Angkringan atau Wedangan Di Solo Mulai Resah

Agustus 21, 2025
Kamis, 21 Agustus 2025


 Mulai tampak sepi angkringan atau wedangan di Soloraya, imbas dari  rencana pemerintah untuk mengenakan tarif pajak royalti musik. Foto : Achmad 

GUGAT news.com SOLO

Di Solo dan sekitarnya dampak rencana pemerintah yang akan mengenakan tarif pajak royalti musik, disambut resah sekaligus bingung oleh mereka para pelaku usaha angkringan, wedangan serta pemilik pelaku dunia musik, yang dalam hal ini organ tunggal, pengamen di setiap angkringan yang buka pagi hari dan malam hari.

Adalah Kangjeng Pangeran (KP) Tjoek Kusubagyo, trah ndalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dari Sinuhun Paku Buwono (PB) VIII serta pemilik angkringan Wahyu Tumurun di sebelah barat Pasar Tekstil Pasar Klewer atau tepat di sebelah pojok Barat Laut Beteng Baluwarti Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, merasa gelisah. Bukan tanpa alasan, angkringan yang setiap malamnya tak pernah sepi tamu itu, bisa berdampak sepi pengunjung.

" Kalau pemerintah jadi membebankan tarif pajak royalti musik di setiap angkringan, bisa dipastikan lagi Wahyu Tumurun (WT) akan langsung terdampak, sepi pengunjung. Kebetulan saya sendiri pembina Artis musik keroncong di Solo yang pastinya memiliki komunitas, dampak itu langsung ke Angkringan WT, baik wedangan maupun musik itu milik kami sendiri. Ya memang untuk berbagai rejeki kadang kami undang player organ tunggal," jelas KP Tjoek Kusubagyo, serius.

Ternyata kekhawatiran Kangjeng Tjoek, panggilan akrab KP Tjoek Kusubagyo, juga langsung dirasakan oleh Untung, pemilik angkringan Untung yang ada di Jalan Agus Salim, Sondakan, Laweyan itu. Pastinya kerugian itu sudah mulai bisa dirasakan baik Subur, Untung serta KP Tjoek Kusubagyo dengan semakin sepinya pengunjung yang datang untuk wedangan sekaligus menyalurkan hobi bernyanyi nya. 

" Mau tidak mau ya itulah dampaknya dari royalti musik. Sebagai angkringan yang buka pagi hari hingga sore hari, kami langsung terdampak sepi pembeli yang sekaligus ingin menyalurkan hobi menyanyi. Karena tidak tahu prosedural nya yang nantinya ribet, musik pun langsung saya sudahi, jadi angkringan pagi tanpa bermusik. Yaaah...sedikit mulai sepi pengunjung karena tidak ada musik nya,"'papar Untung pemilik angkringan pagi hari.

Akan halnya Kanjeng Tjoek, pemilik angkringan malam hari WT, mengaku pilih menuruti apa saja yang dimaui negara. Sekiranya menguntungkan ya dilanjutkan, namun kalau berdampak sepi pengunjung, ya musik ditiadakan sehingga seperti HIK tempo dulu, minuman jahe dan lainnya, jajanan tradisional dan tanpa harus ada musik. Harapannya, meski tiada musik semoga saja tetap laris manis. # Yan 1.

Thanks for reading Angkringan atau Wedangan Di Solo Mulai Resah | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments
Hide comments

0 Comments on Angkringan atau Wedangan Di Solo Mulai Resah

Posting Komentar