KGPH Adipati Dipo Kusumo Berikan Pengarahan Ke Abdi Dalem Seputar Malem Tahun Baru 1 Syuro
KGPH Adipati Dipo Kusumo, Pengageng Perintah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Foto : Yani
GUGAT news.com SOLO
Selain Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Paku Buwono (PB) XIII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang berkenan memberikan arahan kepada mereka para abdi dalem dan Sentana Ndalem untuk laku spiritual Mapak atau menjemput datangnya bulan Syura (Jawa) Muharram (Islam), juga Pengageng Perintah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Adipati (KGPH) Adpt Drs Dipo Kusuma.
"Nanti saat laku spiritual kirab dari mulai Kori Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, siapapun tidak boleh bermain Hp di sepanjang jalan. Hp harus dimatikan saat laku jalan kaki, apalagi yang ngampil atau membawa pusaka, Hp, merokok, ngomong dengan yang lain merupakan pantangan tersendiri. Lain halnya kalau hanya sebentar karena harus boleh menenggak minuman air mineral," jelas Gusti Ratu Paku Buwono.
Akan halnya dengan pemaparan oleh Gusti Dipo, panggilan akrab KGPH Adpt Dipo Kusumo, selain perlunya istirahat yang cukup dari mulai pagi hingga sore hari karena malamnya tepat pukul 00.00 WIB harus memenuhi tugas sebagai abdi dalem juga Sentana Ndalem untuk laku Mapak menjemput datangnya bulan Syura dengan ritual sakral kirab pusaka mengitari tembok luar Beteng Baluwarti sejauh 7 km. Pastinya diperlukan tenaga stamina kesehatan yang prima, apalagi yang ngampil, membawa pusaka tombak dan payung.
" Mungkin bagi yang masih muda untuk jalan malam hari sejauh 7 km tidak seberapa tiada terasa lelah, namun bagi yang sudah usia 40 tahun kesana, perlu stamina tubuh prima. Karena tidak kurang 3-4 jam perjalanan, dilanjutkan berjamaah shalat subuh barulah selesai kegiatan dan boleh pulang. Mungkin bagi yang ngampil membawa pusaka tombak akan lebih siang sedikit, sekitar jam 7-8 an. Bukankah ini perlu fit kondisi tubuh," papar Gusti Dipo.
Tepat pukul 00.00 WIB, lanjut Gusti Dipo, kirab dimulai dari cucuk lampah atau barisan paling terdepan, sekitar 4-5 kerbau bule yang mengawali jalan dari Halaman Kamandungan yang selanjutnya disusul barisan kirab selanjutnya ribuan abdi dalem dan Sentana Ndalem termasuk pengampil, pembawa pusaka tombak dan payung serta pemegang pataka panji panji kebesaran Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Baik abdi dalem, Sentana Ndalem laki atau perempuan diminta laku tapa bisu tak berbicara satu dengan lainnya selama prosesi.
Dari Kori Kamandungan ke Utara menuju Kori Kamandungan, Sapit Urang kulon lurus mengitari Alun alun Lor hingga bundaran Gladag lurus sampai perempatan Telkom barulah ke kanan hingga jalan Kapten Mulyadi. Kapten Mulyadi lurus ke selatan sampai perempatan Baturono dan belom kanan ke barat masuk jalan Veteran hingga perempatan Gemblegan. Dari Gemblegan lurus ke kanan atau Utara sampai masuk jalan protokol Slamet Riyadi.
Begitu sampai di Slamet Riyadi arak arakan kirab langsung menuju ke arah timur hingga kembali di Bundaran Gladag yang selanjutnya masuk ke Alun alun Lor dari arah timur, lanjut menuju Sapit Urang Wetan, belok ke kiri kembali sampai di Kori Brojonolo dan masuk keraton lagi untuk beristirahat barang sejenak menunggu panggilan adzan subuh untuk berjamaah shalat di Masjid Pudjosono di dalam Cempuri Keraton atau Masjid Paromosono di luar Cempuri namun masih berada di dalam tembok Benteng Baluwarti.
Konsultan Spiritual Islam Solusi Segala Problema, Nikah Siri, Rukyah dll. Hub : A.A.Yani. Perumahan Pondok Baru Permai Blok K nomor 44 RT08 RW 12 Gentan, Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah. 081325995968
"Biasanya kirab masuk kembali sampai di keraton menjelang dikumandangkan adzan subuh, sekitar 3-4 jam perjalanan dan yang selesai dari berjamaah shalat subuh dipersilakan untuk bisa istirahat terlebih sambil minum kopi atau teh dengan kue yang telah disediakan. Selesai, boleh pulang. Bagi yang berkewajiban ngampil, membawa pusaka tombak dan payung serta panji panji harus dikembalikan seperti semula," pungkas KGPH Adpt Dipo Kusumo. #Yani.






