Mahasiswa Arsitek Undip Kagumi Bangunan Masjid Laweyan

Juli 24, 2022
Minggu, 24 Juli 2022


 Mahasiswa Arsitek Undip di Pendhapa Masjid Laweyan Solo

GUGAT news.com  SOLO 

Belum lama ini, masjid tertua di Kota Solo, Masjid Laweyan yang ada di Kampoeng Batik Laweyan Solo, menerima kunjungan wisata dari mahasiswa Arsitek Universitas Diponegoro Semarang guna melihat wujud arsitektur bangunan yang berusia hampir 500 tahun itu, 1546 sepantaran dengan berdirinya Keraton Kasultanan Pajang.

Mereka tampak antusias mendengarkan penuturan pemandu Sigit dan Syifa 

Dipandu oleh Syifa dan Sigit dari Paguyuban Kampoeng Batik Laweyan, puluhan mahasiswa mahasiswi Arsitek Undip Semarang itu tampak kagum dengan wujud yang masih utuh dari bangunan bersejarah Masjid Laweyan. Sayangnya, mereka datang belum saatnya waktu Shalat lohor tiba sehiy tidak bisa masuk ke ruangan utama. Hanya ada di Pendhapa atau serambi Masjid Laweyan saja.

Pintu utama masuk ke masjid Laweyan 

Adalah Masjid Laweyan yang ratusan tahun silam itu bernama Masjid Ki Ageng Henis, pasalnya memang merupakan peninggalan sejarah leluhur dari Ki Ageng Henis, ulama besar Keraton Kasultanan Pajang yang saat itu bertahta Sultan Hadiwijaya yang dikenal sebagai Mas Karebet atau Jaka Tingkir. Masjid Ki Ageng Henis merupakan hibah pemberian dari Ki Ageng Beluk, Bedinde Agama Hindu yang masuk Islam setelah pertemuan nya dengan Ki Ageng Henis.


Pintu masuk ke Makam Ki Ageng Henis 

Dipaparkan Syifa, sayangnya wujud ornamen yang semula merupakan Padepokan Hindu milik Ki Ageng Beluk,sepertinya sudah tidak ada begitu dihibahkan kepada sahabat sekaligus guru ngajinya, Ki Ageng Henis sepertinya ada semacam perubahan, renovasi revitalisasi serta perbaikan. Artinya, dimungkinkan pada saat itu, ratusan tahun lalu oleh Ki Ageng Henis wujud padepokan dirubah menjadi bangunan layaknya masjid.

Sehingga, ditambahkan Sigit, tidak ada sedikitpun peninggalan bangunan yang melukiskan laiknya bekas peninggalan Pure atau padepokan Hindu yang kesemuanya telah berubah menjadi arsitekur bangunan masjid kuno. Khas bangunan Jawa. "Hampir semua bangunan masih utuh dan asli, termasuk tiang kayu jati sebagai Soko guru baik yang berada di ruang utama ataupun Pendhapa. Hanya saja lantainya yang semula semen kini diganti keramik," jelasnya.

Ditambahkan Sigit, justru arsitekur bangunan yang sedikit bercorak bangunan kuno Jawa Hindu, ada di sekitar area pemakaman Ki Ageng Henis yang berdampingan dengan keberadaan Masjid Laweyan. Beberapa bangunan gapura pintu masuk ke Makam Ki Ageng Henis, kesemuanya menggambarkan laiknya bangunan pintu masuk ke sebuah Pure atau padepokan.

 "Setidaknya ada sekitar 5 bangunan Gapura pintu masuk menuju makam Ki Ageng Henis, ulam besar Keraton Kasultanan Pajang sekaligus cikal bakal berdirinya Keraton Dinasti Mataram Islam," pungkas Sigit, sambil mengajak keluar Pendhapa Masjid untuk menuju ke makam Ki Ageng Henis, sebelah barat masjid Laweyan. #V1K / Yan 1 



Thanks for reading Mahasiswa Arsitek Undip Kagumi Bangunan Masjid Laweyan | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS