Batu Gilang Peninggalan Panembahan Senopati

Juni 09, 2024
Minggu, 09 Juni 2024


 Purwanto pemilik Padepokan Merah Putih yang juga pemilik Batu Gilang Dzikir Panembahan Senopati. Foto: Yani

GUGAT news.com SUKOHARJO 

Selain dikenal sebagai pemilik dari Sumur Bertuah yang kabarnya air nya banyak bermanfaat untuk penyembuhan berbagai penyakit juga bisa mengatasi problematika masalah hati yang tengah gundah gulana sekaligus pemilik Batu Gilang Dzikir Panembahan Senopati yang dahulunya biasa dipakai lenggahan, duduk sambil berdoa dari Danang Sutawijaya alias Panembahan Senopati semasa muda.

"Alhamdulillah... selain di rumah saya di Kampung Kaliniti RT 02 RW 04 Siwal, Baki, Sukoharjo ini ada Sumur Bertuah yang airnya banyak mendatangkan berkah peninggalan Kerajaan Kasultanan Pajang, ada peninggalan palenggahan, tempat duduk Batu Gilang Dzikir peninggalan Panembahan Senopati, pendiri Dinasti Mataram Islam."  terang Purwanto membuka percakapan nya dengan GUGAT news di rumahnya.

Dahulunya, lanjut Purwanto, keberadaan Batu Gilang Dzikir Panembahan Senopati ini kurang terawat, hanya ada di halaman rumah. Tak lama kemudian, begitu Purwanto sudah mampu membuat rumah joglo yang dipakai untuk Padepokan Merah Putih sanggar reog Ponorogo juga dipakai untuk merawat batu palenggahan Danang Sutawijaya begitu dewasa bergelar Panembahan Senopati pendiri sekaligus raja pertama Dinasti Mataram Islam.

Keberadaan Kampung Kaliniti tidaklah jauh dari Kerajaan Kasultanan Pajang, sekitar 1.5 km arah ke selatan dari Kerajaan Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir. Masa kecil Danang Sutawijaya hidupnya di Kerajaan Kasultanan Pajang, lantaran diangkat sebagai anak oleh Sultan Hadiwijaya, sehingga biasa bermain di daerah Siwal.

Dari cerita turun temurun kakeknya, masih menurut penuturan Purwanto, adanya Batu Gilang Dzikir peninggalan Panembahan Senopati yang berada di halaman rumahnya itu, biasa dipakai lenggahan atau duduk santai sambil berdzikir oleh Danang Sutawijaya. Kalau disini beliau meninggalkan Batu Gilang Dzikir, sedangkan di Kota Gede Jogjakarta bekas berdirinya Keraton Dinasti Mataram Islam juga mempunyai batu Gilang hitam legam.

Batu Gilang hitam legam yang ada di Kota Gede, kabarnya dahulu justru dipakai untuk membunuh menantunya Ki Ageng Mangir Wonoboyo yang konon kesaktiannya melebihi Panembahan Senopati sehingga tidaklah Ki Ageng Mangir Wonoboyo berkenan tunduk patuh dengan Panembahan Senopati meskipun sebagian raja. Lain halnya dengan Batu Gilang Dzikir peninggalan Danang Sutawijaya, nama kecil Panembahan Senopati.

Batu Gilang Peninggalan Panembahan Senopati yang ada di Kaliniti, Siwal, Baki, Sukoharjo ini justru dipakai beribadah, berdzikir kepada Gusti Kang Murbeng Dumadi Akaryo Jagad, Allah SWT untuk berharap berkah Rahmad dan Rudhlo Ilahi. Sehingga tidaklah mengherankan lagi, jika banyak dikunjungi orang dari berbagai daerah di Soloraya, bahkan Jakarta, Bandung, Surabaya.

"Sumonggo silakan saja, kalau mau berdzikir di atas Batu Gilang Dzikir di rumah padepokan Merah Putih saya. Gratis tanpa dipungut biaya, cukup seikhlasnya saja dan boleh tasyakuran manakala hajatnya terkabulkan. Hanya saja, jangan pernah berlaku musyrik. Hajat terkabulkan bukan karena Batu Gilang Dzikir Panembahan Senopati, melainkan karena Rahmad dan Ridhlo Ilahi," tutup Purwanto mengakhiri bincangnya dengan GUGAT. #Yani.



Thanks for reading Batu Gilang Peninggalan Panembahan Senopati | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS