----------------------------------------------------
Gugat86.com. Surakarta. Hampir bisa dipastikan lagi, setiap tahunnya saat digelar Wilujengan Nagari Mahesa Lawung yang diawali doa bersama oleh ulama Keraton, Kanjeng Raden Tumenggung ( KRT) Pudjo Setyonodipuro, sekaligus diamini Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta Hadiningrat, Dra Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari Koes Moertiyah MPd serta Sentono ndalem juga abdi dalem di Sitihinggil, tidak ketinggalan sesaji kepala kerbau disertakan.
Selesai didoakan bersama, barulah sesaji kepala kerbau, Ingkung ayam dengan uba rampenya serta jajanan pasar ditandu dibawa ke Alas ( hutan) Krendowahono, di Karanganyar. Setelah didoakan pula disana, sesaji yang bisa dimakan, dibagikan kepada pengunjung, Sentono ndalem juga abdi dalem. Khusus untuk kepala kerbau, di tanam di sekitar area pohon beringin putih.
Dikatakan Gusti Moeng, panggilan akrab Dra GKR Wandansari Koes Moertiyah MPd, dengan menanam kepala kerbau, pihaknya bukan bermaksud menjalankan ritual kemusyrikan, melainkan hanya sekedar memberikan gambaran, simbol untuk membuang sial, sukerta kebodohan. " Kerbau itu lambang kebodohan, plonga plongo, makanya dengan simbol itu kita buang, ditanam segala bentuk kebodohan," jelasnya.
Bukan hanya itu saja, ritual Wilujengan Nagari Mahesa Lawung tahun ini, dimaksudkan untuk berharap akan ridho Allah SWT, supaya suasana ketidakharmonisan keluarga besar Keraton Surakarta Hadiningrat ini segera terselesaikan. Kembali guyup rukun, melestarikan budaya adiluhung peninggalan sejarah Keraton. " Hal ini sesuai dengan amanah Sinuhun Pakoe Boewono (PB) XII, untuk selalu melestarikan sekaligus menjalankan budaya adiluhung peninggalan sejarah Keraton hingga akhir hayat!" Tandas Gusti Moeng, berlalu mendampingi abdi dalem pembawa sesaji kepala kerbau. ( Yan 1 )
Thanks for reading Potongan Kepala Kerbau Untuk Sesaji Mahesa Lawung | Tags: Budaya
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »
