Tembok Beteng Baluwarti Keraton Kartasura Kini Tampak Sunyi Usai Digempuri

Setelah Digempuri Tembok Beteng Baluwarti Keraton Kartasura Hadiningrat lahan tanah di sebelahnya di gali. Foto : Taufik.

GUGAT news.com. SUKOHARJO.

Meski sudah beberapa kali GUGAT news melihat langsung situasi dan suasana pasca pembuldoseran Tembok Beteng Baluwarti Keraton Kartasura Hadiningrat beberapa hari lalu, namun tidak ada salahnya kembali GUGAT news menyempatkan singgah sejenak untuk sekalian memastikan raibnya barang bukti ekskavator yang saat itu dipergunakan untuk meruntuhkan Tembok Beteng Baluwarti Keraton Kartasura Hadiningrat.

Tampak sebagian Tembok Beteng Baluwarti Keraton Kartasura Hadiningrat yang masih utuh. Foto : Taufik.

Selasa (24/05/22), sekitar pukul 16.30 wib Sepintas kalau kita mengelilingi

Keraton Kartasura Hadiningrat, seakan dibuatnya miris, sedih, lantaran tidak bisa melihat lagi Tembok Beteng Baluwarti atau bahkan Tembok Beteng Cempuri Keraton Kartasura Hadiningrat secara utuh. Pasalnya, keraton yang usianya sudah lebih dari 300 tahun itu, bulan Maret kemarin menjadi sorotan media karena digempur oleh warga yang merasa memiliki..

Hanya saja, barangkali ada yang menarik saat masuk ke dalam dari Tembok Beteng Cempuri ke arah barat, diujung Tembok Beteng Baluwarti Keraton Kartasura Hadiningrat kebarat itu terus berlanjut ke utara atau

tepatnya di sebelah selatan Makam Gedong obat Kartasura yang masuk wilayah kampung Krapyak RT 02/10 Kartasura, Kartsura, Sukoharjo akan terlihat situasi yang memprihatinkan.

Akses jalan masuk dari Makam Gedong Obat mesiu Keraton Kartasura Hadiningrat ini siapa yang jebol...?

Sunyi, sepi dan mangkrak usai pembuldoseran, digempurinya Tembok Beteng Baluwarti Keraton Kartasura Hadiningrat. Sebenarnya sepanjang tidak kurang dari 5-6 meter, benteng Keraton Kartasura yang ada di kampung itu, hampir kesemuanya merupakan bekas gempuran batu bata kuno yang kini memang sudah dibersihkan tinggal yang hanya bisa kita lihat bekas lubangan.

Sedangkan Tembok Beteng Baluwarti yang sudah digempur, dan saat itu

rencananya untuk akses keluar masuk untuk angkutan material, kini sudah ditutup dengan lembaran seng. Sehingga tidak ada kegiatan sama sekali dilokasi. Pastinya setelah diketahui tembok itu menjadi cagar budaya dan ada larangan perusakan terhadap situs warisan budaya leluhur.

Namun disisi lain, banyak yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dari insiden kondisi dan situasi tembok Beteng Baluwarti Keraton Kartasura Hadiningrat ini. Dinding tembok Keraton sepanjang kampung itu memang terputus karena ada beberapa rumah warga yang muncul pas bergandengan dengan pagar Beteng Baluwarti maupun Cempuri keraton.

Hanya saja, dindingnya telah hilang dan ada pula rumah warga yang masih berpagar dengan Tembok Beteng Baluwarti atau Cempuri Keraton Kartasura Hadiningrat. Tentunya semua ada riwayatnya tersendiri bagaimana bisa berdirinya rumah yang berpagar tembok keraton. Pastinya seharusnya tidaklah demikian meski saat ini mulai tampak raibnya tembok bersejarah luhur tersebut.

Pastinya banyak yang bisa diamati dan dipelajari, mengapa semua bisa terjadi bahkan terulang kembali adanya penggempuran Tembok Beteng Baluwarti jika ga Cempuri keraton Kartasura Hadiningrat.

Tanpa sengaja GUGAT news sempat bercanda dengan salah satu warga yang saat itu berada di lokasi. Sudjono (45)

mengatakan, penggempuran ini dilakukan karena menganggap batas tanah ditengah tembok yang lebarnya 2 meter, sehingga berani menggempur separonya, Tetapi Sudjono memang tidak berani banyak bercerita karena adanya simpang siur pendapat. Mengapa bisa terjadi penggempuran.

Tetapi dari kejadian ini bisa dinilai banyaknya yang bisa menjadi pelajaran, khususnya bagi lembaga terkait, seperti Pelestarian Cagar Budaya, Pemkab Sukoharjo, Tim ahli cagar budaya, Juru Pelihara, Kalurahan dan Masyarakat seperti warga, Ketua RT bahkan Ketua RW.

Tentunya Komunikasi dan terkait aturan harus sudah ada dan jelas serta sudah diterima, sehingga tidak ada informasi yang tidak tahu sama sekali. Termasuk membuat siapa yang membeli lokasi di areal keraton kebablasan tanpa tahu arti situs budaya atau cagar budaya sama sekali. Tetapi lain kalau katakan oknum nekat menggempur setelah tahu arti dan larangan merusak cagar budaya karena ini sudah masuk pelanggaran berat. #Naskah dan foto : Taufik ( Yan 1).