Gusti Puger Beberkan filosofi Burung Puter dan Merpati
Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, menyoal filosofi Burung. Foto : Yani.
GUGAT news.com SOLO.
Ditemui setelah rampung ziarah makam istrinya Raden Ayu (RAy) Puger di sekitar area Pasarean Ndalem Ki Ageng Henis, Laweyan, beliau salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger, kepada wartawan berkenan menjelaskan tentang filosofi seputar Burung Puter dan Merpati. yang ternyata bagus sekali dampaknya jika dipelihara di rumah untuk diternak atau ditangkar.
Adalah burung puter merupakan burung Istimewa yang ratusan tahun silam hanya bisa dimiliki oleh orang penting setingkat Sunan dan Sultan serta raja, setidaknya bangsawan atau saudagar dan pengusaha kaya raya. Bukan tanpa alasan, kabarnya baik burung puter maupun merpati ini konon katanya dari langsung kuasa pemberian Sang Ilahi kepada makhluk pilihannya. Sehingga tidaklah mengherankan lagi jika Burung Puter dan Merpati merupakan piaraan orang terpilih.
" Puter itu secara bahasa Jawa dikenal diartikan berpindah dari tempat yang satu ke tempat lainnya yang terus saja berputar dari kepemilikan orang yang tergolong Istimewa, bukan diperjualbelikan melainkan si Burung Puter itulah yang menghendaki berpindah kepemilikan. Burung Puter juga merpati bukan merupakan unggas liar yang banyak ditemui di hutan melainkan burung yang dipelihara oleh seseorang yang tergolong berkederajatan tinggi, termasuk pemilik merpati," urai KGPH Puger.
Bahkan burung merpati ini sangatlah Istimewa sekali, demikian diterangkan Gusti Puger panggilan akrab KGPH Puger, bagaimana tidak istimewa? Burung yang sengaja langsung dikirim oleh Gusti Kang Murbeng Dumadi Akaryo Jagad, Allah SWT untuk melindungi Rasulullah dan sahabatnya Abu Bakar dari ancaman pembunuhan oleh kaum Quraisy. Diselamatkan lah oleh sekawanan Merpati yang diutus oleh Allah SWT, menutup lubang gua dimana Rasulullah dan Abu Bakar ada di dalamnya dan selamat.
Khususnya Merpati, masih menurut penuturan Gusti Puger, merupakan burung sangat istimewa sekali akan kecerdasannya. Begitu Rasulullah dan Abu Bakar sudah berada di dalam gua, tak lama kemudian datanglah puluhan ekor laba laba yang bersarang sampai menutup mulut gua. Belum cukup hanya sampai di situ kuasa Ilahi untuk melindungi Rasulullah dan Abu Bakar, diputus lah puluhan pula burung merpati berada di depan mulut gua. Menariknya, meski ada puluhan Merpati ada di depan gua, tak sedikitpun sarang laba laba itu rusak.
Sehingga dalam benak mereka para pemuda Quraisy yang hendak menebas leher Rasulullah dan Abu Bakar, jadi urung demi melihat sarang laba-laba yang tidak rusak sedikitpun dan utuh. Dalam pikirannya, tidaklah mungkin sarang laba-laba tidak akan sobek rusak demi untuk jalan masuk menuju ke dalam gua. Menariknya lagi, sesuatu yang mustahil dengan keberadaan puluhan merpati namun tidak merusak sarang laba-laba. Selamatlah Rasulullah dan Abu Bakar dari kejaran untuk dibunuh oleh kaum Quraisy.
" Keistimewaan Burung Merpati yang diutus oleh Allah SWT untuk menyelamatkan Rasulullah dan Abu Bakar dari pembunuhan, Burung Merpati mampu pula menjadikan dirinya sebagai bagian penting dari utusan raja yang satu ke raja lainnya dengan membawa sepucuk kertas surat, sehingga sekarang ini dikenal serta Burung Merpati dijadikan semacam simbol untuk POS di seluruh dunia. Semuanya itu tak terlepas dari kuasa Ilahi," pungkas KGPH Puger.#Yan 1.