Dialog Kebangsaan #9 FKAM " Membangun Peradaban Kemanusiaan Yang Adil Dan Bertoleransi_

April 13, 2021
Selasa, 13 April 2021


GUGAT news.com.
SUKOHARJO – Forum Komunikasi Aktivis Masjid (FKAM) menggelar Dialog Kebangsaan #9 bertemakan “Membangun Peradaban Kemanusiaan Yang Adil dan Bertoleransi” dengan menghadirkan nara sumber Prof. Dr. Absori, S.H., M.H, Guru Besar Fakultas Hukum UMS, Abdul Aziz Ahmad, S.H, Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Surakarta dan Ahmad Muhamad Mustain Nasoha, S.H., M.H, Ketua Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdhatul Ulama Surakarta sebagai pembicara utama dimoderatori oleh Dr. Mulyanto Abdullah Khoir, S.Pd.I., M.Ag, Sekjen Dewan Syariah Kota Surakarta.

Menjadikan kegiatan dialog ini sangat menarik untuk diikuti oleh semua peserta yang hadir, yang bertempat di Syariah Hotel Solo, Sukoharjo, Senin (12/04/2021) ini dihadiri oleh jajaran pemerintahan diantaranya perwakilan Polda Jawa Tengah, Kemenag, Polresta, Korem, berbagai elemen ormas dan masyarakat, serta perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa se-Solo raya.


Ketua Umum DPP FKAM, Ustadz Umaier Khaz, Lc., M.H menjelaskan, jika dialog kebangsaan digelar merupakan bagian program kerja FKAM dalam dunia dakwah dan kemanusiaan. Selain itu juga untuk menunjukkan bahwa FKAM lekat dengan literasi.

“Kami mengadakan dialog kebangsaan yang ke 9, rutin melakukan dialog-dialog, bedah buku. Dan menerima tantangan serta pemikiran elemen-elemen umat Islam yang lain. ,” kata Umair ditemui disela acara.

Perilaku toleransi dan keadilan sudah mulai hilang, lanjut Umair, oleh karenanya melalui dialog kebangsaan ini, dua hal itu dibahas sebagai bahan pemikiran untuk mencari rumusan penyelesaian


Kita harus bersama memikirkan, merumuskan kebijakan-kebijakan kedepan bersama pemerintah, ulama, umara, dan civitas akademika, tentang apa yang harus dilakukan agar kondisi negara ini lebih baik kedepannya.

Melalui dialog kebangsaan yang dihadiri oleh 100 peserta tokoh dan perwakilan elemen masyarakat seperti ini, diharapkan mampu mengedukasi masyarakat luas mengenai urgensi peradaban yang adil dan bertoleransi, muncul kesamaan pandangan dan pemahaman yang lurus dan benar dari semua pihak, baik pemerintah dan masyarakat terkait masalah keadilan dan toleransi. Pandangan yang lurus akan berdampak pada sikap.


Dari sikap itu kemudian akan muncul dan menjadi peradaban. Oleh karena itu, sebagai salah satu alasan pemilihan tema dialog yang diselenggarakan rutin ini, FKAM mencoba berkontribusi terbaik untuk bangsa ini.

“Kami mendukung penuh pemerintah dalam menciptakan kesejukan dan kerukunan antar umat beragama,” tegas Umair.


Sebagai organisasi yang bergerak dalam misi besar, dakwah dan kemanusiaan, dalam dakwah FKAM ingin ikut berkontribusi dalam literasi – literasi melalui dukungan tokoh, ulama dan umara. Melalui transfer literasi diharapkan bisa meluruskan pemahaman masyarakat secara umum, karena dengan pemahaman yang salah itu sering kali menular, dan menguatkan pemahaman agar tidak menyimpang.

Dalam membangun peradaban kemanusiaan yang adil dan bertoleransi, ada beberapa langkah untuk mendapatkannya, sebagaimana disampaikan Ahmad Muhamad Mustain Nasoha, S.H., M.H.


Ada empat langkah dalam mendapatkannya. Pertama, Imitating the attitude of the Prophet Muhammad yakni dengan Meneladani Sikap Rasulullah. Kedua, senantiasa menjalani nilai-nilai Sila ke-2 Pancasila.

“Selain lebih mementingkan kepentingan orang lain dari kepentingan sendiri dan Altruisme. Juga harus berilmu dan taat hukum,” jelas Gus Musta’in, Ketua Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdhatul Ulama Surakarta, demikian akrab disapa.

Untuk membangun peradaban kemanusiaan yang adil dan bertoleransi yang disampaikan pemateri beikutnya Abdul Aziz Ahmad, S.H., perlu kiranya membudayakan dan mengembangkan perilaku terpuji yang telah diajarkan oleh para ulama dan nenek moyang yang mereka gali dari mutiara ajaran islam ataupun dari budaya bangsa, khususnya Pancasila.


“Ada lima perilaku bangsa yang dibudayakan untuk mewujudkan peradaban yang adil dan bertoleransi. Yaitu, Al wafa’ bil Ahdi, (menepat janji). Tasamuh, bertoleransi, Al-‘adalah, bersikap adil. At Tawassuth (berperilaku pertengahan, seimbang). At-Taawun. saling tolong menolong,” terang Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Surakarta.

Sementara Prof. Dr. Absori, S.H., M.H, Guru Besar Fakultas Hukum UMS pada dialog kebangsaan tersebut menyampaikan, “Meneguhkan Kembali Pancasila Sebagai Basis Ideologi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Yang Berkeadaban”

“Secara fundamental Pancasila merupakan hasil dari upaya obyektifikasi bangsa yang berkeadaban yang perlu dipahami, dijaga dan ditegakkan pengamalannya,” paparnya. #Kla6.


             °°°°°°°✓ 081325995968 °°°°°°°


Thanks for reading Dialog Kebangsaan #9 FKAM " Membangun Peradaban Kemanusiaan Yang Adil Dan Bertoleransi_ | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS