Gerebeg Syawal 1445 H Yang Digelar Keraton Kasunanan Dijaga Ketat Aparat

April 11, 2024
Kamis, 11 April 2024


 Gerebeg Gunungan Syawal 1445 H Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Foto : Yani

GUGAT news.com SOLO

Bisa dipastikan lagi, untuk pengunjung ngalap berkah Gunungan Gerebeg Syawal Iedul Fitri bahkan Besar atau Iedul Adha senantiasa sepi pengunjung sekalipun termasuk hari libur nasional. Namun tidaklah demikian dengan Ritual Sakral Gerebeg Sekatenan yang memperingati hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW, selalu ramai pengunjung dari berbagai daerah di luar Soloraya.

Seperti siang hari itu, Kamis (11/4) sekitar pukul 10.00 WIB bersamaan dengan dikeluarkannya dua Gunungan Gerebeg Syawal 1445 H, Gunungan Jaler atau laki dan istri atau perempuannya dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kori Kamandungan, Kori Brojonolo Lor, masuk ke Sitihinggil Lor langsung ke Sasana Sumewa Pagelaran Keraton hingga sebelah selatan dari Alun alun Lor dan langsung ke arah barat masuk ke Masjid Agung PB III Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Meskipun sepi pengunjung yang tidak sama dengan Gerebeg Sekatenan selalu ramai dipadati pengunjung dari Serambi Masjid Agung, halamannya hingga Alun alun Lor bahkan sampai di Kori Kamandungan. Namun demikian, penjagaan aparat kepolisian cukup ketat sekali. Bukan tanpa alasan, bilamana ratusan aparat di siagakan dari Kori Kamandungan sampai Masjid Agung.

Pasalnya, dimaksudkan untuk menghindari sesuatu yang kurang baik terjadi. Maksudnya, dari mulai ritual sakral selama bulan Syakban (Hijriyah) Ruwah ( Jawa) senantiasa kegiatan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat bersamaan dengan ritual sakral yang dimotori oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari Koes Moertiyah yang akrab disapa Gusti Mung ini sebagai Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. 

Hanya ritual sakral Gerebeg saja yang tidak bersamaan dengan gelaran LDA Gerebeg Iedul Adha, Iedul Fitri dan Gerebeg Sekatenan, LDA tak pernah menggelar. Dari mulai sebulan Syakban menjelang datangnya bulan Ramadhan, yaitu bulan Syakban, Ruwahan, baik Sinuhun Paku Buwono (PB)  XIII dan LDA juga menggelar, Sadranan tilik kubur leluhur. 

"Kami nguri uri budaya leluhur itu biaya urunan dengan keluarga, bukan dari pemerintah. Lain halnya yang disana ada dapat bantuan pemerintah melalui APBD," jelas GKR Wandansari Koes Moertiyah.

LDA, ditegaskan Gusti Mung memiliki kewajiban untuk senantiasa nguri uri budaya leluhur agung Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang jumlahnya dalam setiap tahun itu banyak, dan biaya kami swadaya dengan kerabat yang berkenan.

 "Alhamdulillah...meski kami swadaya dengan saudara dan kerabat Ndalem serta Sentono Ndalem bahkan abdi dalem, Lembaga Dewan Adat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat selalu saja bisa menggelar ritual sakral peninggalan leluhur. Padahal banyak sekali ritual sakral leluhur," terang Gusti Mung.

Dari Gerebeg saja sudah ada 3, bulan Syakban atau Ruwah hingga syawalan, banyak sekali kegiatan ritual. Sadranan, unggah unggahan, Padusan,  malem Selikuran, bagi zakat fitrah, sungkeman dan Gerebeg Poso. Belum malam 1 Suro, Jamasan, caos dahar Ke Gunung Lawu, Timur , Laut Kidul, Selatan dan Merapi arah barat hingga sebelah Utara Alas Krendho Wahono. 

Caos dahar atur sesaji setiap hari Kamis,belum lagi Tingalan Jumeneng an, Ambal Warso Sinuhun dan masih banyak lagi kegiatan ritual sakral dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. "Alhamdulillah...karena Rahmad dan Rudhlo Ilahi Rab, Gusti Kang Murbeng Dumadi Akaryo Jagad, Allah SWT, kami ADA bisa mengadakan wilujengan, syukuran itu semuanya kegiatan ritual sakral keraton." pungkas Gusti Mung, tersenyum. # Nin.


Thanks for reading Gerebeg Syawal 1445 H Yang Digelar Keraton Kasunanan Dijaga Ketat Aparat | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS