Blangkon Keraton Eksis Di Jaman Milenia

Oktober 10, 2021
Minggu, 10 Oktober 2021


 Koko penjual topi tradisional Jawa alias Blangkon di depan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Foto : Yani.

GUGAT news.com. SOLO.

Suasana dengan adanya Pelonggaran PPKM, malam itu, Sabtu (9/10/2021) di Bangsal Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat tampak hingar bingar, ramai. Bukan hanya saja puluhan mobil dan pemotor berlalu lalang di depan pintu utama keraton, melainkan juga tidak sedikit mereka para pejalan kaki memenuhi ruangan taman perparkiran Bangsal Kamandungan. Ada yang hanya sekedar ngobrol sambil menikmati wedangan angkringan, Hidangan Istimewa Kampung (HIK), wedang ronde, wedang kacang, asele dan masih banyak kuliner lainnya.

Ada blangkon gaya Solo, Jogjakarta serta Cirebon juga doreng. Foto : Yani.

Ada yang menarik malam itu, halaman parkir Kamandungan yang kebanyakan pedagang kuliner, namun tidak dengan Koko (57) warga Jamsaren, Serengan, Surakarta yang tak jauh dari keraton, bukannya menggelar dagangan kuliner melainkan menjual topi tradisional Jawa alias Blangkon. "Saya jualan Blangkon di depan keraton ini sudah 3 tahun, jauh sebelum Pandemi Covid-19. Alhamdulillah...saat itu laris manis. Begitu datang wabah virus Corona dengan kondisi Pandemi Covid-19 serta aturan PPKM, ambyar suasananya. Selama PPKM saya tak bisa berjualan," terang Koko lirih.

Pembeli yang ditemani istrinya ini mengaku beli Blangkon untuk dikirim ke Banten. Foto : Yani.

Bukan tanpa alasan, bilamana Koko mengaku tidak bisa berjualan. Pasalnya PPKM yang diawali dari 3 Juli hingga 20 Juli dan terus saja diperpanjang dengan berbagai judul, artinya dari PPKM sampai akhirnya muncul istilah Level 1.2.3 dan 4 imbasnya ke berbagai sektor.  Selain setiap sore hari dari jam 16.30-23.00 WIB mangkal di Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, setiap harinya Koko senantiasa menjajakan dagangannya Blangkon secara berkeliling dari pasar pasar tradisional berdasarkan pasaran hari perhitungan kalender Jawa. Pon, Wage, Kliwon, Pahing dan Legi.

Koko optimis jika dagangan Blangkon nya tetap eksis, laku meski di jaman milenia. Foto : Yani.

 "Saya muter di Soloraya, sesuai dengan pasaran pasar setempat. Bisa di Pasar Gawok, Gatak, Sukoharjo. Juga Kartasura, Pengging Boyolali, Bekonang juga Sukoharjo, Delanggu dan Klaten. Kalau Wonogiri, Sragen dan Karanganyar, saya berdagang blangkon kalau di daerah tersebut kebetulan ada event acara tertentu. Alhamdulillah...selain turut andil nguri nguri, melestarikan budaya Jawa dengan jualan Blangkon juga untuk mengais rejeki. Saat PPKM, saya nganggur total, tidak bisa berjualan di berbagai tempat. Begitu ada Pelonggaran ini, saya kembali mengais rejeki. Hasilnya, lumayan. Laku meskipun belum laris,"terang Koko panjang lebar.

Meskipun dagangannya tergolong langka dan tradisional, ditambahkan Koko, Blangkon tetap eksis di jaman milenia ini. Bahkan tidak sedikit pembelinya dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa i yang pasti bapak bapak. Utamanya, mereka para abdi dalem, sentana ndalem hingga kerabat keraton baik Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat juga Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Bahkan pernah dipesan hingga puluhan orang purnawirawan TNI. Sehingga blangkon yang dijualnya atau dipesan bukan hanya bermotif batik saja, melainkan ada doreng militer. " Kami juga menjual blangkon gaya Solo, Jogjakarta serta Cirebonan. Semoga usai Pandemi Covid-19 nanti nya, usaha blangkon kembali marak!" harapan Koko.

Makanku Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini Solusi Di Saat Pandemi Covid-19.

 Masalah harga, masih menurut penuturan Koko, bervariatif. Tinggal seberapa panjang menghabiskan kain batiknya. Untuk ukuran anak anak bisa Rp 2O ribu. Remaja dan dewasa selisih tidak begitu banyak Rp 40-50 ribu. Sedangkan orang tua, bisa mencapai Rp 80-90 ribu. Kalaupun pembelian dengan jumlah banyak, pastinya harga bisa berkurang. " Blangkon gaya Solo dan Cirebon, tidak begitu tampak perbedaannya. Lain kalau gaya Jogjakarta, di belakang bagian kepala ada semacam jendolannya. Solo juga Cirebon, di belakang tak ada jendolannya, hanya lurus saja." pungkas Koko. # Achmad Yani.       


                °°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°



Thanks for reading Blangkon Keraton Eksis Di Jaman Milenia | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS