Sungai Brojo peninggalan Joko Tingkir yang membelah wilayah Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo dengan Pajang, Laweyan, Solo. Foto : Yani.
GUGAT news. SUKOHARJO
Kepada GUGAT news, Gusti Pangeran Haryo (GPH) Puger salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang menjumpai di Ndalem Kapugeran Keraton PB XII, belum lama ini menceritakan jika Sungai Brojo itu juga bagian dari peninggalan sejarah leluhur Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir abad 15 silam.
Kabarnya, keberadaan Sungai Brojo itu tidak jauh dari lokasi berdiri Kasultanan Pajang yang telah dibumi hanguskan diratakan dengan tanah oleh anak angkatnya sendiri, Panembahan Senopati pendiri Dinasti Mataram Islam di Kota Gede yang kini masuk wilayah Jogjakarta. Memang, di sebelah selatan dari Sungai Brojo ini, ada diketemukan peninggalan sejarah dari Kerajaan Kasultanan Pajang yang berupa umpak batu atau batu penyangga tiang kayu jati bangunan keraton.
" Memang saat ini belum pernah dinyatakan resmi dimana letak strategis nya bekas bangunan Kerajaan Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir abad 15 lalu. Pasalnya oleh anak angkatnya, Joko Tingkir, Panembahan Senopati Dinasti Mataram Islam I, bangunan istana Pajang diluluhlantakan sampai tidak berbekas lagi. Mungkin, hanya Sungai Brojo lah saksi bisa sejarah keraton Pajang," tutur GPH Puger.
Boleh jadi, tidaklah menutup dari segala kemungkinan, lanjut Gusti Puger, panggilan akrab GPH Puger, kali pertama dilarung atau Dihanyutkan jasad Raden Pabelan putra dari Tumenggung Mayang oleh pasukan prajurit Kerajaan Pajang yang disebabkan akan perintah raja, Sultan Hadiwijaya. Bukan tanpa alasan, dibunuh dan Dihanyutkan nya jasad Raden Pabelan itu lantaran perbuatan maksiatnya. Berzina dengan Putri Ndalem Sultan Hadiwijaya yaitu GKR Sekar Kedhaton.
Kalau menilik lokasi Sungai Brojo ratusan tahun silam, bisa dipastikan lagi termasuk sungai besar. Pasalnya, saat itu dipergunakan sebagai sarana transportasi air atau sungai untuk Kerajaan Pajang menuju daerah kekuasaan lainnya, termasuk menuju Kerajaan Majapahit, Jawa Timur dengan menggunakan perahu. Saat itu belum adanya angkutan darat, apalagi udara.
"Saya yakinlah, tidak jauh dari Sungai Brojo ini dahulunya merupakan bagian dari Keraton Pajang. Sehingga tepat sekali jika jasad Raden Pabelan, mulai titik pertama dihanyutkan itu ya dari Sungai Brojo ini sampai hampir ke Sungai Bengawan Semanggi, sebutan Bengawan Solo di saat Sultan Hadiwijaya, Pajang. Barulah di sebut Bengawan Solo, setelah adanya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (1745). Ya, di Sungai Brojo inilah jenazah Raden Pabelan kali pertama dilarung, untuk dihanyutkan," pungkas GPH Puger, serius. #Yani.
Thanks for reading Sungai Brojo Jasad Raden Pabelan Kali Pertama Dihanyutkan | Tags: Budaya
« Prev Post
Next Post »