GUGAT news.com. SURAKARTA.
Bank Indonesia mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru dan mendukung perbaikan struktur neraca
transaksi berjalan. Salah satu industri yang berpotensi besar dalam ekonomi syariah adalah industri fesyen Muslim yang masuk dalam sektor ekonomi kreatif.
Saat pandemi Covid-19 menghantam, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor yang terdampak, tak terkecuali industri fesyen muslim Indonesia. Data dari The State of Global Islamic Economy
Report 2020-2021 melaporkan konsumsi fesyen muslim dunia tahun 2019 diperkirakan mencapai 277 miliar dolar Amerika, dan pada tahun 2020 menyusut 2,9 persen menjadi 268 miliar dolar Amerika akibat pandemi Covid-19.
Pelaku ekonomi kreatif didorong untuk optimistis agar bisa segera bangkit mengingat konsumsi fesyen muslim Indonesia sendiri pada tahun 2019 mencapai USD16 miliar, terbesar kelima di dunia setelah Iran, Turki, Saudi Arabia dan Pakistan. Hal ini menunjukkan bahwa peluang pasar muslim global maupun domestik sangat besar dan harus diisi oleh industri fesyen muslim Indonesia.
Bank Indonesia bersama Pemerintah melalui kementerian dan stakeholders terkait terus bersinergi untuk membuat industri pariwisata dan ekonomi kreatif agar bisa bertahan dan bangkit melewati pandemi antara lain melalui berbagai program dengan
mengkampanyekan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Gerakan
Bangga BerWisata di Indonesia (GWBI)
Kantor Perwakilan Bank Indonesia.
(KPw BI) Solo terus berupaya mendorong pelaku industri fesyen Muslim di Soloraya termasuk UMKM agar mampu menghasilkan berbagai inovasi baik di bidang desain maupun arah tren fesyen muslim untuk memajukan industrinya.
KPw BI Solo memfasilitasi desainer dan UMKM yang membutuhkan wadah dan panggung untuk meningkatkan kapasitas serta kemampuan diri, khususnya sebagai wirausaha di bidang fesyen muslim serta mempromosikan dan memperkenalkan potensi produk fesyen muslim dalam negeri
antara lain melalui Muslim Fashion Festival (MUFFEST), Karya Kreatif Idonesia (KKI) dan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) yang merupakan pre-event perjalanan sebelum Indonesia
Shari'a Economic Festival (ISEF).
Setelah menggelar display fisik Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2021; KPw BI Solo, KPw BI DIY dan KPw BI Provinsi Jateng bersinergi dengan Indonesian Fashion Chamber (IFC) dalam ajang Muslim Fashion Festival (MUFFEST) Indonesia 2021 dengan tema "Recovery for Fashion Industry". Sinergi dan kolaborasi.
Kegiatan ini diharapkan dapat membangkitkan semangat positif
dan optimis bagi seluruh pelaku industri fesyen muslim di tengah situasi pandemi. MUFFEST 2021 diselenggarakan secara hybrid dan mengutamakan teknologi digital
untuk memudahkan proses bisnis. Dalam pameran yang akan diselenggarakan pada 31 Maret –
11 April 2021 di Hartono Mall, Yogyakarta.
Koleksi yang ditampilkan mencakup beragam busana muslim, mulai dari busana konvensional, kontemporer, serta syar’i. Gelaran ini juga mendorong para desainer dan rumah mode untuk menggaungkan kampanye "Sustainable Fashion" atau fesyen berkelanjutan.
KPw BI Solo menampilkan 2 (dua) UMKM mitra yang mengusung
semangat ini yakni Batik Adibusana dengan koleksi busana batik berwarna alam mangrove dan UMKM Bule-Bule Clothing yang bercirikan seni patchwork dengan memanfaatkan kain atau limbah perca. Adapun untuk fesyen, Tuty Adib, desainer asal Solo, kembali digandeng untuk berkolaborasi dengan memamerkan hasil desain busana batik warna alam Batik Adibusana.
KPw BI Solo mendukung pelaku usaha lokal dan desainer dalam negeri untuk mempromosikan produknya secara nasional melalui MUFFEST 2021 di Yogyakarta ini. Hadirnya MUFFEST 2021 secara hybrid memadukan daring dan luring dengan tetap menjalankan protokol kesehatan, ini diyakini dapat menumbuhkan optimisme pelaku ekonomi kreatif syariah untuk dapat segera bangkit.
Hal ini juga menunjukkan bahwa industri ekonomi kreatif juga mampu beradaptasi dengan protokol kesehatan dan adaptif dalam transformasi digital, termasuk menggunakan transaksi pembayaran secara non tunai antara lain dengan menggunakan QRIS. Digitalisasi sistem pembayaran menggunakan QRIS ini juga gencar
dikampanyekan dalam setiap program Bank Indonesia.
KPw BI Solo menyakini kreativitas, digitalisasi, dan sinergi merupakan kunci untuk menciptakan nilai tambah dalam memajukan industri fesyen Muslim Indonesia sebagai kekuatan
baru perekonomian nasional di era digital. Selain itu, KPw BI Solo mengajak para desainer selaku pemerkasa dan berperan dalam industri fesyen serta pelaku industri sendiri, market place dan akademisi serta seluruh stakeholder terkait dapat bersama-sama memajukan industri fesyen
muslim nasional. Ke depan,
BI akan selalu berkomitmen untuk terus mengembangkan industri
kreatif agar dapat berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional, serta bersinergi dengan
berbagai kementerian dan lembaga.
Solo, 31 Maret 2021
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA SOLO
Kepala Perwakilan
Nugroho Joko Prastowo
Deputi Direktur. #D3DJ4R.
°°°°°°= 081325995968 °°°°°°°°=
Thanks for reading KPW BI Solo Dorong Industri Kreatif Fashion Muslim Bangkit Dan Optimis Untuk Pemulihan Ekonomi Indonesia | Tags: Budaya Sosial
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »