah. Seperti halnya pusara makam Ki Ageng Henis, juga tak pernah sepi pengunjung pada setiap harinya. " Sekali lagi, saya tidak tahu maksud dan tujuan mereka berziarah ke Ki Ageng Henis juga cucunya Nyai Ageng Sewakul," papar Mbah Triman tersenyum.
"Sebagai tukang bersih bersih makam di Komplek Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis, saya hanya tahu tata cara untuk berziarah nya saja. Bersuci di Masjid Laweyan, syukur berwudhu dan shalat 2 rekaat di masjid dan setidaknya mencuci tangan dan kaki, barulah masuk ke area makam Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis serta cucunya Nyai Ageng Sewakul yang persis berada di belakang Masjid Laweyan, masjid tertua di Solo. Mau tabur bunga di persilakan, termasuk dupa kemenyan. Tidak pun juga tak apa," ujar Mbah Triman.
Untuk sekedar saran, Mbah Triman menambahkan ziarah baik Ke Ki Ageng Henis, Nyai Sewakul atau makam makam keturunan Majapahit dan Pajang yang ada di Kompleks Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis, boleh boleh saja tidak ada yang melarang. Silakan boleh mendoakan siapapun, ngalap berkah pun silakan saja. Itu urusan mereka dan hak mereka pula.
" Silakan berdoa dan ngalap berkah, jangan berharap berkah dari orang orang yang sudah meninggal, cukup mendoakan saja. Mintalah dan berharap lah berkah itu hanya kepada Gusti Kang Murbeng Dumadi Akaryo Jagad, Allah SWT. Jangan minta kepada siapapun kecuali Allah SWT, mengenang sejarah nya sangat diperbolehkan," pungkas Mbah Triman tersenyum. #Yan 1.
Thanks for reading Tara Cara Ziarah Makam Nyai Ageng Sewakul | Tags: Peristiwa Budaya
« Prev Post
Next Post »