Momentum 17 Agustus, Ketum PB PII : Jangan Lupakan Piagam Jakarta

Agustus 18, 2021
Rabu, 18 Agustus 2021

Oleh Rafani Tuahuns

Ketua Umum 2021-2023

Pertama, di momentum Kemerdekaan Republik Indonesia 76 Tahun, semua anak bangsa tidak boleh melupakan akar sejarah. Semua komponen terlibat dalam memperjuangkan kemerdekaan. Tanpa memandang suku, agama, dari pelosok desa hingga ibu kota. Baik, jalur diplomasi maupun pertempuran. Namun tidak boleh dilupakan juga bahwa orang-orang yang terlibat didalamnya juga banyak dari kelompok ulama dan santri. Kita mengingat ulama yang mengeluarkan resolusi jihad untuk mengobarkan semangat perlawanan demi meraih kemerdekaan Indonesia. Sehingga tidak boleh ada narasi yang mengemuka ditengah publik, bahwa kelompok ulama dan santri terpisah dari NKRI. Jika ada, hal tersebut merupakan kekeliruan berpikir dan pemikiran ahistoris.

      Tetap waspada Corona masih ada

2. Catatan emas sejarah kemerdekaan Indonesia tidak boleh ditutup, bahwa ulama merelakan "Tujuh kata" (dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya) piagam jakarta yang dihapus untuk satu kata yaitu Kemerdekaan. Ulama, pejuang islam, yang terlibat dalam BPUPKI merumuskan konstitusi dan dasar negara, di tanggal 22 juni sepakat piagam jakarta akan dibacakan hari kemerdekaan dan menjadi dasar negara. Tanggal 22 juni, 2 bulan menjelang kemerdekaan indonesia. Komposisi BPUPKI dirasa komplek untuk mewakili komponen anak bangsa. Sehingga hasil piagam jakarta sepakat akan menjadi dasar negara. Namun, tanggal 16 Agustus ada usulan, jika Tujuh Kata dalam piagam jakarta jika disahkan akan ada kelompok yang akan memisahkan dari NKRi. Artinya, ketika kelompok umat Islam bersikeras untuk tetap mencantumkan Tujuh Kata piagam jakarta tentu bisa saja. Namun, ego itu tidak akan dilakukan, demi terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kado umat Islam untuk Indonesia, ulama merelakan dihapuskan Tujuh Kata piagam jakarta hanya untuk satu kata yaitu Kemerdekaan. Sukarno pada 17 agustus 1945 mengatakan, bahwa jika negara sudah aman, piagam jakarta akan dibicarakan lagi sebagai dasar negara. Dan ini tidak boleh dilupakan oleh anak bangsa untuk membangun arah bangsa kedepan.

Diah Warih Anjari Pengusaha Asal Solo

Dan ketiga, Tanggal 17 Agustus bukan sekedar peringatan berulang atas peringatan kemerdekaan Indonesia, tapi kemudian melihat sejarah bahwa Tanggal 17 Agustus sebagai simbol perjuangan, pertempuran, persatuan itu dibangun dengan kokoh dan teguh oleh para pejuang kemerdekaan.  Pertempuran dilakukan dengan teguh pada akhirnya meraih kemerdekaan. Maka di momentum 76 Tahun kemerdekaan Republik Indonesia di tengah gelombang krisis pandemi covid-19 yang menyasar semua lini kehidupan umat manusia umumnya, rakyat Indonesia khususnya kita mengambil inspirasi dari pejuang terdahulu, bahwa mereka berjuang dengan teguh dan berjuang dengan kokoh. 

PB PII mengajak elemen anak bangsa tanpa terkecuali untuk bersatu, bergerak berjamaah, membangun simpul kolaborasi yang maha dahsyat. Krisis yang kita hadapi terlalu besar sementara kita bergerak sendiri yang akhirnya mengkerdilkan perjuangan kita melawan krisis satu keharusan yang kita hadapi. Maka jika kita bersatu dan bergerak berjamaah dan membangun simpul kolaborasi yang maha dasyat akan menciptakan generasi pemenang dan menjadi generasi yang mampu menghadapi krisis akibat pandemi covid 19 yang kita hadapi saat ini. #Cher.

MakanKu Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini

                  °°°°°✓ 081325995968 °°°°°°



Thanks for reading Momentum 17 Agustus, Ketum PB PII : Jangan Lupakan Piagam Jakarta | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS